15

328 26 8
                                    

Melihat keduanya bergantian, Suryeon dapat merasa jika Dantae tidak nyaman dengan kedatangan seseorang yang di sebut sebagai ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melihat keduanya bergantian, Suryeon dapat merasa jika Dantae tidak nyaman dengan kedatangan seseorang yang di sebut sebagai ayahnya. Entahlah, Suryeon berpikir hubungan keduanya ada masalah dan itulah sebabnya Dantae berbohong padanya mengenai ayahnya yang sudah tiada.

"Masih hidup ternyata, ku pikir sudah mati?."

Spontan Suryeon pun terkejut, melepaskan genggaman tangan Dantae lalu mengambil tas selempangnya, "Sa-saya permisi." Titahnya pada ayah Dantae sambil membungkukkan badannya.

"Dia, wanita yang kau perjuangkan selama ini?." Ucapnya sambil tertawa, membuat Suryeon yang tadinya akan membuka pintu tidak jadi karena merasa tersinggung.

"Dia tidak lebih buruk dari Eunji ternyata, sama-sama wanita murahan yang hanya akan mengejar hartamu saja!." Lanjutnya membuat Suryeon menahan air matanya, lalu dengan cepat Suryeon segera keluar dari ruangan Dantae.

Suryeon berjalan dengan cepat, hingga tidak sengaja dia menabrak seseorang yang membuat beberapa lembar yang di pegangnya beterbangan. Tidak mempedulikannya, Suryeon membungkukkan badannya sebagai permintaan maafnya lalu kembali melanjutkan perjalanannya.

"Yak!." Teriaknya kesal, sehingga dengan terpaksa perempuan itu mengambil lembaran itu sendirian tentu saja dengan rasa dendam tersendiri pada Suryeon.

Suryeon kini sudah berada di tepi jalan, menunggu sebuah taksi yang lewat. Salah memang, mencintai laki-laki yang penuh banyak masalah di kehidupannya.

Mencoba mencerna lagi perkataan ayah Dantae, Suryeon berpikir jika hubungannya dengan Dantae tidak akan pernah mendapatkan lampu hijau dari keluarga Dantae. Mengingat bagaimana tadi, ayah Dantae berharap kematian atas dirinya.

Suryeon menggeleng, lalu memukul kepalanya pelan, membuang jauh-jauh keinginannya untuk menjadi satu-satunya wanita di kehidupan Dantae.

Mengusap air matanya, lalu menarik nafasnya dalam. Menatap perusahaan menjulang itu, tidak menyangka jika seorang Joo Dantae memiliki seorang ayah yang mengontrol kehidupannya.

Ponselnya berdering, di waktu yang sama sebuah taksi pun mendekat ke arahnya. Tidak mau ambil pusing, Suryeon pun segera masuk, bergegas ke sekolahan Suhye karena dirinya di panggil oleh kepala sekolah untuk segera datang menjemput Suhye yang bertengkar.

Di kantor, ayah Dantae melemparkan sebuah dokumen kepada Dantae dengan kasar, "Tanda tangani surat itu, dan setelahnya kau bisa melakukan apa yang kau suka tanpa harus melibatkan ayah!."

Dantae membaca berkas itu tidak percaya, perusahaannya akan di ambil alih oleh adiknya. Tentu saja Dantae tidak terima, menyobek kertas itu lalu membuangnya ke wajah sang ayah.

"Tidak akan! Ini perusahaan milik ibuku, tidak ada yang berhak mengambilnya apalagi untuk anak selingkuhan ayah!." Tolaknya mentah-mentah, membuatnya mendapat tatapan dari ayahnya.

BUGH.

Satu pukulan mendarat di perut Dantae, "Anak tidak tahu diri, sudah di beri kesempatan masih keras kepala!." Teriaknya menarik krah baju Dantae.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang