Tidak bisa di pungkiri, Dantae memang tidak suka melihat Suryeon berdekatan dengan Junki, tapi demi menjaga harga dirinya yang tidak mau terlihat cemburu di depan Junki, Dantae hanya mendekati mereka lalu menarik pinggang Suryeon posesif.
"Kau darimana sayang? Aku mencarimu." Tanyanya tersenyum.
Suryeon terkejut, tidak biasanya Dantae bisa setenang ini.
"Hanya mencari udara segar." Jawabnya sambil menatap Dantae yang tidak berhenti tersenyum padanya, aneh. Pikirnya.
"Kenapa kau masih di sini!."
Junki menelan air liurnya, lalu mengalihkan pandangannya ke Suryeon sebentar sebelum dirinya pergi meninggalkan mereka.
Suryeon menghela nafasnya, sedikit lega tidak ada perdebatan yang terjadi antara mereka.
"Rapatnya sudah selesai?." Tanyanya.
Dantae hanya mengangguk, lalu membuat tubuh Suryeon berhadapan dengannya.
"Kau tahu kan apa yang aku katakan padamu sebelum aku rapat tadi?." Tanya Dantae sambil tangannya merapikan helaian rambut Suryeon.
"Tahu."
"Kenapa tidak kau dengarkan?."
"Aku dengar, buktinya aku tahu apa yang kau katakan padaku tadi."
"Apa coba?."
"Aku mau rapat, terserahmu mau melakukan apa di sini. Tapi setidaknya jangan berbicara atau bertemu dengannya." Jelasnya mengikuti nada bicara Dantae.
"Itu tahu, tapi apa yang baru saja terjadi ha? Kau bertemu dan berbicara padanya bahkan kau juga memegang tangannya, begitu Shim Suryeon!."
Suryeon tersenyum, menepuk pelan pipi Dantae gemas.
"Menggemaskan sekali bapak Joo Dantae ini saat cemburu."
Dantae menatap Suryeon lekat, lalu membuang nafasnya berat. Yang tadinya mau marah tapi tidak jadi, heran kenapa juga rayuan Suryeon selalu mempan untuknya.
"Mau memarahi ku?."
Dantae menggeleng, "Siapa? Aku? Mana berani, sini peluk."
Suryeon pun dengan senang hati menghamburkan diri dalam dekapan Dantae, "Siapa yang mengajak bicara pertama kali?."
"Junki."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
RomanceBerubah lah menjadi lebih baik jika itu membuatmu menjadi laki-laki yang bertanggung jawab untuk wanitamu.! Lee Jiah, Uhm Kijoon.