Bab 8. Am I Wrong

1.9K 247 59
                                    

"Ada apa? Kau tampak tidak konsentrasi hari ini, Elle?" Kelly menanyakan keadaan Elle khawatir. Ia datang ke ruangan Elle sambil membawakan coklat panas untuk wanita itu.

Sejak kedatangannya di restoran, Elle terlihat tidak fokus dengan pekerjaannya dan gugup. Wanita itu tidak terlihat nyaman. Dan itu terlihat mengkhawatirkan di mata Kelly.

"Katakan,,,apa yang terjadi? Apa kau bertengkar dengan Oliver?"

"Tidak. Hubungan kami baik-baik saja"

Kelly menghela napasnya lega mendengar jawaban Elle yang tenang sambil meminum coklat panas buatannya.

"Syukurlah kalau begitu, Elle. Aku senang mendengarnya. Omong-omong, apa kau akan menemui Oliver hari ini?"

"Sepertinya tidak. Kami baru saja bertemu" Elle menghela napasnya. "Sepertinya, untuk sementara waktu aku tidak akan menemui Oliver."

"Ada apa? Aku ragu jika hubungan kalian baik-baik saja"

"Tidak. Hubungan kami baik-baik saja, Kelly. Aku hanya berpikir tidak baik untukku jika terus-terusan bertemu dengan Evan. Aku merasa bersalah jika harus berada di dalam satu ruangan bersama mereka"

"Untuk apa kau merasa bersalah jika kau tidak melakukan kesalahan, Elle? Kecuali jika kau berciuman dengan Evan...." Kelly terkekeh menggoda. "Atau mungkin lebih dari itu..."

"Aku tidak segila itu, Kelly"

Elle memutar tubuhnya dan menatap jendela. Ia mencengkeram cangkir berisikan coklat panas buatan Kelly dengan erat. Elle tidak berani menatap mata kelly. Ia takut sampai Kelly tahu jika dirinya sedang berbohong saat ini. Elle hanya belum siap untuk menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Evan beberapa hari yang lalu kepada Kelly.

Ia sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kelly jika ia tahu Elle dan Evan baru saja melakukan seks penuh gairah malam itu.

Oh! Memikirkannya saja membuat Elle merasa panas dingin.

"Kalian bertemu lagi hari ini?"

"Siapa?" tanya Elle sambil memutar kursinya.

"Siapa lagi, tentu saja mantan tunanganmu itu!"

"Ya. Kami bertemu"

"Lalu?"

"Lalu apa?"

"Apa kau sudah terbiasa bertemu dengannya?"

"Tentu saja aku harus terbiasa. Lagipula...aku dan Oliver akan segera menikah"

Elle menatap cincin pertunangannya dengan Oliver. Cincin itu melingkar sempurna di tangan kiri Elle. Wanita itu memainkannya, memutarnya dengan lembut. Tanpa sadar, kegiatan itu diperhatikan oleh Kelly dengan serius.

Cincin berlian yang terlihat sangat memukau dan indah. Kelly bisa melihat, betapa beruntungnya Elle mendapatkan cincin itu dan juga Oliver dalam waktu bersamaan. Ia pernah bermimpi seseorang akan melamar dirinya dengan cara menakjubkan seperti yang didapatkan Elle, sahabatnya.

Malam harinya, Elle pulang sedikit lebih cepat dari biasanya. Sebelum ia masuk ke apartemennya, Elle lebih dulu masuk ke ruangan Peter. Dan ia memohon dengan sangat pada Peter untuk menunjukan rekaman cctv yang ada di lorongnya. Beruntung, tidak sulit untuk membujuk Peter untuk menunjukan hasil cctv malam itu. Malam dimana Elle mabuk dan pingsan begitu saja.

Benar saja, setelah Elle mengecek cctv di depan apartemennya. Evanlah yang membantunya untuk kembali ke kamarnya. Ciuman yang Elle rasakan waktu itu juga bukan sebuah mimpi belaka. Pria bajingan itulah yang menciumnya tanpa ijin darinya.

"Brengsek..." gumam Elle.

"Benar-benar pengalaman yang romantis" gumam Peter.

Elle mengerjap dengan wajah merona. Peter jadi tahu apa yang terjadi dengan Elle malam itu.

TELL ME SOMETHING I DON'T KNOW (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang