Bab 28. Elle's Tough Choice...

598 100 16
                                    


Elle berbaring di ranjangnya. Mengusap lembut selimut tebal yang selalu menghangatkan tubuhnya. Ia sudah beberapa kali menghela napas beratnya berkali-kali. Entah angin apa yang membuatnya kembali ke masa lalu. Dimana dirinya dan Evan masih bersama, menghabiskan malam bersama, dan melakukan hal gila yang mungkin jarang orang lain lakukan. Ini membuat Elle frustasi, sungguh.

Hari ini Juan baru saja melamarnya. Pria itu meminang Elle tanpa ada musik romantis diantara mereka. Mereka bahkan hanya duduk bersama di atas balkon sambil menikmati roti sisa kemarin. Hal ini tidak pernah Elle dapatkan dari pria manapun. Bagaimana pun juga, Elle selalu mendapatkan perlakuan istimewa dari seseorang yang selalu mengajaknya makan malam. Apalagi ini adalah sebuah lamaran tak terduga. Tentu saja, ini pengalaman pertama untuk Elle mendapatkan kejutan semacam ini.

Lamaran Juan memang tidak romantis dan istimewa. Namun penawaran pria itu tepat pada waktunya dan menjanjikan bagi Elle. Elle pernah terkesima dengan pria itu. Namun tidak sampai jatuh cinta pada Juan.

Bagaimana tidak terlihat menjanjikan. Juan datang disaat yang tepat. Pria itu bahkan mengajak Elle mengembangkan usaha yang digelutinya. Bukan hanya sebuah pernikahan namun masa depan yang Elle idam-idamkan. Bagaimana Elle tidak tergiur. Tapi...entah setan apa yang merasuki Elle sampai-sampai lamaran sesempurna itu terkalahkan oleh bayangan-bayangan Evan yang masih membekas di ingatannya. Bukannya memikirkan lamaran Juan sekembalinya kerumah. Elle justru memikirkan Evan. Memikirkan betapa kotor dan gilanya fantasi seks yang selalu Elle dan Evan lakukan. Dan hal ini membuat Elle tidak bisa berpikir jernih.

"Bagaimana jika aku tinggal di Italia, Mia?" gumam Elle lirih. Ia melirik Mia yang baru saja menidurkan anak-anaknya.

Melihat wanita gempal yang sedang merapikan pakaian Elle membuat Elle bangun dari tempat tidurnya.

"Apa yang kau lakukan. Berhenti melakukan pekerjaan rumah, Mia" Elle merebut pakaian yang sedang Mia rapikan. "Aku tidak menyuruhmu melakukan hal ini. Apalagi di jam tidurmu. Kemarilah, dan berbicang denganku..."

Elle mengajak Mia berbaring di kasur empuknya.

"Sudah kubilang berkali-kali bersikaplah santai jika sedang dirumahku, Mia"

"Baiklah-baiklah. Aku hanya sedang pencitraan di depanmu, gurl!"

"Sial"

Menempatkan pada posisi yang paling nyaman, Mia menatap Elle serius. "Jadi apa kau berencana menerima lamaran ria bernama Juan dan berniat tinggal di Itali selamanya?"

"Aku tidak tahu. Aku belum mendapatkan jawabannya dari dalam diriku. Maka dari itu, aku bertanya padamu. Apa yang akan kau lakukan jika kau adalah aku?"

Mia memutar matanya setengah berpikir.

"Aku akan menerima lamaran pria bernama Juan! Tinggal di Itali dan menikmati hidupku selebihnya" jawab Mia yakin.

"Kenapa kau seyakin itu?"

"Bukankah kau bertanya padaku bagaimana jika aku menjadi dirimu, Elle? Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas jika hal ini terjadi padaku. Bisa jadi ini adalah akhir dari segalanya. Aku bisa menjalani hariku dengan tenang tanpa memikirkan pria yang bahkan sudah menyakitimu berkali-kali" Mia menghela napasnya lalu menatap Elle. "Ayolah, Elle! Pria seperti apa lagi yang kau cari. Juan seorang koki sama sepertimu. Dia bisa menjadi pasangan, teman, partner di dapur, bahkan ia bisa menjadi gurumu dalam waktu bersamaan. Kau mendapatkan segalanya jika bersama Juan. Karir, asmara dan kepastian yang pasti! Bisa jadi, dengan menikah dengannya kau akan melupakan Evan dalam waktu semalam. Percayalah, kau tidak akan rugi jika menerima lamaran pria itu"

"Aku sudah melupakan Evan, Mia" bohong Elle lirih.

"Apa aku baru mengenalmu kemarin?" Cibir Mia. "Kau bisa saja mengatakan jika kau sudah melupakannya. Lantas, jika kau sudah melupakannya kenapa kau masih ada disini bukannya bersama pria yang sedang mendekatimu?"

TELL ME SOMETHING I DON'T KNOW (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang