Jangan lupa tekan ⭐ ya!
.
.
."Bisakah kau lebih cepat membunuh bocah sialan itu?!" geram Kim Jongin.
Salah satu ketua pembunuh bayaran di Korea Selatan. Jeon Jungkook, yang menjadi lawan bicara pun menghela napasnya.
"Berikan aku waktu sebentar lagi." ujar Jungkook kemudian menghisap rokoknya.
Jungkook menatap langit-langit berwarna biru cerah, membayangkan wajah ketua mafia tampan yang harus dibunuhnya. Jungkook adalah seorang pembunuh bayaran profesional dengan bayaran tertinggi di Korea Selatan.
"Aku pergi dulu. Tuanku sudah memanggilku." Jungkook menggoyangkan ponselnya dengan nama Taehyung di sana.
Jongin pun mendengus, dia membiarkan apapun yang Jungkook lakukan. Karena memang Jungkook selalu bisa diandalkan, dan karena Jungkook lah ia bisa menerima banyak uang.
Jungkook membuang putung rokoknya sembarang kemudian masuk ke dalam mobil lamborghini merahnya. Senyuman miring tersungging di bibir tipisnya, membayangkan bagaimana wajah Taehyung yang selalu menatapnya penuh nafsu.
Cinta, Jungkook tidak percaya dengan hal itu. Oleh karena itu dia dengan suka rela menyerahkan tubuhnya hanya untuk melancarkan aksinya saja. Toh nantinya juga dia tidak akan menyesal karena ia tidak percaya akan cinta. Jadi dia bisa melakukan apapun tanpa terbebani karena apa yang namanya cinta. Seperti kebanyakan orang.
Menyeringai kala melihat pria tampan menggunakan setelan serba hitam sedang menyender di sebuah mobil mewah. Kim Taehyung lah orangnya. Ia segera turun dan menyunggingkan senyum terbaiknya.
"Lama sekali." ujar Taehyung membalas pelukan Jungkook.
"Aku hampir saja melenyapkan nyawa seseorang karenamu asal kau tahu!" dengus Jungkook.
Taehyung terkekeh, memberi kecupan singkat di bibir Jungkook. Merengkuh pinggang Jungkook lalu membawa nya masuk ke dalam sebuah hotel berbintang 10.
Mereka berdua masuk ke dalam salah satu kamar hotel yang sudah di pesan Taehyung. Mempersilahkan Jungkook masuk terlebih dahulu.
"Woah~ kau menghabiskan banyak uang hanya untuk bercinta denganku Tuan?!" shock Jungkook takjub akan bagaimana mewahnya kamar hotel tersebut.
Taehyung mengendikkan bahunya acuh, melepas coat hitamnya lalu melepas jas hitamnya.
"Ingin mandi bersama?" tawar Taehyung mendapat gelengan kecil dari Jungkook.
Taehyung tak ambil pusing, ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket dan bau darah. Yah, Taehyung baru saja menghabisi banyak nyawa karena mereka mengganggu bisnisnya.
Di luar kamar mandi, Jungkook sedang mengeluarkan sebuah botol kaca kecil yang berisikan racun. Membuka kancing kemejanya hingga setengah, menampilkan sebatas dadanya.
Ia menuangkan racun tersebut di telapak tangan nya. Lalu diusapkan nya ke area dadanya, yang pasti akan di makan Taehyung dengan lahap.
Setelah selesai pun ia kembali merapikan bajunya. Melemparkan dengan santai botol kosong tersebut ke lantai bawah melalui balkon.
"Segeralah mati. Agar aku dengan mudah menerima uangku." Jungkook menatap datar pintu kamar mandi.
Jungkook menunggu Taehyung dengan bermain ponselnya. Melihat gambar seseorang, matanya menatap sendu layar ponselnya. Tersenyum pahit sekilas sebelum menghela napasnya berat sekali. Tak lama pun Taehyung keluar dari kamar mandi hanya menggunakan selembar handuk.
Air menetes dari rambutnya menuruni hingga perut kotak-kotaknya. Jungkook berdecak tidak suka, melempar handuk kecil ke wajah Taehyung.
"Setidaknya keringkan dulu badanmu Tuan." dengus Jungkook dengan kasar.
Taehyung mengendikkan tubuhnya acuh. Jalang kecilnya berjalan menghampirinya, menarik handuk yang melingkar di pinggang Taehyung. Menampakkan penis besar dan panjang yang menggantung dengan bebas.
Baru saja tangan Jungkook hendak menggapai penis tuan nya, Taehyung menepisnya dengan kasar.
"Mandilah." ujar Taehyung kembali memakai handuknya.
Jungkook merotasi bola matanya malas. Memeluk Taehyung dari belakang, mengecupi punggung telanjang Taehyung dengan pelan.
"Aku sudah mandi Tuan. Ayolah~ lubangku sudah merindukan pedangnya." ujar Jungkook dengan penuh permohonan.
"Kau berani menentangku?!" secepat kilat sebilah pisau berada di leher Jungkook.
Jungkook membulatkan matanya, wajahnya berubah menjadi pucat pasih. Bahkan dia harus menahan napas agar pisau itu tidak menggores leher nya karena gerakan napasnya.
"Sekali lagi kau tidak menurut, aku akan benar-benar membunuhmu. Jangan lupa jika kau hanya sampah." Taehyung mendorong kepala Jungkook dengan kasar hingga tersimpuh di lantai.
Jungkook menatap datar Taehyung yang sedang membelakanginya. Memutuskan untuk segera ke kamar mandi, di dalam kamar mandi dia berdecak tidak suka karena rencananya untuk membunuh Taehyung gagal.
Ia pun memutuskan untuk mandi sesuai perintah Taehyung. Menggerutu tidak jelas sembari menggosok badan nya dengan sabun.
"Dasar mafia mesum!" maki Jungkook dengan kesal.
Sesudah mandi ia keluar dan melihat Taehyung sedang menghisap rokoknya di balkon. Ia pun menghampiri Taehyung, mengambil rokok di mulut Taehyung. Menghisapnya dengan khikmad tidak memperdulikan Taehyung yang mulai menciumi leher nya dari belakang.
"Kenapa kau sangat sexy hm?" tanya Taehyung dengan memasukkan sebelah tangan nya ke dalam celana Jungkook.
"Untuk mendapatkan uangmu tentu saja Tuan." jawab Jungkook asal.
Menunggingkan pantatnya untuk mempermudah Taehyung menodai pantatnya.
Dan mereka pun bercinta di atas balkon sembari berdiri.
.
.
.
"Aku lelah Tuan. Berhenti." keluh Jungkook saat ia merasakan sesuatu bergerak di dalam lubangnya.
Ia sangat kelelahan karena bercinta dengan Taehyung hampir 5 jam. Dan di saat dia tertidur, dia harus dibangunkan dengan pergerakan di dalam lubangnya yang pasti sudah memerah dan becek.
"Jangan membantahku." geram Taehyung sembari mengendus leher Jungkook.
Jungkook meremat sprei kasur dengan erat karena kesal. Mendongakkan kepalanya memberi akses Taehyung, sudah banyak sekali bercak-bercak merah di tubuhnya. Bahkan Taehyung harus membuat tanda di atas tanda yang sebelumnya.
1 jam pun berlalu begitu saja saat Taehyung menyemburkan kesekian kalinya sperma di dalam lubangnya. Saat ini Jungkook sedang memejamkan matanya lelah membelakangi Taehyung. Entah apa yang dilakukan Taehyung dia tidak perduli.
"Kenapa kau memilih menjadi jalang?" tanya Taehyung memecahkan keheningan.
Jungkook membuka matanya perlahan, memilih diam tidak menjawab pertanyaan Taehyung.
"Kau tidur?" tanya Taehyung.
Jungkook merasakan lengan kekar memeluk perutnya, memejamkan matanya erat karena dia benar-benar muak dengan hal ini. Dengan perlahan ia mengambil pisau kecilnya di balik bantal.
Dengan cepat ia membalikkan badannya dan——
Jleb!
Tepat mengenai dada Taehyung, tidak ada ringisan atau apapun dari mulut Taehyung. Mereka hanya saling tatap dengan datar dan dingin.
"Untuk membunuhmu tentu saja Tuan." jawab Jungkook semakin menekan pisaunya.
Uhuk!
Taehyung memuntahkan darah kental dari mulutnya. Sudut bibirnya tertarik kecil menatap Jungkook penuh amarah. Jungkook menduduki perut Taehyung, mencabut pisau yang tertancap di dada Taehyung.
Jleb!
Kembali menghujamkan pisaunya di tempay yang sama beberapa kali hingga Taehyung memejamkan matanya. Memeriksa napas Taehyung untuk memastikan sudah meninggal atau belum. Dan sudah tidak ada detak nadi ataupun napas dari Taehyung. Sesudahnya ia pun membersihkan tubuhnya dari sisa sperma dan darah.
Saat ia keluar dari kamar mandi, seprai putih sudah penuh dengan darah Taehyung. Ia memakai pakaian nya dengan santai tanpa menatap jasad tubuh Taehyung yang terbaring mengenaskan dengan darah di mana-mana.
Ia menghubungi seseorang sembari berjalan ke arah balkon.
"Sudah kuselesaikan. Cepat kirim bayaranku sebelum aku membunuhmu juga." ucap Jungkook dengan dingin sebelum melompat dari balkon balkon hingga lantai bawah.
.
.
.
2 tahun kemudian..
Jungkook sedang membidik sasaran nya dari gedung kosong. Menghisap rokoknya sekilas lalu mengokang senapan jarak jauhnya ke arah terget.
Dor!
Tepat mengenai kepala targetnya, ia sudah memakaikan alat peredam suara hingga tidak akan ada yang mendengar suara tembakan nya.
Ia segera menghubungi orang yang menyewanya jika pekerjaan nya sudah selesai.
"Selesai. Kirim bayaranku sekarang juga." ujar Jungkook.
Ia mengemasi peralatan nya lalu beranjak pergi dari sana ketika mendengar suara sirine polisi dari kejauhan. Dengan santai Jungkook melempar senapan nya ke belakang mobil pengangkut rongsokan, dan ia masuk ke kursi pengemudi lalu pergi dari sana.
Menyeringai ketika melihat banyak orang berhamburan keluar dari tempat kejadian. Menjalankan mobilnya ke sebuah terowongan yang kumuh tidak tersentuh siapapun. Di sana lah Jungkook turun dari mobil pengangkut rongsokan dan mengambil senapan nya.
Berjalan menuju mobil lamborghini berwarna hitam nya. Mobilnya melaju dengan kencang membelah jalan raya di kota Seoul, membelokkan mobilnya ke salah satu tempat makan berbintang lima.
Masuk ke dalam sana, mencari seseorang yang ingin dijumpainya.
"Yujin-ah!" teriak seorang wanita kepadanya.
Jungkook tersenyum menghampiri wanita tersebut, memeluknya lalu memberikan ciuman singkat di bibir wanita tersebut.
"Sudah lama menungguku?" tanya Jungkook.
"Eum. Lama sekali dan aku jadi rindu kepadamu." jawabnya dengan wajah merajuk.
Jungkook terkekeh, mengusap kepala wanita tersebut dengan sayang. Mengecup pipinya sekilas membuat wanita tersebut tersipu malu.
"Bukankah tadi malam kita baru saja bertemu? Dan istriku ini merindukanku hm?" Jungkook mencolek dagu wanita tersebut.
"Tentu saja aku merindukan suamiku. Setiap malam kau sering keluar rumah, aku kesepian Yujinie~" rengek istri Jungkook.
Jungkook tersenyum, mereka pun makan siang dengan tenang di sana. Sesudahnya mereka segera pulang, Jungkook merengkuh pinggang istrinya dengan mesra membuat semua orang di sana menatap mereka iri.
Tentu saja, putri pemilik Lee Corp siapa yang tidak tahu?! Ditambah dengan suami nya Han Yujin yang sangat tampan dan sexy. Semua iri melihat pasangan baru tersebut.
Jungkook membukakan pintu untuk istrinya, tersenyum lalu menutup pintu mobilnya. Menatap siluet seseorang yang terlihat sedang mengawasinya dari pantulan kaca mobilnya.
"Yujinie ada apa?" tanya Jieun membuka kaca mobil Jungkook.
Jungkook menggeleng lalu masuk ke dalam mobilnya. Mobilnya melaju menuju kawasan perumahan elit di Seoul.
.
.
.
Sesampainya di rumah, Jungkook membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur selagi menunggu istrinya sedang mandi. Dia menatap pajangan foto dirinya dan Jieun yang menikah 1 minggu yang lalu. Sebenarnya Jieun ingin bulan madu, namun dia tidak bisa karena harus menyelesaikan tugasnya sebagai pembunuh bayaran?
"Cepat mandilah." perintah Jieun yang keluar dari kamar mandi.
Jungkook meneguk ludahnya kasar melihat tubuh telanjang Jieun. Istrinya memang sangatlah suka menggodanya setiap saat. Lihatlah, sebelumnya ia menyuruh Jungkook mandi namun sekarang istrinya itu sedang mengelus selangkangan nya.
Menatap menggoda Jungkook, dan mereka pun bercinta. Mengabaikan panggilan berkali-kali di ponsel Jungkook.
"Aku lelah.." keluh Jieun saat Jungkook kembali memasukinya lagi.
Jungkook tidak perduli, dia tetap menggempur lubang becek sang istri dengan cepat. Tidak lamapun cairannya memenuhi rahim Jieun, sudah 3 jam mereka bercinta dan Jungkook masih belum puas.
"Sekali lagi sayang." pinta Jungkook memelas.
Dan Jieun tidak menjawab karena ia tertidur, Jungkook kembali menyetubuhi Jieun tanpa lelah hingga pagi menjelang.
Jungkook membuka lebar paha Jieun, menjilat bibirnya yang kering saat melihat vagina sang istri sudah sangat becek karena spermanya, ia mendekatkan telunjuknya ke lubang vagina milik Jieun. Mengelusnya pelan di pinggiran nya membuat Jieun terusik dalam tidurnya.
"Eunghh.. Yujinie~ s-sudahh ahh.." mohon Jieun.
Jungkook tidak mendengarkan nya, memasukkan tiga sekaligus jarinya lalu mengocok lubang Jieun dengan brutal. Jieun mendesah keras hingga kakinya bergetar hebat, tak lama pun Jieun memuncratkan cairannya beningnya, squirt istilahnya.
"Woah~ lubangmu benar-benar jalang." takjub Jungkook kembali mengerjai lubang sang istri.
Dan berakhir dengan Jieun yang pingsan dengan darah di analnya karena ulah penis Jungkook. Bahkan terdapat botol minuman yang menyumpal lubang vaginanya.
Jungkook sangat suka bercinta dengan wanita. Walau dia sudah beristri, namun dia seringkali menyewa jalang diluaran sana untuk memuaskan hasratnya.
.
.
.
Jungkook keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya yang lengket karena keringat karena kegiatan panasnya dengan sang istri. Mengambil ponselnya yang masih berada di jaket, mengernyit saat begitu banyak panggilan masuk dari brokernya. Kim Jongin, katakanlah boss atau orang yang menjadi perantara untuk menyewa Jungkook.
Ngeuuuuuung ngeuuung
Ia sedang menunggu Jongin mengangkat panggilan nya, tak lama pun sudah diangkat.
"Ada apa? Aku tadi sedang bercinta dengan istriku."
"D-dia kembali."
"Dia siapa?" renyit Jungkook heran.
"Kim Taehyung—"DOR!
Jungkook mengernyit tidak paham. Kim Taehyung? Siapa Kim Taehyung?!
"Hyung! Jongin Hyung!" panggil Jungkook.
Dia mematikan sambungan ponselnya, mengerang kesal karena sudah pasti Jongin terbunuh.
Drrtt drrtt drrtt
Panggilan nomor tidak dikenal masuk ke dalam ponselnya. Ia segera mengangatnya namun tidak mengatakan sepatah katapun.
"Apa kabar jalang kecilku?"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET (Taekook/Vkook) END By : FujoHere8
Fanfic⚠️ 21+ GAY AREA! MPREG! MISSGENDERING! ⚠️ Kisah cinta seorang mafia dan penjahat profesional. Darah menjadi saksi bisu cinta mereka. Top! Tae Bott! Kook