Tik! Tik! Tik!
Watson menatap datar jam dinding, suara detiknya mengganggu. Pukul satu malam. Dia tertidur selama lima jam, dan itu masih belum cukup mengisi energinya.
Klek! Pintu terbuka. Deon masuk ke dalam sembari menyerahkan sebuah amplop. "Aku membawa yang kamu butuhkan, Watson. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?"
Isi amplop tersebut adalah daftar buronan yang kabur dari penjara. Dominan pria, namun jumlah tahanan wanita juga tak bisa dihiraukan. Watson bergumam sendiri.
"Jika organisasi itu melakukan banyak transaksi dan operasi di berbagai negara, bukankah kasus Snowdown akan melibatkan banyak pihak?" Inilah yang Deon cemaskan.
Maka dari itu, mereka tidak boleh departemen pertahanan lainnya ikut campur. Hal ini bisa menuai kontroversi antar negara. Watson harus menyelesaikan kasus ini bagaimanapun juga.
Mulai membaca.
"DPO ini adalah pembaharuan ke-8," kata Deon mengarahkan. Ikut membaca. "Mereka sudah menghilang dua bulan, di antaranya bahkan berhasil bersembunyi tiga tahun. Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Di mana sebenarnya buronan-buronan itu berada?"
Menggabungkan orang-orang hilang terhadap buronan yang kabur dari lapas... Hanya satu kata kuncinya. Watson mengambil buku komunikasi. 'Inspektur, kurasa ini penjualan identitas.'
"Apa?" Deon tercenung.
Masuk akal. Alasan mengapa para buronan itu tidak ketemu-ketemu adalah mereka mengubah penampilannya secara totalitas. Melakukan operasi plastik dan mengganti latar belakang dengan pemilik wajah asli. Itulah misteri di balik banyak sipil-sipil tertentu menghilang dari kota.
"Tunggu," Deon mengusap wajah. "Jadi maksudmu organisasi yang menculik orang-orang itu merupakan tempat penjualan identitas?!"
Watson mengangguk. Tangannya cekatan mempereteli rubik. Putar sana-sini, selesai, lalu dia ulangi. Deon sampai (diam-diam) berdecak kagum.
Ini tidak bagus. Bagaimana jika identitas Jerena sudah diperjualbelikan dan dipakai di luar sana? Mari coba berpikir positif. Setidaknya yang memakai identitas korban adalah bekas pelaku kejahatan. Mereka takkan melakukan tindak pidana yang bisa membahayakan identitas baru. Semoga saja begitu.
Krek! Rubik terhenti di warna merah. Watson mengepalkan tangan. Tapi hal itu tak menutup kemungkinan mereka akan melakukan kejahatan dengan identitas tersebut! Mereka tidak takut lagi berbuat onar sebab ada organisasi yang siap memberi mereka wajah baru.
Seperti sebuah kertas kosong yang dicoret. Penulis tak perlu khawatir kehabisan tempat untuk menulis karena masih tersisa banyak kertas kosong di sebaliknya.
Lagi-lagi, tapi, sebuah buku mempunyai lembar terakhir. Apa kiasan itu bisa dikaitkan ke dalam kasus? Apa organisasi akan berhenti menjual belikan identitas ketika pasokannya habis?
Tapi kenapa? Kenapa mereka membunuh Fate dan Manava? Apa hubungannya dengan wakil kepala sekolah? Siapa si pembeli dan target personalia? Mungkinkah konsumen merasa kualitas 'Manava' jelek dan berubah pikiran?
Tes! Tes!
Ah... Watson menyeka hidungnya. Cairan merah mengalir, jatuh ke seprai kasur.
"Astaga, Watson, kamu mimisan." Deon menyodorkan tisu, membantu sherlock pemurung itu membersihkan darah di hidungnya. "Kamu terlalu memaksakan diri. Istirahatlah. Aiden dan Jeremy sangat khawatir padamu."
Itu bukan pertama kali Watson mendengarnya. Dia memang tipe yang harus diperhatikan karena suka kebablasan.
'Inspektur, awasi anak-anak itu. Aku ingin memeriksa sesuatu. Jangan lupa kunci pintunya.' Watson mengangkat alat komunikasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Jeremy Bari - Fail Snowdown
Mystery / ThrillerJerena Bari, itulah nama kakak Jeremy. Seorang wanita tunagrahita yang menghilang selama setahun. Walau sudah meminta bantuan polisi dan divisi pencari orang hilang, Jerena tak kunjung ditemukan. Tampaknya dia tersesat jauh. Di balik keceriaannya...