Terjual

13.9K 78 0
                                    

Oppa bilang aku harus menutup mataku dengan kain ini. Meskipun konyol, aku akan tetap melakukannya. Aku tidak akan mengecewakan mu, oppa.

Seorang gadis terduduk diatas ranjang dengan aroma kayu Cendana yang pekat. Tubuh sintal dengan sedikit kain menutupi sebagian dari kepindahannya.

Kain hitam membutakan penglihatan, menambah sensasi yang semakin erotis. Gadis diatas ranjang semakin mempertajam pendengarannya. Dia menunggu dan terus menunggu hingga waktu yang tidak menentu.

Suara langkah berat berjalan lebih dekat. Jantung gadis semakin berpacu, dan deru nafas semakin memburu. Sensasi yang sangat gila. Benar-benar gila. Mata yang buta membuat gairahnya semakin besar.

Seorang pria bermata gelap terus menyusuri keindahan dihadapannya. Menapaki setiap jengkal dengan pandangan cabul tanpa ampun. Gairah semakin membuncah. Dia tidak sabar untuk mengoyak kain tipis yang menjadi pemanis dari seorang gadis.

Otaknya benar-benar kotor. Dia sangat bejat. Demi Tuhan banyak lintasan berdarah dalam otaknya saat melihat gadis tak berdaya tengah siap untuk digagahi. Bagaimana dia akan menghabiskan malam bersama, dia sudah memikirkan banyak hal kotor. Sangat kotor dan nyaris tidak manusiawi.

Sangat indah! Bahkan saat matanya tertutup sehelai kain, dia tetap terlihat begitu indah.

"Oppa! Kau sudah datang?! Aku senang. Setelah sekian lama, akhirnya kau akan melihatku oppa. . ."

Apakah sebegitu inginnya kau untukku sentuh?

Pria it ngulurkan tangan, meraih dagu gadis dihadapannya dan semakin mengikis jarak yang ada.

Deru nafasnya menyapu wajah sang gadis, dan membuat punggungnya seketika mati rasa. Terpaan dipermukaan kulit benar-benar membawa sensasi memabukkan. Dia sudah gila dan menginginkan hal lebih.

"O. . . Oppa. . ." Sebut gadis itu dengan suara sedikit bergetar.

Mata sang pria begitu gelap dan teduh. Jika gadis dihadapannya dapat melihat kegelapan didalam bendungan malam, dia akan jatuh cinta. Mata yang dingin dan tegas. Tidak ada siapapun yang mampu menolaknya.

Pria dengan ego tertinggi, pria dengan martabat yang agung. Dia tidak ingin melepaskan gadis itu begitu saja. Tidak lebih tepatnya dia tidak akan memberinya kesempatan untuk mengacaukan kesenangannya. Dengan begitu kasar, pria dominan meraup bibir ranus sang gadis. Melahapnya dengan rakus seolah tidak akan ada lagi hari untuk esok. Dia mendorong lawan yang lebih lemah hingga terlentang.

Pemandangan yang indah. Tidak berdaya. Haram untuk dilewatkan. Apa yang bisa digambarkan lagi.

Tidak tahan untuk berlama-lama. Satu persatu kancing baju mulai terlepas. Tubuh atletis dengan otot-otot penuh peluh yang menggiurkan, terpampang dengan jelas. Seolah mengundang siapapun untuk menjamah.

Tubuh lain yang tidak berdaya meringkuk pasrah dengan bibir yang bergetar.

"Oppa. . . Apa ini akan menyakitkan?" Tanya gadis itu lirih. "Tolong berlaku dengan lembut. Ini datang untuk pertama." Lanjutnya tidak kalah lirih.

Semakin bergairah dan tidak sabar. Gadis suci akan memberikan hal pertama untuknya. Pria itu semakin menggila. Dengan satu sentakan semua benar-benar hancur. Tulang-tulang seolah mencair. Begitu rakus. Bergerak tanpa ampun.

Pihak lain merasakan kesakitan yang teramat sangat namun pihak dominan begitu menggilainya.

Agh sial! Aku akan gila karena gadis ini. Agghhh!!!!!!

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, pria itu memberikan waktu untuk sang gadis beristirahat.

Jinny, Park Jinny perlahan terduduk diatas ranjang. Dia menggiring tangannya meraih kain yang menutup  mata indahnya.

Sekali lagi Min Yoongi, pria dengan mata gelap penuh kharisma terpenjara oleh pesona Jinny. Dengan tangan yang menopang kepala, Yoongi menikmati keindahan Jinny.

Dia benar-benar indah. Aku tidak menyesal telah menerima tawaran itu.

Tangan Jinny terulur meraih wajah Yoongi. Jinny menyusuri lekuk detail wajah Yoongi dengan kepuasan. Wajah yang terkasih, wajah yang begitu dicintainya.

"Oppa! Aku sangat bahagia. Benar-benar bahagia. Setelah sekian lama kami menikah. Untuk pertama kalinya kami bersama, pada akhirnya."

Senyum Yoongi seketika membeku. Apa?! Menikah?! Apa maksud dari omong kosong ini? Pernikahan apa?!

Jantung Yoongi semakin berpacu. Otaknya nyaris tidak bekerja. Punggung seolah tersiram air es. Begitu dingin. Bibir Yoongi bergetar saat dia berkata.

"Kau buta?!"

Senyum Jinny seketika membeku. Ada suara pria lain didalam kamar. Suara yang begitu asing untuknya.

"Ssssiapa? Kau siapa? Dimana suamiku? Tidak. . . . Tidak! apa yang sudah terjadi.? Apa yang terjadi?!" Jinny semakin panik dan nyaris gila. Dia bercinta dengan seseorang namun bukan suaminya?! Kekonyolan apa yang baru saja terjadi?

Kondisi Yoongi tidak lebih baik dari Jinny. Otaknya berhenti bekerja. Dia mengutuk dirinya sendiri. Dan terus kacau.

Apa yang telah ku lakukan?! Aku baru saja menghancurkan hidup seorang gadis buta. Bajingan kau Kim Minhyuk! Aku akan menghancurkanmu. Demi Tuhan aku akan mencarimu bahkan ke ujung neraka sekalipun!

"Dimana suamiku? Dimana Minhyuk? Apa yang telah kau lakukan?! Kau iblis! Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku. Aku seseorang dengan suami. Bagaimana. . . . bagaimana kau. . . . KAU TIDAK BERMORAL! KAU IBLIS! AKU MEMBENCIMU!" Jinny berteriak dengan histeris.

Yoongi menghela nafas panjang. Dia memejamkan matanya dan berkata. "Aku tidak tau masalah apa yang ada dalam rumah tanggamu. Tapi percayalah, suamimu sendiri yang melemparkanmu keatas ranjangku. Kim Minhyuk sudah menjualmu padaku bahkan kau ikut menyetujui hitam diatas putih yang kami miliki." Suara Yoongi terdengar begitu stabil. Seolah Tidak ada emosi apapun yang mempengaruhinya.

True Colour🔞🔞🔞🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang