Kyuhyun dan Seohyun telah menyelesaikan sarapan mereka saat dua siluet agung pasangan baru terlihat menuruni anak tangga.
Yoongi begitu telaten. Menggandeng tangan pucat Jinny agar tidak terjatuh.
"Selamat pagi ayah, selamat pagi ibu!" Seru Yoongi, berjalan kearah meja makan.
Tangan Jinny mencengkram lengan suaminya dengan erat, tubuhnya menegang saat menyadari kedua mertua berada di meja makan menantikan kehadiran mereka.
"I-ibu mertua! Ayah mertua. . . Maafkan aku, aku membuat kalian menunggu. . ."
Seohyun berdiri dari duduknya, dia segera menyambut Jinny dan menuntunnya untuk duduk. "Apa yang kau bicarakan. Aku tau kau sangat lelah. Sekarang duduk dan sarapan bersama. Bibi sudah memasak makanan terbaik untuk kami.
Kyuhyun tersenyum geli, dia tahu bahwa menantunya memiliki kulit yang tipis dengan tidak berwibawa dia terus menggodanya. "semakin sering kalian bangun disiang hari, semakin cepat kami memiliki cucu, jadi jangan terlalu banyak berfikir."
Jinny tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah, dia menundukkan kepala dengan gigitan di bibir bawahnya.
Seohyun dan Yoongi melihat itu, mereka tidak dapat tertolong dari tawa geli yang terendam.
"Berhenti menggoda putriku!" Tegur Seohyun menatap suaminya tajam.
Mereka memulai sarapan dengan hening, tidak ada siapapun yang mencoba untuk memulai percakapan, sampai pada siluet Minjeu memasuki ruang makan mereka.
"Bibi Minjeu. Kau memiliki kemajuan dalam olahanmu, eoh?" Tanya Yoongi dengan mata berbinar setelah menikmati sarapannya.
Minjeu membeku, dia berjalan mendekati meja makan sebelum akhirnya berkata. "Itu tidak benar, tuan muda. Nona Jinny-lah yang mengambil peran dapur hari ini." Jawab Minjeu yang membuat tubuh Jinny menegang. Tangannya terkepal, raut kekhawatiran mulai muncul diwajahnya yang pucat.
Semua orang menatap Jinny dengan pikiran rumit, namun hal itu tidak berlangsung lama. "Nona Jinny memberikan instruksi penuh atas menu hari ini. Setiap langkah yang aku ambil sesuai dengan anjurannya."
Mencair. Ketegangan yang terwujud mulai mencair setelah penjelasan Minjeu dan Seohyun tersenyum puas.
"Kau benar-benar menantu yang tepat. Yoongi tidak salah mengambil seorang istri. Tidak perduli bahwa kau terlahir dengan sendok emas, kau tetap tau bagaimana memikat suamimu (memikat pria dengan kepuasan perut mereka)." Ujar Seohyun memuji ketrampilan menantunya.
"Ibu terlalu banyak memujiku. Hanya ada aku dan ibu didalam keluarga kami, saat ibu mulai mengalami kemunduran, secara alami tugas ibu menjadi tanggung jawabku." Jelas Jinny jujur.
Seohyun melihat gurat kesedihan di wajah menantunya dan dia merasa bersalah telah menariknya kedalam kedukaan kembali, dengan tatapan memelas, dia menatap putranya meminta pertolongan.
Yoongi menangkap sinyal dari ibunya, dan dengan cepat dia mengalihkan topik yang ada. "Eoh, Jinny! Hari ini aku akan ada rapat penting di perusahan. Aku tidak bisa menemanimu makan siang. Apakah kau akan baik-baik saja, hum?" Tanya Yoongi lembut.
Jinny mengangguk pelan, dia memahami kesibukan suaminya yang tanpa ampun. Dia tidak ingin berlaku manja dan menjadi beban untuk suaminya.
Sudah lama Jinny tidak berkunjung ke makan kedua orangtuanya, namun setelah mendengar kesibukan Yoongi dia dengan terpaksa mengurungkan niat untuk memintanya pergi bersama. Yoongi menatap gelagat itu, dia tidak dapat mengenyahkan tatapan sendu dari wajah istrinya. "Apa kau memiliki keluhan? Katakan!" Tanya Yoongi semakin penasaran saat Jinny terus menggelengkan kepalanya ribut.
"Aku tau kau memiliki sesuatu di hatimu. Apapun itu kau bisa mengatakannya padaku. Aku tidak akan keberatan."
Jinny menyerah. Dia tidak ingin Yoongi terus menembaknya dengan rasa penasaran. "Aku sudah lama tidak berkunjung kerumah kedua orang tuaku. Kupikir akan mengunjungi mereka bersama mu." Jinny berhenti sejenak untuk memilah kata yang tepat. "Namun tidak apa-apa, aku bisa mengunjungi mereka saat kau memiliki waktu luang. Jadi jangan terlalu dipikirkan."
Yoongi merasa bersalah dia ingin membatalkan pertemuan jika itu tidak penting namun pertemuan kali ini adalah hal yang perlu dilakukan. Mendekati hari berdirinya perusahaan Min, pertemuan pemegang saham adalah agenda yang tidak dapat dilewatkan. Wajah Yoongi sedikit masam, dia melupakan keberadaan orang tua Jinny untuk beberapa saat.
"Tidak apa-apa, ibu akan pergi bersamamu. Orang tuamu penting, perusahaan juga penting untuk kelangsungan hidup kalian kedepannya. Tidak apa-apa, aku akan menemani istrimu, dan kau bisa tetap menghadiri pertemuan pemegang saham " kata Seohyun memberikan solusi pada keduanya.
Mata Jinny berubah cerah. Dia bersyukur atas kebaikan ibu mertuanya. Sedangkan Yoongi yang melihat binar itu, tidak dapat menghentikan sudut bibirnya untuk tertarik.
.
.
.
.
.
.Seohyun berdiri didepan nisan kedua orang tua Jinny. Melihat punggung ringkih menantunya, Seohyun tidak dapat lepas dari keluhan. Beberapa kali terdengar, dia menghela nafas cukup berat. Jinny begitu kurus, menyisakan kulit dan tulang membuat siapapun yang melihatnya ikut merasakan kesakitan.
"Ibu! Bisakah ibu memberiku waktu pribadi?" Suara Jinny membuyarkan pikiran Seohyun. Dia segera menganggukan kepalanya, meskipun apa yang dia lakukan tidak akan terlihat oleh menantunya.
"Baiklah. Aku akan menunggumu, 30menit lagi aku akan kembali untuk menjemput mu, oke?" Tanya-nya sembari membelai rambut Jinny yang berantakan tertiup angin.
Jinny menganggukan kepalanya.
Dia mendengar langkah kaki Seohyun semakin menjauh. tidak ada siapapun lagi selain dia dan seorang pria dibalik nisan.
"Bagaimana situasinya?"
"Myung-soo berada di Macau. Tuan muda Min terus mengawasinya. Minggu depan kami akan mengadakan pesta amal dibawah Fuhua Corporation. Baik Myung-soo dan kekasihnya akan datang untuk tujuan mencari investor baru. Ini adalah kesempatan baik untuk mu." Ujar seorang pria dengan tampilan teduh yang bersahaja.
Dia mengenakan setelan jas berwarna hitam, rambut ikalnya berwarna hitam semburat kecoklatan dengan tatanan yang rapi.
"Bang Chan! Bagaimana dengan kerja sama Min? Apakah dia mendapatkan project di kota B? Ada tanah cukup menjanjikan disana, dan tidak lama lagi pemerintah akan membuka jalan baru dengan pusat perkantoran yang lebih megah. Giring Min secara halus. Bantu dia mendapatkan beberapa lahan yang baik. Pelelangan akan diadakan tidak lama lagi. Jangan menunda. Persiapkan dana kita, saat keluarga Min memerlukan bantuan, kita tidak akan memakan waktu cukup lama." Jinny berbicara dengan wajah datar. Tidak ada kesan berat dari wajahnya. Semua telah terencana dengan rapi. Pemikiran untuk memperkaya Min Grup sudah dia perkirakan diawal. Tidak heran dia tidak lagi tertekan saat semua mulai mendekati. Ini adalah rencananya. Dengan berkembangnya perusahaan Min Yoongi, secara alami, Fuhua akan berada dipuncak tertinggi. Fuhua adalah perusahaan yang didirikan oleh ayahnya secara pribadi. Tidak ada siapapun yang mengetahui kekayaan ini. Dan secara bertahap, perusahaan Luhan akan terus mendorong perusahaan Min demi keuntungan yang lebih besar. Seperti itulah perkembangan Fuhua sejauh ini. Dia mengambil banyak keuntungan dari perusahaan yang mendapatkan dukungan penuh dari perusahaannya.