Suasana terasa menegangkan. Ruang utama Mension Kim begitu hening. Ada beragam ekspresi yang nampak dari wajah beberapa orang. Pucat penuh ketegangan, menghiasi wajah Seokjin dan Dita. Changbin berdiri seperti Seokjin, dia menatap kedua belah pihak lain dengan tatapan penuh penasaran. Bukan hal biasa untuk melihat wajah pucat pasi dari Seokjin yang tertua. Dan di malam itu Changbin melihat kakaknya seolah-olah seseorang tengah mencekiknya.
Namun tidak ada perubahan ekspresi untuk kepala keluarga Kim. Dia tetap berdiri dengan luar biasa penuh kesahajaan. Menunjukan senyum yang ramah untuk menyambut tamu kehormatan malam itu.
"KAU!? APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!" Suara dingin Seokjin mengejutkan mereka yang lain.
Jun-myeon menatap wajah beku Seokjin dengan tatapan penuh pengertian. Siapapun akan melakukan hal yang sama jika berada pada posisinya. Bersikap tidak sopan adalah keringanan untuk Apa yang telah dilakukan oleh Yoong pada Jinny.
Yoongi menatap Jun-myeon untuk sesaat dan dia hanya mendapatkan anggukan darinya.
Dia menelan ludahnya kasar. Buku jari terkepal diantara tubuhnya.
"Aku datang dengan proposal pernikahan untuk Park jinny." Kata Yoongi dengan tegas penuh keyakinan.
Keheningan tercipta, seluruh yang hadir menatap wajah datar Yoongi. Namun tidak dengan Jinny. Mimik wajahnya jauh lebih mengerikan dari Seokjin sebelumnya. Dia begitu pucat, tubuhnya bergetar dengan hebat. Kepanikan semakin lama terus menyelubungi dengan kuat. Tangan bergetar Jinny terulur meraih tangan lain, yang berada tidak jauh darinya.
Denise merasakan getaran cukup kuat. Tangan Jinny yang memegang pergelangan tangannya memberikan bekas merah yang jelas. Changbin menyadari hal tersebut dan dia beralih lebih dekat duduk bersama Jinny.
"Noona! Apa kau baik-baik saja?" Tanya Changbin khawatir. Dia menyentuh pundak Jinny memberikan sensasi menenangkan.
Tangan Jinny kembali bergerak, dia mencari keberadaan tangan hangat adiknya.
"BERHENTI BERMAIN-MAIN DENGAN KELUARGAKU!! SETELAH APA YANG KAU DAN MINHYUK LAKUKAN PADA ADIK KU?! KAU MEMILIKI CUKUP NYALI UNTUK BERDIRI DIHADAPAN KAMI, HUH?!" Suara Seokjin semakin meninggi. Dan hal tersebut tertangkap jelas di pendengaran Changbin.
"Apa yang sudah dia lakukan?" Tanya Changbin menuntut penjelasan.
Terdengar suara geraman dari Seokjin. Tanpa menatap Changbin dia berkata. "Dialah yang sudah menghancurkan saudara wanita kami. Dia (Seokjin menunjuk tepat dibawah hidung yoongi penuh penghinaan.) Dia, bajingan itu. . . . Dia. . " Tidak mampu untuk memperoleh jelas status pria yang berdiri tepat dihadapannya.
Seokjin benar-benar marah. Wajahnya memerah padam. Dan deru nafasnya tersengal-sengal memburu amarah yang terus mengejar untuk pelepasan.
Kini giliran Changbin yang terbakar. Dia ingin menghancurkan Yoongi setelah mendapatkan poin penting dari apa yang dijelaskan perkataan Seokjin kakaknya. Tangannya terkepal erat, dia berdiri siap menerjang tubuh pria yang dianggapnya seperti kotoran. Namun langkahnya terhenti saat suara keberatan menginterupsi niatan di dalam pikirannya.
"Ekhm. . .(deham Jun-myeon) Changbin. . . " Panggil Jun-myeon mengingatkan adik iparnya.
Langkah Changbin benar-benar terhenti dia menatap Jun-myeon sesaat. "Kakak ipar. . . . Dia ( menunjuk Yoongi penuh amarah.)"
"Aku tau. Duduklah dan dengarkan." Perintah Jun-myeon lagi.
Dia enggan tapi dia cukup menghormati Jun-myeon dan tidak ingin kakak ipar yang begitu baik padanya kehilangan wajah. Dengan langkah berat, Changbin kembali ke sisi Jinny. Memeluknya dengan cukup erat. Dia menggosokkan telapak tangannya klengan Jinny. Memberikan rasa aman pada kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Colour🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Fanfictiontidak ada deskripsi. penasaran langsung baca saja ya.