Kemaraha & Penyesalan

3.8K 50 13
                                    

Suara tangis terus terdengar begitu menyayat. Seperti retakan langit, kepiluan dari Jinny membuat tubuh Yoongi seakan tertimbun dalam tumpukan es. Bergetar, sangat pedih. Siapapun yang mendengar akan terseret dalam pusaran yang suram.

Tindakan Jinny berikutnya membuat Yoongi semakin tertekan. Kutukan demi kutukan, umpatan cacian terus dia lontarkan didalam hatinya, saat Jinny terus berusaha membuat goresan mengerikan di setiap permukaan kulitnya yang begitu putih pucat seperti salju.

Tubuh Yoongi bergetar diatas pijakan kakinya yang mulai mencair. Merasa bersalah, ikut serta dalam kesakitan. Dia baru saja menghancurkan kemurnian dari seorang gadis buta. Aura Yoongi begitu suram.

Tangan Jinny meraih lengannya, dengan menancapkan kuku jari yang tajam, dia membuat kondisinya semakin buruk. Bercak darah mulai menjalar mengikuti alur yang dibuat olehnya. Tangis meraung yang memekakkan telinga, mengiris hati siapapun yang mendengar.

"Apa yang sudah kulakukan? Aku pendosa! Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana dengan suamiku?"

Ingin rasanya Yoongi membuka lebar lengan dan memasukan Jinny kedalam dekapannya namun itu terdengar mustahil. Belum sampai dia mendekat, Jinny akan menjadi lebih buruk lagi.

Dia tipikal pria yang angkuh dan tangguh. Tidak ada yang mampu menggoyahkan keyakinannya dan apapun yang menjadi keteguhan hati seorang Min Yoongi. Namun yang terjadi dia benar-benar terguncang melihat kesedihan Jinny tepat dihadapannya.

Yoongi tetap berdiri ditempatnya, tidak ingin beranjak satu inci-pun. Menatap nanar gadis yang meraung kesakitan, meratapi apa yang telah terjadi padanya.

Brakk

Suara pintu terdobrak keras. Dua orang asing datang dengan deru nafas yang memburu. Satu wanita dengan tinggi rata-rata mengenakan tampilan sporty dan seorang pria tinggi jangkung dengan setelan formal menatap mereka berdua penuh keterkejutan.

Sang wanita membekap mulutnya yang terbuka karena keterkejutan dan yang lain terlihat begitu tertekan. Wajahnya terlihat seperti baru saja seseorang mencekik lehernya dengan kencang, membuat rona merah kuat dari leher hingga wajah.

Detik berikutnya semua menjadi semakin kacau. Pria yang kesakitan meraung lebih mengerikan.

"Aaaggggggkkkkkkkkkkkk. . . . . Brengsek! Brengsek! Brengsek! Apa yang telah kulakukan. . . Apa yang telah kulakukan. . ." Suara bergetar dengan tangis memenuhi seisi kamar.

Langkahnya gontai menuju gadis yang terlihat begitu mengerikan. Tampilan yang buruk. Tubuh telanjang dengan sehelai kain menutup area intimnya. Terduduk diatas lantai, mencakar seluruh tubuh telanjang miliknya.

Tangan pria tersebut terulur menyentuh lengan yang tergores.

"Jangan menyentuhku! Pergi. . . . jangan mendekat!" Teriak Jinny menepis tangannya.

Penolakan yang rapuh, menyakiti kewarasan pihak lain. Jinny begitu tidak berdaya. Tidak ada tenaga untuk menghempaskan tangan lain.

"Jinny. . .tenang. . . Ini oppa!  Seokjin Oppa disini! Maafkan aku. Ini semua kesalahanku. . .maafkan aku. . . Maaf. . . Maaf. . ." Seokjin terus menerus berusaha menggapai Jinny yang berusaha memberi jarak diantara mereka.

"Semua kesalahanku Jinny. . . Semua kesalahanku. . . Maafkan aku!" Lanjutnya dengan kesakitan yang lebih besar.

"Oppa! Oppa! Aku hancur oppa! Aku sudah hancur. Hidupku. . . Segalanya sudah hancur. Oppa, Minhyuk pasti akan membenciku. ." Jinny terus menangis tanpa henti.

Seokjin membawa Jinny didalam dekapannya. Dia membenamkan kepalanya di atas puncak kepala Jinny. "Tidak. . . Tidak. . . Jinny. . .dengar. .mulai sekarang cobalah untuk terbiasa, tidak ada Kim Minhyuk. . Tidak ada. Jangan pernah kau mencari bajingan itu lagi. . . "

Jinny mendorong tubuh Seokjin "apa maksud mu, oppa?! Kim Minhyuk adalah suamiku, apa  maksudmu aku tidak boleh membicarakannya lagi?!" Mimik wajah Jinny menggelap mendengar Perintah Seokjin.

"KARENA DIA BUKAN LAGI SUAMIMU. PRIA KEPARAT ITU TELAH MENCERAIKAN MU DAN MEMBAWA SEMUA HARTA KAMI. TIDAK ADA LAGI KEJAYAAN KELUARGA PARK. SEMUA. . . SEMUA YANG KAMI MILIKI SUDAH LENYAP. KUMOHON PADAMU UNTUK BERHENTI MENJADI BODOH DAN KEMBALI MENJALANI HIDUPMU!!" Seokjin tidak tahan melihat adiknya terus diperdaya hingga dia benar-benar diperas menjadi sangat kering.

Cinta Jinny begitu tulus namun orang tanpa perasaan mengambil begitu banyak keuntungan dari ketulusan Jinny. Hati Seokjin turut merasakan kesakitan saat melihat wajah adiknya memucat setelah dihantam oleh kenyataan.

"Omong kosong. Kim Minhyuk tidak mungkin melakukan itu padaku. Oppa! Katakan kau hanya bergurau dengan ku. Kumohon. . . "

Suara langkah lain datang lebih dekat. Jinny merasakan kain halus menyelubungi tubuhnya yang perih.

"Jinny. . . Maaf. Tapi semua yang dikatakan oleh Seokjin benar adanya. Minhyuk telah menipumu. Dia pergi dengan beberapa hal dari keluarga kami. Dan kau tidak lagi dengan Kim Minhyuk." Wanita yang sedari tadi hanya diam menyaksikan tampilan pilu adik dan kakak, memutuskan untuk membantu Jinny mendapatkan kenyataan yang tidak diketahui.

Jinny meraih pergelangan tangan wanita itu dan menggenggam erat diantara tangan yang bergetar.

"Eonni! Dita eonni! Kenapa? Kenapa Kim Minhyuk melakukannya padaku?! Kesalahan apa yang telah kulakukan padanya?!"

"Kau tidak memiliki kesalahan apapun, Jinny. . . Hanya pria keparat itu yang terlalu tamak. Dia orang picik. Dia sudah menipu kami semua. Dia tidak layak untuk mu"

Jinny tidak mengatakan apapun, dia hanya terus tenggelam dalam kehancurannya. Tangisannya semakin menyayat hati.

"Ini kesalahan ku. Semua salahku. Seharusnya aku tidak dibutakan oleh perasaan konyolku. Oppa ini kesalahanku. Kehancuran keluarga Park semua karena keegoisan ku. . ."

"Tidak! Itu tidak benar. Aku yang bertanggung jawab atas kehancuran keluarga kami. Jika bukan karena aku mengajukan proposal perjodohan Pada ayah . . . Kau. . Kau tidak akan berakhir jatuh cinta padanya. Dan hidupmu tidak akan hancur seperti ini." Seokjin mendekap Jinny dengan begitu erat. Air mata tidak pernah kering dari pelupuk-nya.

Dita melihat suami dan adiknya dalam kondisi emosional dan hatinya berdenyut sakit. Dia memejamkan matanya dan menghamburkan pandangan setelahnya namun pandangan itu terhenti saat matanya menangkap siluet asing dipojok ruangan di dekat ranjang beraroma sisa pergumulan.


Matanya yang hitam kelam terus menatap kearah Jinny. Dengan tatapan yang sama pilunya. Namun Dita bukanlah gadis yang baik, dia begitu bebas dan berani. Dengan emosi yang sudah tertimbun banyak, dia segera menghampiri Yoongi dan menamparnya dengan keras.

"Kau. . Kau adalah binatang! Hatimu begitu gelap. Dia hanya gadis buta yang tidak berdaya. . .   Tidak adakah hati nurani didalam dirimu? Kau menghancurkannya. Kau tidak jauh berbeda dengan Kim Minhyuk. Menjijikan! Iblis! Demi Tuhan, aku mengutuk mu. Kau. . . "

"Hentikan Dita! Tidak ada gunanya kau berbicara dengannya. Dia dan Minhyuk adalah sama. Berbicara dengannya hanya akan membawa kerugian padamu. Sebaiknya kita pergi, bawa Jinny ke rumah sakit." Sergah Seokjin menghentikan Dita, istrinya.

Melihat suaminya menggendong Jinny dan pergi, dia tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktunya untuk Yoongi. Dengan langkah lebar dia segera menyusul Seokjin dan Jinny.

True Colour🔞🔞🔞🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang