Yoongi menuntun Jinny, membawanya kembali ke ruang kerja. Changbin masih setia mengekori keduanya dan sesekali dia akan menilai lingkungan kerja dari kakak ipar.
Changbin memiliki banyak keluhan di hati saat melihat karyawan yang dimiliki Yoongi cukup cantik dan sempurna, berbeda dengan kakaknya yang tidak memiliki penglihatan. Dia berjalan dengan wajah suram. Pandangannya terus menunduk, ada perasaan khawatir terhadap masa depan rumah tangga kakaknya. Bagaimana jika Yoongi berubah pikiran? Bagaimana jika kakaknya diperlakukan dengan buruk, di kemudian hari? Dia tidak cukup kaya untuk melawan kekuasaan keluarga Min dan menyelamatkan kakaknya.
Changbin menghela nafas panjang dan Terdengar oleh Yoongi. Dia (Yoongi) berbalik,, menatap penasaran kearah adik iparnya. "Ada apa?" Tanya Yoongi.
Changbin membalas tatapan itu tanpa menghilangkan keluhan di wajahnya. "Kamu memiliki gadis-gadis yang cantik. Aku khawatir, suatu saat kamu akan berubah pikiran dan memperlakukan kakak ku dengan buruk." Dia tidak menutupi pikirannya, secara terbuka changbin mengutarakan keluhan yang dimiliki.
Ini adalah pertama kali dia berbicara lebih santai dengan Changbin, dan topik yang pertama mereka miliki adalah tentang kecantikan lain? Yoongi mengedarkan Pandangannya, menyusuri setiap wanita yang terlihat. Kerutan muncul, banyak keberatan tertulis di wajah Yoongi. "Seleramu sangat buruk." Keluhan Yoongi merendahkan pandangan Changbin.
Mata Changbin terbelalak, Yoongi memiliki banyak nyali. Beraninya dia mengkritik penilaiannya tentang wanita?! "Kamu mengejek penilaian ku?" Tuduh Changbin, meraih bahu kakak ipar.
"Ini bukan ejekan, Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
Jinny mendengarkan Yoongi dan Changbin berdebat. Dia tetapi berjalan di sisi Yoongi, membiarkan pria itu menuntunnya dengan hati-hati.
Ketiganya memasuki ruangan Yoongi dan pria itu mengarahkan Jinny untuk duduk di sofa besar bersamanya.
"Apa kamu sudah makan siang?" Tanya Yoongi terdengar sedikit acuh.
"Belum. Kami datang setelah bibi memintaku." Sahut Changbin mendahului Jinny.
Yoongi terlihat tidak senang, dia melemparkan Pandangan dingin kearah saudara kecil tersebut.
"Aku hanya membantunya menjawab." Elak Changbin berusaha melepaskan diri dari penindasan.
"Aku belum makan siang." suara Jinny terdengar lembut juga malu-malu. Memberi dampak langsung pada Yoongi. Wajah pria itu seketika berubah lebih lembut, Bagaimana dia menatap Jinny berbeda dengan cara dia menatap orang lain.
"Makan bersamaku, dan kembali bersama." kata-kata tersebut seolah memiliki arti yang berbeda pada pendengaran Changbin, seperti "Pergilah, istriku akan pulang bersamaku. Dan jangan ganggu kami."
"Aku akan tetap disini. Bagaimana jika kamu atau wanita-wanitamu menggertak kakak ku, eoh?"
Wajah Yoongi semakin gelap seperti pantat panci, dia tidak senang dengan Bagaimana Changbin menilai dirinya. "Wanita ku hanya kakak mu."
"Bagaimana dengan nyonya mu?"
"Tidak ada nyonya!" tegas Yoongi semakin dingin, membuat Changbin meringsut ketakutan.
Changbin berkata dengan canggung. "Aku hanya khawatir..."
"Khawatir kan dirimu sendiri. Jinny istriku, aku akan merawatnya dengan baik."
Bisakah dia percaya dengan kata-kata Yoongi? Pria itu memiliki kehidupan glamor, meskipun seujung jari atau setitik debut tetap saja akan mempengaruhi perilaku nya, bukan?
Dering ponsel Changbin berbunyi, notifikasi pesan tertulis pada layar.
"Noona, Denise memintaku untuk kembali." kata Changbin dengan enggan.
Jinny, menampilkan wajah sendu saat pria yang lebih muda bersikap sangat tulus padanya. "Kembali lah, jangan membuat istrimu khawatir."
Changbin menatap Yoongi untuk sejenak, sementara pria itu sibuk menyiapkan makan untuk kakaknya. "Kakak ipar, aku undur diri. Tolong rawat kakak ku dengan baik."
Yoongi memberi sedikit perhatian kepada Changbin. Dia menganggukkan kepalanya, menyanggupi. "Hati-hati di jalan. Aku tidak akan mengantar mu keluar."
"Tidak masalah, rawat saja kakak ku. Aku tau kemana harus pergi."
Sekali lagi Yoongi menganggukkan kepalanya dan sedikit perubahan, ada senyum samar di sudut bibir pria dingin tersebut.
"Noona, aku pergi."
Jinny memberi senyum terbaik. "Hati-hati."
.
.
.
.
.
"Jinny, buka mulutmu." kata-kata yang meluncur secara tiba-tiba mengejutkan Jinny."Aku.. Aku bisa melakukannya sendiri." wajah Jinny semakin merah seperti kepiting rebus.
"Patuh!" suara magnet pria itu terdengar lebih dingin dan penuh kekuasaan. Dengan ragu-ragu dia (Jinny) mengikuti perintah Yoongi.
Jinny membuka kecil mulutnya, membiarkan pria itu menyuapi dan..
Desahan lolos saat makanan yang dinantikan telah berganti dengan kejutan. Daging lembut yang lunak menerjang bibirnya dengan kasar. Hisapan dilakukan berulang, mengobrak-abrik kedalaman mulutnya. Tidak berhenti di sana, saat Jinny merasa kewalahan, Yoongi melingkarkan lengannya dan menarik lebih dekat tubuh jinny. Dada keduanya berbenturan, nafas tersengal memberi sensasi lebih erotis.
Jinny secara alami mengulurkan lengannya dan melingkari leher Yoongi. Dia mengikuti Bagaimana permainan itu berjalan. Yoongi adalah pihak dominan, dia pasrah dibawa kedalam kesenangan tanpa batas oleh suaminya.
Sensasi memasukan, membuat otak Jinny bekerja dengan lamban dan konyol, dia berkata tanpa rasa malu. "Ini semakin basah."
Yoongi tersedak oleh air liur. Dia terkejut dengan perkataan polos yang meluncur dari mulut istrinya. Ada perasaan bersalah juga antusias di dalam diri Yoongi.
"Itu artinya kamu sudah siap." semakin jauh obrolan itu, pergi. Semakin mereka berlaku sangat sembrono. Perasaan malu sudah lama mereka buang ke tong sampah, dan Jinny tidak keberatan saat tangan besar Yoongi masuk kedalam pakaiannya. Dia membiarkan tangan itu menggerayangi setiap inci dari tubuhnya. Menikmati sensasi panas secara terus menerus dan meningkat.
Tok! Tok! Tok!
"Tuan Min, Tuan Song datang ingin bertemu dengan mu." teriak seseorang di balik pintu.
"Heol! Shit! Brengsek!" umpatan itu mengejutkan Jinny. Dia tau bahwa Yoongi bukan seseorang dengan pribadi yang lembut. Tetapi mendengarnya secara langsung sangat mengejutkan untuknya.
Dia dengan sangat enggan pergi dari atas tubuh Jinny dan merapikan pakaian istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Colour🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Fanfictiontidak ada deskripsi. penasaran langsung baca saja ya.