true colours

620 29 0
                                    

Situasi yang tegang tidak tertolong lagi setelah mulut Yoongi terbuka tanpa ampun. Kyuhyun sebagai penatua merasa telah kehilangan wajahnya. Dia menatap putra satu-satunya dengan tatapan yang tajam.

"Kau benar-benar bajingan. Kau tidak memiliki rasa malu." Geram Dita mendengar kejujuran Yoongi sebelumnya.

Lea tidak tau bagaimana harus menyikapi situasi yang tengah muncul secara tidak terduga. Dia hanya bisa menatap suaminya penuh tuntutan. Kehadiran keluarga Min ada Pada rencananya namun sekarang situasi benar-benar diluar kendali.

"Yoongi-ah! Aku tau dirimu dengan cukup baik, kau orang yang cukup berterus terang. tapi ibu mohon padamu agar menyisakan sedikit wajah untuk kami. Berhenti memuntahkan omong kosong dan gunakan otak mu sebelum kau membuka mulutmu." Protes Seohyun ingin memukul kepala belakang putranya.

Yoongi tidak merasa bersalah atas kejujurannya dia hanya merasa ibunya benar-benar tertekan oleh sikap tegas yang dimilikinya.

Wajahnya terlihat sedikit mimik canggung. Dia menatap wajah Jinny yang tidak lagi pucat tetapi merah padam. Yoongi tertarik pada apa yang ada didalam pikiran gadis itu. Sedikit sudut bibirnya tertarik saat dia berkata. "Maafkan aku. Mungkin ini terdengar lancang dan sedikit egois karena terkesan memanfaatkan. Tapi aku benar-benar hanya bisa bereaksi padamu. Aku pewaris tunggal keluarga Min, keturunan ku sangat penting untuk kelangsungan keluarga kami. Tolong jangan berfikir buruk. Aku sudah tertarik padamu saat Minhyuk datang dengan berkas itu. Saat dia mengirim pesan di hari sebelumnya, aku semakin bersemangat dan kau tau . . . . Aku datang ke sana pada akhirnya. . . . . Park Jinny! Aku bukan seorang pria yang baik. Masih banyak kekurangan dalam diriku. Aku tidak bisa menjanjikan romantisme didalam kehidupan rumah tangga namun aku bisa menjanjikan kemuliaan, kebahagiaan, kehidupan yang layak, rasa aman dan posisi utuh seumur hidupmu. Seperti prinsip dalam keluarga kami. Hanya akan ada satu wanita, dan satu pernikahan sekali selamanya. Jika kau mau menerima ku. . . . Aku berjanji akan tidak akan membiarkan siapapun menggertakmu. . ."

"Bagaimana jika aku yang menggertak orang lain?!" Tanya Jinny menghentikan proposal Yoongi.

"bahkan jika kau yang membuat kerusakan, aku yang akan membereskan kekacauan mu dan berada di belakang untuk mendukung keputusan istriku. Dan jika kau pergi untuk menjual ku, aku dengan senang hati membantumu untuk menghitung penghasilan kami."

Gila dan terlalu percaya diri, itulah yang ada di dalam pikiran Changbin, Seokjin dan Dita namun tidak untuk Jun-myeon dan Jinny, dia begitu yakin dengan apa yang telah diucapkan oleh Yoongi.

Jinny menelan ludahnya kasar. "Aku buta!  Aku hanya akan menyeretmu sebagai bahan tertawaan orang. . ."

"Tidak Ada siapapun yang akan berani menggertakmu, saat nama Min ada Pada nama mu." Sergah Yoongi menghentikan ucapan Jinny.

Jinny membuka mulutnya hendak berbicara namun dia mengurungkannya. Tubuhnya sedikit terayun kedepannya dan kebelakang dengan Tempo tipis. Dia berfikir didalam suasana hening.

Tidak hanya Jinny yang berada di dalam dilema. Baik Seokjin maupun Changbin tergiur untuk kehidupan adik juga kakaknya. Jika Jinny pergi dengan Min Yoongi, kehormatan akan berada di sisi mereka juga kehidupan yang layak akan dapat dimiliki oleh saudara perempuannya.

Sementara pikiran Jinny cukup stabil, dia sangat meyakini kepercayaan diri Yoongi.

"Itu tidak adil untuk mu. Aku seperti yang kau lihat, tidak ada manfaat yang dapat kau miliki dengan menikahi ku. ."

"Tidak bisakah kau hanya menerimaku. Aku bukan orang yang ahli dalam berbicara. Hal semacam ini sangat sulit untuk ku. Akan lebih mudah untuk menggendong mu dan membawamu ke biro catatan sipil, mendaftar pernikahan kami saat ini juga. Dan kau akan tau apakah hal itu buruk atau tidak untuk ku. Meskipun begitu hasil akhirnya tidak akan berubah. Saat kau sudah menjadi wanita ku maka itu akan berlaku untuk seumur hidupmu."

"Kau tidak pandai berbicara namun kau tidak terlihat seperti itu dari kedengarannya."

"Aku hanya mengambil poin-poinnya."

Hening semakin hening. Baik Jinny maupun Yoongi terdiam untuk beberapa saat.

Jinny menghela nafas panjang, tidak ada lagi ketakutan. Dia hanya terduduk diatas sofa seperti diri Jinny yang sesungguhnya. "Hari sudah larut, biro sudah tutup kami dapat menunda untuk hari ini dan kembali esok. ."

Mata semua orang terbelalak.

"Jinny/noona!" Sergah Changbin dan Seokjin secara bersamaan.

Changbin meraih lengan Jinny dan membuat nya untuk saling berhadapan. "Noona! Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan, eoh?! Ini bukan lelucon. Kau harus mempertimbangkan-nya. . . "

."aku sudah mempertimbangkan hal ini dengan cukup. Changbin, Seokjin Oppa. Aku melakukannya dengan tuan muda Min Yoongi, untuk pertama kalinya. . . . . . . Aku tidak tau apa aku memiliki hal baik di dalam diriku namun tidak buruk untuk bersama sebelum hal itu diketahui terlebih lagi kalian telah berkeluarga, tidak baik jika kalian terus ku  ganggu. . ."

Jun-myeon menggelengkan kepalanya Tidak setuju dengan pemikiran Jinny. " Itu konyol! Kau adalah bagian dari keluarga, bagaimana itu bisa menjadi sebuah gangguan, hum?!"

"Ya! Bagaimana itu menjadi gangguan. Aku menikah dengan kakak mu, secara alami kau juga adalah adik ku. Tentu aku akan bersedih bersamamu jika hal semacam ini menimpamu, Jin Hee. Aku anak tunggal, sangat bagus memiliki adik-adik seperti kalian." ujar Dita dengan tulus menatap Jinny.

True Colour🔞🔞🔞🔞🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang