Episode 10🌹

564 96 2
                                    



Dita merasa tubuhnya sangat ringan, ia terbangun di ruangan yang terang. Dita melihat ke sekeliling dan mendapati banyak pantulan dirinya di cermin.

Ia berjalan mendekati salah satu pantulan dirinya. Semakin Dita mendekat, anehnya pantulan dirinya semakin menjauh.

Dita lalu berlari sekuat tenaganya namun tetap tak menemukan sudut ruangan ataupun dinding di sekitarnya. Seolah-olah tempat itu tak berujung.

Dita merasa terkurung, ia panik dan menangis sambil terus berjalan berharap ada jalan diujung sana.

"Taehyung oppa!"

"Yoongi oppa!"

"Zuu? Dami?"

"SIAPAPUN!!!"

Dita berusaha mencari keberadaan orang-orang yang terakhir dilihatnya. Ia berharap bahwa mereka sedang bersembunyi dan akan segera menemuinya jika berteriak.

Dita kini berdiri diam dan menangis sejadi-jadinya, dia takut dan putus asa?

Saat matanya mulai buram dan penglihatannya kabur, ia merasa ada cahaya yang menyorotinya.

Dita mengusap air mata yang terbendung di matanya itu, dan pandangan di depannya mulai jelas kembali.

Dita melihat ada cahaya di arah yang berlawanan dari ia berlari tadi, ia berbalik berusaha menenangkan diri dan berjalan ke arah cahaya itu.

Setelah mengikuti cahaya itu, Dita sampai pada celah yang menuju ruangan lain. Dita mengintip sebelum berjalan melewati celah itu.

Pemandangan yang ada dihadapannya kini sangat indah. Air terjun, udara sejuk, pepohonan yang menjulang tinggi, langit yang berwarna biru muda. Dita merasa senang akhirnya ada hal lain yang dapat dilihatnya, selain cermin tentunya.

Dita menyusuri aliran sungai, kini ia sampai di sebuah danau yang tenang dengan hamparan bunga matahari di sampingnya.

Dita berlari mendekati hamparan bunga matahari itu, dan menyentuhnya. Lalu kembali berjalan di tengah hamparan bunga itu sambil merentangkan tangannya. Matanya bahkan sudah terpejam untuk menikmati sensasi di tangannya itu.

'Ah damainya' batin Dita

Dita berada pada ujung hamparan bunga matahari. Ia membuka matanya karena tak merasakan lagi bunga yang menyentuh tangannya ketika ia berjalan.

Dita melihat ada sebuah rumah kecil dengan ayunan, parasol, meja dan kursi di halamannya.

Dita segera menuju rumah itu, ia mengetuk namun pintunya terbuka sedikit karena tidak ditutup rapat.

Dita berusaha mencari pemilik rumah. Ia ke dapur, ruang tamu, ruang tidur, dan toilet, tidak ada orang disana.

Dita kembali ke teras rumah, ia duduk di ayunan sambil memperhatikan pohon-pohon besar yang mengelilingi rumah itu, juga hamparan bunga matahari tadi.

Entah mengapa Dita merasa seperti berada di rumahnya sendiri. Mungkin karena ia merindukan pemandangan ini, yang mirip seperti di Indonesia.

Dita cukup lama di halaman rumah kecil itu, ia lalu menuju ruang tengah. Ia memperhatikan desain rumah itu, mungil namun sangat nyaman.

Ruangan dengan dinding kayu dan lantai kayu, perabotan yang digunakan juga sebagian besar berbahan kayu, ada satu lukisan yang menarik perhatiannya.

Lukisan bunga mawar yang besar.

Eternal Love✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang