- Bunga yang gugur -
(Special chapter)Duniaku selalu gelap, sudah sejak lama. Mungkin memang seperti itu sejak awal. Bahkan aku lupa bagaimana rasanya hangat yang menyentuh ujung jemariku, mengalir menuju hatiku.
Seolah aku terlahir hanya untuk berada di dalam kehampaan.Aku menangis setiap hari, untuk beberapa alasan aku tidak tahu caranya berhenti merasa sedih.
Terlalu sakit, terlalu sesak, kepalaku rasanya sudah kosong karena terlalu banyak menangis.
Tidak ada yang bisa melihatku, tidak ada yang memahami kegelapan ini.
Dunia, mengapa begitu kejam padaku? Aku tidak meminta banyak hal, tapi duniaku hancur tanpa menyisakan tempat untukku berlindung.
Aku tidak tahu, bagaimana bisa melewati semua ini.
Seluruh ingatanku hanya tentangmu, tepatnya hanya hari dimana kau menutup mata dan berharap dapat bahagia bersamaku.
Memori buruk itu terus berputar di kepalaku seperti kaset rusak. Senyuman itu, kalimat terakhir yang kau katakan padaku. Semua itu terjadi begitu cepat.
Jika aku boleh kembali menemukanmu lagi, apa kau akan menyambutku yang tidak berhasil melindungimu?
Satu-satunya cahaya di hidupku. Satu-satunya yang selalu ku rindukan.
Jika seluruh hidupku boleh ditukar dengan sesuatu, maka aku akan memilihmu lagi. Cahaya abadi-ku, aku akan menepati ucapanku padamu.
Dingin yang menusukku setiap harinya, sudah tidak menggangguku lagi. Kini kepalaku terasa berat, aku berusaha mencarimu dengan kepala tertunduk. Aku terus berjalan walaupun itu sangat sulit.
Aku sudah tidak merasakan sakit lagi sekarang, tapi tetap saja hatiku terasa kosong.
Bagian kosong itu, entah bagaimana cara mengisinya?
Aku menatap langit yang selalu gelap, aku mencarimu lagi. Aku berharap kau ada di suatu tempat disana.
Dimana kau sekarang? Apa kau bahagia disana? Kenapa meninggalkan aku sendirian? Kenapa tidak datang padaku ketika aku mencarimu disini?
Banyak yang ingin ku tanyakan padamu.
Aku tidak tahu dimana Tuhan berada, semoga kau menemui-NYA, semoga kau tidak merasa sakit lagi.
Dalam kegelapan ini, aku hanya berharap bisa menemuimu sebentar saja dan mengatakan bahwa aku sudah menepati janjiku.
Aku juga ingin terlepas dari rasa sakit ini.
.
.
.Aku merasa tubuhku ringan, aku menatap semua yang ada di sekitarku.
Hutan yang sama. Hari hujan. Kegelapan yang menelanku.
Semua ini begitu menyesakkan hingga aku muak berada di kegelapan ini. Apa aku harus tinggal disini selamanya? Apakah ada yang dapat menyelamatkanku?
Aku masih berada di sisi pusaramu. Aku tidak lagi merasakan rintik hujan, apa aku sudah mati? Tapi kenapa tidak menemuimu?
Aku melihat seseorang datang di tengah hujan ini. Di belakangnya terdapat beberapa orang lain dan juga satu kereta kuda.
Aku melihatnya menangis sambil berbicara bahasa yang tidak ku mengerti. Aku sudah tidak memiliki air mata yang tersisa, tapi aku merasakan sakit yang juga dirasakannya.
Dia membawa sesuatu yang sangat ku kenal. Kalung dengan permata merah, hadiah dari keluargaku. Menunjukkan itu pada pusara kekasihku, lalu menangis tersedu-sedu.
Aku tidak mengerti mengapa, tapi mereka berusaha untuk membawa tubuhmu pergi. Aku berteriak sangat keras, tapi tidak ada yang mendengarkanku. Aku harus menghentikan mereka, tapi apa ini? Aku bahkan tidak dapat menyentuh mereka.
Aku sangat marah. Bagaimana mungkin mereka merusak tempat peristirahatan terakhirmu? Aku harus menjagamu dengan segala sisa kekuatan pada diriku. Aku harus bersamamu.
Aku terus mengikuti mereka hingga ke tempat yang sangat jauh. Apa tidak puas hanya membawa tubuhmu? Kini mereka membakarnya? Aku sudah tidak tahu harus bagaimana, mereka bahkan tidak mendengarkanku.
Aku sangat marah, aku takut. Aku tidak ingin melupakan wajahmu.
Mereka memasukkan abu dan sisa tulangmu ke dalam sebuah guci. Aku sudah tidak memiliki tenaga untuk marah dan menangis, aku hanya bisa terus mengikutimu.
Aku berusaha mengingat kembali segalanya tentangmu, aku berusaha mengenang semua hal indah yang kita pernah lakukan bersama. Tapi hatiku semakin sakit.
Rasanya duniaku semakin gelap. Aku seperti jatuh ke dalam lubang yang tidak berujung.
Aku ingin menghentikan rasa sakit ini. Aku ingin kembali melihat cahaya, aku ingin memelukmu lagi.
Jika benar yang dikatakan ayahku, bahwa aku terlahir istimewa. Bolehkah aku sedikit egois dengan memintamu untuk bersamaku lagi? Aku akan menunggumu. Aku akan menceritakan semua kisah kita lagi. Aku akan abadi dengan cintamu.
Bunga, aku akan menandai kehadiranku dengan itu. Ku mohon, tunggu aku dan ingat aku melalui itu.
🥀🥀🥀
Hari-hariku berlalu begitu saja dalam kegelapan ini. Aku terus menanti kembalinya hari-hariku yang penuh cahaya disekitarmu. Aku marah. Aku ingin menyalurkan semua perasaan yang terpendam ini.
Aku selalu berdoa setiap hari agar aku dapat menemuimu lagi. Aku bersungguh-sungguh dengan segenap hatiku.
Aku mulai menerima hidup dalam kegelapan, aku mulai terbiasa dengan bahasa dari tanah kelahiranmu. Aku terkadang masih menangis. Tapi semua itu kembali membuatku kuat dan menantimu disini.
Kapan kau akan datang?
.
.
.Aku melihat beberapa orang dewasa dengan seorang remaja lelaki berjalan mendekati guci berisi abumu yang selalu ku jaga.
Aku melihat mereka satu per satu, mereka memberikan penghormatan padamu. Rasa sedihku sedikit berkurang setiap kali mereka melakukan itu padamu.
Kali ini aku menatap seorang remaja lelaki itu. Entah mengapa aku merasa wajahnya familiar, seolah itu wajah yang selalu ku rindukan.
Dia terlihat tertarik dengan pedang peninggalanmu. Ketika orang dewasa tidak melihatnya, dia membuka sarung pedang dan terkesima dengan detail ukiran disana.
Aku tiba-tiba merasa terguncang saat dia menyentuh pedang itu dengan perlahan. Seperti seluruh tanah tempatku berdiri ini runtuh. Aku terduduk dan menatapnya.
Aku mengikuti remaja lelaki itu pulang, dia diam-diam mengambil belati milikku.
Aku tidak tahu mengapa tapi kini aku sangat yakin bahwa remaja ini adalah dirimu.
Aku selalu merindukanmu. Apa kau dapat melihatku? Sekali saja, bawa cahaya kembali padaku.
Aku ingin menjadi lebih egois, aku ingin bersamamu lagi. Aku ingin memilikimu untuk diriku sendiri.
🍇🍇🍇🍇🍇🍇
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love✅️
FanfictionGenre: Misteri, Romance(?) Cast: Dita Karang, Jinny, Lèa, Minji, Zuu, Soodam "Aku merasa ada yang terus mengikutiku, bahkan dalam mimpi aku merasa dia terus mengawasiku. Ku mohon semoga ini segera berakhir, aku hanya ingin hidup damai dan melakukan...