Dua Puluh Tujuh

350 42 10
                                    

Selamat membaca

Ruangan bernuansa abu-abu dan sebagian dinding tergambar dedaunan, terang nan nyaman perlahan mata Tian mengerjap beberapa kali ia tidak mungkin berdrama dan menanyakan tempat ini tapi ia juga merasa asing jika ini kamarnya harusnya berwarna hitam bukan abu-abu.

Tian merasa sangat pusing, ia mengangkat tangan kanannya dan ia melihat selang infus, jika ini rumah sakit tidak lah mungkin ruangannya semewah ini pikir Tian, tapi kenapa beberapa kabel EKG terpasang pada tubuhnya dan ia tidak mengingat apa yang telah terjadi.

"Aku di mana?" Batin Tian yang merasa bingung .

Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok Leonel Pradipta yang datang membawa nampan berisi susu dan makanan.

"Pagi boy" sapa Leo sembari meletak kan nampan berisi makanan tadi di atas nakas.

"Om" ucap Tian pelan.

"Kamu jangan banyak gerak dulu tian" ucap Leo lembut sembari tersenyum.

Tian menatap Leo yang masih tersenyum Tian merasa sangat damai ketika melihat senyuman itu tak sengaja netra keduanya bertatapan hingga beberapa saat.

"Tian kamu harus makan ya om suapin" ucap Leo sembari mengalihkan pandangannya.

Tian hanya menggeleng, bahkan rasanya bernafas saja rasanya sangat sakit ia memejamkan matanya rasa sakit pada kepalanya kembali menyerang.

Leo menatap Tian yang sepertinya menahan sakit pun langsung panik ia langsung memanggil dokter pribadinya yang masih berada di lantai dasar.

"Tian kamu kenapa, hay jangan buat om khawatir" ucap Leo yang masih di landa kepanikan.

Tok tok

"Masuklah, priksa dia kenapa dia bisa seperti itu hay cepat-"

"Diamlah le, aku sedang memeriksa ke adaannya, jangan ganggu aku" sela Dokter tersebut.

Leo diam ia menatap Tian yang masih memejamkan mata menahan Sakit ia bisa mendengar desahan sakit dari bibir pucat Tian.

Entah perasaan apa ini tapi hati leo terasa sangat sakit ketika melihat Tian seperti ini.

"Maa" gumam Tian yang dapat mereka Dengar.

"Iya tian ini om" sahut leo sembari menggenggam tangan Kiri Tian.

"Sepertinya ada yang perlu kita bicarakan" ucap Dokter tersebut setelah memberikan Suntikan pada Tian.

"Tapi dia-"

"Tenang lah biar kan dia berdamai dulu dengan tubuhnya, ada masalah yang lebih serius" sela Dokter tersebut sembari mengusap surai hitam Tian yang menutupi wajahnya.

________

"Bagaimana kabar mu? Sudah lama kita tidak bertemu" tanya Leo pada lelaki di hadapannya.

"Baik bahkan sangat baik" sahut lelaki tersebut.

"Kau bekerja di mana sekarang?"

"Mengurus bisnis apa lagi" ucap Leo sembari tersenyum.

"Kau sendiri?" Tanya leo.

Mistakes In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang