Epilog

475 32 15
                                    


Bukankah kita sudah berjanji untuk selalu bersama?.

Selamat membaca
____________________

Semua orang menatap Tian yang terlihat begitu tampan dan elegan wajahnya sangat cerah seakan tidak ada beban dalam hidupnya.

Ia duduk dan berhadapan dengan Harkan semua orang sudah tau jika Nana adalah putri dari Harkan dan Nada.

Gugup? Tentu sekarang Tian sangat gugup walaupun biasanya ia selalu bercanda dengan Harkan bahkan sudah seperti sahabat tapi untuk kali ini ia merasa gugup di tatap oleh Harkan.

"Ck, om jangan tatap tian seperti itu" ucap Tian sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Leo dan Devin tersenyum geli melihat tingkah anaknya tersebut Tian jadi terlihat menggemaskan dengan wajah sedikit memerah.

"Lalu mau om tatap gimana?" Tanya Harkan sembari menahan Tawanya.

"Emang gak bisa langsung sah gitu?" Tanya Tian polos.

Semua orang ada di sana mati-matian menahan Tawa apa lagi sekarang wajah menyebalkan Tian sudah mulai di tunjukan, Nana melirik Tian ingin Rasanya ia menonjok wajah Tian sekarang juga, Nana malu karena ucapan Tian yang tidak di saring terlebih dahulu.

"Yang namanya nikah itu harus menucap janji suci dulu" bisik Devin dan Tian hanya mengangguk.

Hakran mengulurkan tangannya Tian menatap uluran tangan tersebut dan langsung menjabat tangan Harkan dengan sedikit debaran.

"Saudara Tian apakah anda sudah siap?" Tanya pak penghulu dan Tian mengangguk mantap.

"SAUDARA RISTIAN RAKENZA PRADIPTA SAYA NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN PUTRI SAYA YANG BERNAMA RAIDA NANA RAISTA DENGAN MASKAWIN, SURAH AL-MULK, 1 RUMAH ATAS NAMA RAIDA NANA RAISTA, UANG SEBESAR 200 JUTA, BERLIAN MURNI SEBERAT 4,45 KG , DUA MOTOR SPORT KELUARAN TERBARU DAN SEPRANGKAT ALAT SOLAT DI BAYAR TUNAI "

"SAYA TRIMA NIKAH DAN KAWINNYA RAIDA NANA RAISTA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DI BAYAR TUNAI!"

"Bagaimana para saksi sah?"

"SAH"

Tian kembali membuka matanya "hah? Sah?" Gumam Tian tak percaya.

_____________

Seorang pemuda yang memiliki senyum seperti kelinci itu sendari tadi tak henti-henti menatap gadis yang masih setia bergandengan tangan dengan pemuda lain.

Tangan jahil kawannya pun dengan enteng dan tidak berdosanya menepuk pipi kirinya hingga membuyarkan pikiran pemuda tersebut.

"Percuma lo liatin terus dia udah jadi milik orang lain" ucap Tao sembari menunjukan cengiran tak berdosanya.

"Apaan si!" Kesal Rega sembari menatap sinis si Tao, wajah Rega masih nampak pucat ia belum sepenuhnya pulih.

"Lo gamon ya" bisik Tao menggoda.

"Ngaco!" Seru Rega sedikit keras.

"Ada si Sara tu" ucap Rega sembari menunjuk Sara dengan dagu.

Mistakes In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang