Happy reading
.
.
."Hai Ci, lagi ngapain Lo?" Tanya Fara pada seekor harimau yang sedang bermalas-malasan. Moci namanya.
Fyi, hampir semua keluarganya mempunyai peliharaan berupa hewan buas yang sudah dijinakkan. Seperti Nathan, dia mempunyai serigala yang diberikan saat ulang tahun ke-15 oleh Opanya.
Grrrrrr
"Ooh gue nggak kepo kok Ci." Elak Fara sok tahu.
Grrrrrr
"Lo ngomong apa dah?"
Grrrrrr
"Padahal dulu we sering banget ngehabisin waktu together, tapi kok you tega lupain me Ci." Ucap Fara sok Inggris yang diabaikan oleh Moci.
"Dah lah males gue ngomong sama Lo."
Fara menghela nafas bingung. Gini amat ya jadi pengangguran berkedok pelajar. Semuanya terasa begitu membosankan.
Setelah terdiam cukup lama, Fara akhirnya memutuskan untuk bersantai di ruang tengah sambil menonton drama yang semoga saja bisa menarik minatnya.
"Abang kapan pulang ya?" Ucap Fara sambil duduk di sofa dengan kaki yang diangkat.
"PUNTEN ASSALAMUALAIKUM, RED CARPETNYA MANA NICH?" Teriak seseorang pemuda yang memasuki mansion dengan langkah santai. Tak lupa wajah menyebalkan pemuda itu yang membuat Fara gatal untuk menggeplaknya.
"WAALAIKUMSALAM." Jawab Fara.
"SIAPA LO? MASUK RUMAH ORANG KOK TERIAK-TERIAK?!" Pekik Fara dengan nada ngegas.
"Kualat Lo sama Abang sendiri nggak inget." celetuk salah satu pemuda yang datang.
"Dia amnesia." ujar pemuda disebelahnya.
"Far, Lo beneran nggak inget kita?" tanya lagi pemuda itu.
"Emang lo siapa? Ngarep banget gue inget." ujar Fara heran.
"Kok Lo jadi ngeselin?!" Sungut Fauzan.
"Kita Abang Lo." Ujar Samuel berbarengan dengan Fauzan.
"Abang gue cuma bang Jo------" Ucap Fara kurang yakin.
"Dulu Oma cerita kalau gue punya berapa Abang ya? Pertama kan Jonathan, terus kayaknya ada Abang kembar deh? Tapi, siapa ya?" Ujar Fara lirih sambil mengetuk dagunya berusaha mengingat.
"Samuel sama Fauzan." Celetuk salah satu pemuda.
"Gue Samuel." lanjutnya.
"Dan dia Fauzan." lanjutnya lagi sambil menunjuk pemuda disebelahnya.
Fara menjentikkan jarinya saat mendengar nama Abang kembarnya.
"Kok Lo tau?" Tanya Fara heran.
"Kita Abang Lo." ujar Samuel.
"Ada bukti?"
"Buktinya entar aja dah. Gue capek berdiri mulu. Ini kita nggak disuruh duduk?" Celetuk Fauzan kesal.
"Sok duduk." Ucap Fara sesopan mungkin. Namun, dengan senyuman paksa. Entah firasat dari mana, orang bernama Fauzan terasa seperti manusia menyebalkan.
"BI JUM ADA TAMU NICH, TOLONG SIAPIN MINUM." teriak Fara memanggil salah satu maid di mansionnya yang bernama Bi Jum.
"SIAP NONA." balas Bi Jum.
"Buset suara Lo makin cetar aja, Far." celetuk Fauzan
"Iya d---"
"Saking cetarnya udah kaya toa masjid." Lanjutnya sambil tertawa ngakak.
"Sialan Lo." umpat Fara menatap Fauzan kesal.
"Ini minumnya Non, eh ada Den Sam sama Den Uzan." ucap Bu Jum.
"Iya Bi, lagi main nih, kangen sama sepupu." ujar Samuel tersenyum ramah.
"Jadi mereka beneran Abang sepupuku bi?" Tanya Fara tak percaya.
"Non lupa? Mereka kan anaknya Tuan Wiji sama Nyonya Sarah." ujar Bi Jum yang diangguki Fara.
"Yaudah bibi pamit kebelakang dulu non, den." pamit bi Jum.
"Percaya?" Tanya Samuel.
"Oke deh gue percaya." jawab Fara lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Ini nggak pelukan?" Tanya Fauzan polos.
"Kok pelukan?" Tanya Fara.
"Kalau dinovel biasanya kan pelukan." ujar Fauzan.
"Itukan novel ogeb." ujar Samuel sambil menggeplak pelan kepala kembarannya.
'Btw ini emang novel' batin Fara miris.
***
"Ada info?" Tanya seorang pemuda.
"Dia sudah di Jakarta bos, dan baru sampai mansion 30 menit lalu setelah mampir di IGHS." ucap suruhanya sambil menyerahkan beberapa Vidio.
Orang yang di panggil bos itu mengangguk puas lalu menyuruh bawahannya untuk keluar.
"Aku sangat merindukanmu, honey?"
"Sebentar lagi kita akan bertemu dan akan kupastikan kamu akan menjadi milikku." ucapnya lagi dengan seringai lalu melanjutkan menonton Vidio yang diberikan bawahannya.
***
"Ugh kok gue merinding ya?" Ucap Fara sambil memeluk tubuhnya.
"Kenapa Lo Far?" Tanya Samuel.
"Kayaknya ada yang kangen sama gue deh bang." celetuk Fara sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Halu Lo?! Badan kerempeng kek gitu mana ada yang suka?" Ujar fauzan membuat Fara kesal.
"Kerempeng- kerempeng, itu namanya body shamming bang." ujar Fara membela diri.
"Btw bang Jo kapan pulang?" Tanya Fara.
"2 jam lagi kayaknya." jawab Samuel.
"Emang kenapa sih? Sore banget pulangnya." tanya Fara heran.
"Lo nggak tau Far?" Tanya Fauzan yang dijawab gelengan oleh Fara.
"Jo itu lagi anterin pacarnya belanja." ujar Fauzan.
"Pacar? Kak Chelsea?" Tanya Fara.
"Lo tau Chelsea?" Tanya Samuel.
"Tadi gue kan ke IGHS." jawab Fara.
"Bukan, pacar Jo namanya Naura." ujar Fauzan membuat Fara mengernyit.
'Harusnya pacarannya bulan depan kan?' batin Fara bingung.
"Loh bukanya bang Jo udah tunangan?" Sahut Fara menatap Fauzan bingung.
"Mereka memang tunangan, tapi hanya Chelsea yang nerima." Jelas Samuel.
"Naura? Dia yang hobinya nangis di IGHS?" Tanya Fara memastikan.
"Tepat sekali, gue aja heran kok bisa Jo kepincut sama cewe yang kaya gitu." Cibir Fauzan.
"Di pelet kayaknya deh." Timpal Fara menduga-duga.
"Entar kalau Jo pulang jangan lupa di rukyah, Far." ucap Fauzan yang diangguki serius oleh Fara.
Meskipun Fara mempunyai IQ yang tinggi, tetap saja ia hanyalah seorang gadis polos yang akan mudah percaya pada orang yang memprovokasinya, apalagi jika hal yang diprovokasi adalah hal yang masuk akal menurut Fara. Oleh karena itu, dulu Abang angkatnya sangat menjaga pergaulan Fara.
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandiri saat masuk Sma. Namun ia harus kehilangan nyawanya karena menyelamatkan Abang angkatnya yang nyar...