Happy reading
.
.
."FARA...."
"AFRI....."
Dua gadis itu saling berpelukan dengan penuh haru. Mereka berpelukan seolah tidak ada hari esok.
"Gila! Gue kangen banget sama elo," kata Afri lalu menguraikan pelukannya.
Fara langsung menyugarkan rambutnya kebelakang, ekspresi songong langsung terpatri diwajah cantik itu. "Jelas! Gue kan orangnya ngangenin," kata Fara dengan percaya diri yang overload.
"Pede gila, Lo."
Afri menoyor kepala sahabatnya lembut, kemudian mereka tertawa bersama tanpa peduli orang-orang yang memandangnya aneh.
Ekhem
Afri sedikit tersentak, saat tersadar ia langsung tersenyum pada Fara dan mengenalkan teman baru mereka.
"Eh iya Far, kenalin dia Elin, mubar."
Fara langsung mengalihkan pandangannya pada sosok manusia yang berdiri di belakang Afri. Saat melihat wajahnya,atau Fara menajam.
"Lo?! Ngapain Lo disini!?" Ucap Fara dengan nada kesal yang amat kental.
"Sekolah lah, nggak liat apa gue pake seragam?" Balas Elin sedikit nyolot.
"Lo nanya?"
Fara berucap acuh lalu segera pergi dari sana. Afri sendiri langsung mengikuti Fara dari belakang, takut Fara hilang kendali, apalagi jika kejadian hari itu terulang kembali.
Afri bergidik ngeri disela-sela langkahnya. Saat mereka sampai didepan kelas, Afri langsung bernafas lega.
Saat jam istirahat, tanpa sengaja Fara dan Elin kembali bertemu saat berjalan ke kantin. Mereka saling membuang muka dan langsung menjauh dengan ekspresi jijik. Saat sampai kantin, mereka berhenti sejenak. Tatapan mereka sama-sama tertuju pada satu-satunya bangku yang letaknya tepat ditengah Kantin.
Mereka, Fara dan Elin langsung berlari menuju bangku itu dengan kekuatan penuh. Dan hup, mereka tiba secara bersamaan. Kedua gadis itu kembali melemparkan tatapan tajam.
Melihat itu, Afri dan Fani yang sedari tadi mengekor langsung berinisiatif menggabungkan mereka.
"Mending, kita bareng aja! Iya gak Fan?" Ujar Afri, Fani mengangguk setuju.
Dengan enggan, mereka menuruti ucapan Afri. Sejenak, suasana di meja itu kembali damai. Dua orang yang awalnya saling melemparkan tatapan tajam kini sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Fara mendongak saat pesanan mereka datang, dengan antusias ia mulai meracik semangkuk bakso yang awalnya berkuah bening menjadi merah.
Namun, saat melihat arah pandang Elin rasa antusiasnya memudar.
"Jan ganjen Lo! Bang Jo sampai kapanpun milik kak Chelsea!" Ucap Fara sinis. Matanya masih melirik Elin yang memandang abangnya dari kejauhan.
Dahi Elin merengut saat mendengar ucapan Fara, entah mengapa ia merasa ucapan itu tertuju padanya. Saat menyadari arti tatapan Fara, amarah gadis itu langsung terpancing kembali.
"Siapa yang ganjen, njirr?!" Tanya Elin.
"Lo lah."
"Gila, Lo!"
Karena emosi yang belum mereda, tanpa sadar Fara telah menyendok begitu banyak sambal ke mangkuknya. Saat sendokan ke-10, tiba-tiba tangannya dihentikan.
Fara menatap tangan yang nampak kekar itu marah, namun, saat melihat si pemilik wajahnya langsung berubah jinak.
"Jangan banyak-banyak!" Sosok yang tak lain Kenan menepuk puncak kepala Fara lembut.
Fara menggerutu karena perilaku laki-laki itu yang merusak tatanan rambutnya, namun, tak urung ia mematuhi perkataan laki-laki itu.
Saat akan menyuap makanannya, tangan Fara kembali dihentikan. Fara langsung menatap Kenan kesal.
"Apaan sih?!"
"Tuker!" Kata Kenan dengan mata yang fokus pada makanan racikannya.
Fara menggeleng cepat. "Nggak!"
Kenan berdecak saat melihat sifap keras kepala Fara, "Tuker Fara!!" Katanya lagi dengan penekanan.
"Nggak boleh!!" Fara kembali menggeleng, tangannya langsung menjauhkan mangkuknya dari jangkauan Kenan.
"Tuker atau cium?" Ancam Kenan.
Fara langsung terdiam mendengar ancaman Kenan.
Melihat Fara terdiam, Kenan tersenyum kemenangan. Tangannya tanpa dicegah langsung menjangkau mangkuk Fara.
Cup!
Gerakan Kenan terhenti bersamaan dengan wajah yang mulai memerah. Meskipun kecupan yang diberikan Fara hanya dipipi, tapi itu adalah kecupan pertama gadis itu tanpa paksaan ya alias inisiatif sendiri.
Elin yang melihat itu lantas membulatkan matanya, tiba-tiba rasa panas muncul di tenggorokannya.
"Uhuk....uhukkk...uhuuukkk." Gadis itu terbatuk dengan wajah memerah karena tersedak makanannya.
Sementara Fara, ia menyantap makanan racikannya dengan santai. Saat menatap dua orang itu, pertanyaan heran muncul dikepalanya.
"Kenapa wajah kalian memerah?" Tanya Fara dengan watadosnya.
.
.
.
TBC.11 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandiri saat masuk Sma. Namun ia harus kehilangan nyawanya karena menyelamatkan Abang angkatnya yang nyar...