_Happy reading_
.
.
.
"KALO SAMPE JANTUNG GUE COPOT GIMANA HAA?!! MAU LO GANTIIN??!" Lanjut Fara sedikit ngegas.
Kriikkk.... kriikkk..... kriikkk
Semua penghuni kantin langsung menatap ke arah Fara tak percaya karena berani memotong ucapan salah satu penguasa sekolah.
*****
"F-Fara kenapa kamu ada disini?" Tanya Fauzan dengan tampang bodohnya berjalan mendekat ke Fara.
Sekali lagi penghuni kantin merasa dunianya akan kiamat karena balasan dari Fauzan yang membuat mereka terperangah.
"Kenapa?!! Nggak boleh gitu?!!" Sahut Fara menatap Fauzan sengit. Ia tak peduli jika menjadi pusat perhatian di kantin.
"Ng-nggak bukan gitu, maksudnya kenapa nggak bilang Abang dulu, Abang kan bisa jemput." Jelas Fauzan cepat.
"Maaf ya bang, tapi Fara masih marah sama Abang soal kejadian 2 hari lalu. Masih inget kan?" Ujar Fara tanpa menatap Fauzan.
Fauzan langsung terdiam di tempat mendengar penuturan Fara. Pikirannya langsung teringat kejadian dimana ia----
Entar kalau Jo pulang jangan lupa di rukyah Far
Memprovokasi Fara.
"Dan hukumannya, Abang harus traktir Fara disini. Kalau nggak, Fara bakal marah terus ke Abang." Ucap Fara dengan nada mengancam. Sebetulnya, Fara hanya asal mengancam. Ia hanya mengcopy ancaman yang biasanya di novel bertemakan posesif family.
"Apa?!! Kenapa gitu, huft baiklah." Ucap Fauzan pasrah.
"Emang harus gitu." Ucap Fara sambil mengangkat bahunya acuh.
"Lo datang sendiri Far?" Tanya Fauzan basa-basi.
"Hm." Dehem Fara malas.
"Emang dibolehin Jo?" Tanya Fauzan heran. Setahunya, Jo yang notabennya sepupunya sangat posesif pada Fara.
"Dari kemarin Fara belum pulang ke rumah." Ucap Fara menjelaskan.
"Fara lagi marahan sama bang Jo" Lanjut Fara.
"Oo, bagus deh kalo gitu. Rasain! Pasti Jo stres tuh. Tapi, kalau boleh tau karena apa Far?" Ucap Fauzan tersenyum puas karena membayangkan penderitaan sepupunya.
Fara menghela nafas kecil sebelum bercerita. "Fara diboongin bang Jo, kemarin Fara ditinggal disekolah. Padahal bang Jo sendiri yang bilang kalo Fara prioritas utama, tapi bang jo sendiri yang ingkar. Bang Jo nganterin Naura dulu ke toko buku, terus Fara ditinggal. Huft, Fara udah nunggu di sana lama, katanya Fara bakal dijemput sama bang Chan, tapi nggak dateng-dateng orangnya. Jadi, Fara mutusin buat pulang sendiri. Abang tau kan kalo Fara amnesia? Fara jadinya asal lewat jalan, terus tiba-tiba ada tiga preman yang nyegat Fara. Untung tuh Fara jago bela diri. Tapi, karena Fara lelah jadinya ya Fara pingsan. Pas bangun-bangun Fara udah di kamar mewah yang pasti itu bukan kamar Fara" Jelas Fara panjang lebar.
Hampir semua pengunjung kantin mengangguk mendengar penjelasan Fara karena Fara bercerita dengan suara yang sedikit keras, membuat semua orang bisa mendengarnya.
"Jadi, endingnya Lo diculik om om, Far?"
"Nggak. Yang nyulik Fara bukan om om, tapi cogan, masih muda jelas sih dia juga masih SMA." Ujar Fara.
"Btw Naura siapa Far?"
"Naura, dia orang ketiga di hubungan bang Jo, gini ya, sebenarnya bang Jo udah punya tunangan, tapi dia masih ngedeketin bang Jo." Ujar Fara.
"Wah, berarti dia pelakor dong?" Sambung Nissa.
"Gue tebak Naura pasti PPB." Ujar Nadya.
"Gue pikir juga gitu. Kalo di wattpad kan gitu alurnya." Sambung pendengar lainnya.
Fara semakin semangat untuk melanjutkan perghibahan itu. "Iya----"
"Udah puas hm?" Potong seorang pemuda yang baru saja tiba di kantin dengan nada lembut.
"Eh, Kenan, gue kira siapa? Tadi pagi kenapa Lo ninggalin gue sih?!!" Ucap Fara kesal menghiraukan semua mata yang mengarah padanya.
"Far, Lo kenal sama dia." Tanya Fauzan sambil menunjuk Kenan hati-hati.
"Dia Kenan kan bang? Tunangan gue." Ucap Fara jelas.
Kenan tersenyum puas mendengar ucapan Fara yang mengakui dirinya. Beda dengan Fauzan yang takut setengah mati.
'Gawat!!!' batin Fauzan.
"Hm, maaf by. Tadi padi aku buru-buru." Ucap Kenan penuh sesal lalu duduk di samping Fara sambil memeluk pinggangnya posesif.
"Eh jangan panggil adik gue babi!! Kalo Nathan tau bisa habis elo Ken." Celetuk Fauzan.
"Gue nggak takut." Ucap Kenan dengan raut tak peduli.
"Maaf nih, btw kita butuh klarifikasi." Celetuk Nissa yang diangguki semua penghuni kantin.
Fara terkekeh mendengar celetukan teman barunya. "Kenalin guys dia Kenan, tunangan gue. Terus yang tadi teriak-teriak itu Abang sepupu gue." Jelas Fara.
Semua penghuni kantin terutama kaum ciwi-ciwi langsung histeris tak percaya saat idolanya sudah berpawang.
"Eh, Bang Sam mana bang?" Tanya Fara menghiraukan pekikan murid SMA Malika.
"Biasa, dia kan babu sekolah. Paling juga lagi pentengin laptop di ruang OSIS." Ujar Fauzan.
"Bang Sam ketos?" Tanya Fara.
Fauzan menggeleng, "Cuma sekretaris." Jawab Fauzan.
"FARA." Teriak seorang pemuda yang baru datang ke kantin dengan wajah khawatir dan tampilan acak-acakan.
Semua penghuni Kantin langsung melihat ke pintu masuk.
"Bang Jo." Ucap Fara lirih. Jujur, hatinya masih kecewa mengingat kejadian kemarin.
"Fara kamu kemana aja dek? Abang khawatir tau nggak! Abang kan udah bilang kalau mau pergi ijin dulu." Ucap Nathan lalu berusaha memeluk Fara, namun, selalu gagal karena dihalangi oleh Kenan.
"Ck, minggir." Ucap Nathan menatap Kenan datar.
"Nggak!" Tolak Kenan mentah-mentah.
"Fara adik gue!" Ucap Nathan.
"Dia tunangan gue!" Ujar Kenan.
"Gue belum restuin Lo!"
"Dan gue nggak peduli!"
"Ponsel Fara hilang." Cicit Fara.
Nathan langsung teringat kejadian kemarin yang menyebabkan adiknya hilang.
"Maafin Abang dek, Abang lupa." Ucap Nathan lirih.
"Pulang ya, rumah sepi kalau nggak ada kamu." Lanjut Nathan menatap Fara penuh harap.
"Kenapa nggak bawa dia aja?" Ucap Fara tanpa menatap Nathan.
Deg
"Dek......."
"Kenapa? Nggak bisa jawab?! Udah lah, mending Fara tinggal sama Kenan daripada terus dilupain." Ucap Fara.
"Sampai kapanpun Abang nggak akan kasih ijin kamu tinggal sama dia." Ucap Nathan sambil menatap Kenan sengit.
"Kenapa? Kan udah tunangan, kalau kurang nikah, ya tinggal nikah." Ucap Fara enteng.
.
.
.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandiri saat masuk Sma. Namun ia harus kehilangan nyawanya karena menyelamatkan Abang angkatnya yang nyar...