EMPAT PULUH SEMBILAN

19K 1.6K 36
                                    

Happy reading
.
.
.

"LOOK WHO WE ARE🎶"

"WE ARE THE DREAMERS."

"WE MAKE IT HAPPEND."

"CAUSE WE BELIEVE IT."

"LOOK WHO WW ARE."

"WE ARE THE DREAMERS."

"WE MAKE IT HAPPEND."

"CAUSE WE CAN SEE IT🎶"

Di hari minggu yang cerah ini, Fara tengah menghabiskan waktu nya dengan mengadakan konser tunggal di ruang tamu. Tenang! Penonton nya ada kok. Siapa lagi kalo bukan Nathan. Brother-sister time~

Tepat pagi tadi sebelum matahari terbit, Fara telah merelakan waktu ngebo nya untuk membangunkan abang tercinta nya, Nathan. Gadis itu berniat menjadikan Nathan sebagai penonton gratis nya dalam konser. Itung-itung gladi kotor sebelum konser sungguhan. Iye kan?

Alih-alih menolak, justru Nathan dengan senang hati menuruti permintaan Fara. Awalnya Fara terkejut, takut-takut ada udang dibalik selimut. Tapi, setelah dipikir-pikir mungkin kepala abang nya baru terbentur bantal dan menjadi abang yang baik. Semoga saja!

"Mau nyawer nggak bang?" Tanya Fara yang berdiri di atas meja, dengan remot yang digenggam erat.

Nathan langsung merogoh saku celana nya. "Ada nya blackcard, mau?" Tanya cowok itu sambil menunjukan kartu hitam yang tanpa sengaja ditemukan dalam saku celana.

Dahi Fara mengernyit tak suka. "Dimana-mana kalo nyawer pake uang tunai bang, bukan kartu limited! Tapi nggak papa sih, lumayan buat tambahan uang jajan."

Fara langsung mengambil kartu tersebut dan menyimpan nya dalam saku dengan hati-hati. Bahaya kalau ilang!

Saat melihat Nathan yang duduk dengan tenang, Fara melanjutkan nyanyian nya.

"Nonhyeon baengmito uri jari

Hakgyo kkeutnamyeon hoesa calling

A jigeum baro ttak galgeyo

Jebal jiben bonaeji maseyo🎶"

Nathan mendengarkan nyanyian Fara dengan pasrah. Meskipun demikian, senyum nya tak pernah lepas dari wajah laki-laki itu. Melihat adik nya bahagia adalah kebahagiaan tersendiri.

Sesosok paruh baya datang menemui Nathan dengan tergesa-gesa. Namun, tidak menghilangkan sikap sopan nya.  Paruh baya yang tak lain kepala pelayan itu berhenti saat tiba disamping Nathan.

"Permisi Tuan muda, ada Tuan Kenan didepan."

Nathan terdiam sejenak sebelum kembali menatap kepala pelayan. Benak nya menebak-nebak tujuan laki-laki itu datang.

"Suruh dua masuk!" Perintahnya.

Pria paruh baya itu mengangguk patuh, dan segera melaksanakan perintah bos nya.

"Nathan!"

Saat suara itu jatuh, Nathan langsung menatap Kenan dengan datar. Seperti biasa ia tidak akan pernah akur dengan laki-laki itu.

"Ada apa?"

"Kenapa?" Tanya Kenan singkat. Jelas, hanya mereka berdua yang paham.

"Urusan lo?"

"Gue tunangan nya, bastard!"

Tanpa basa-basi, Kenan langsung memberikan bogeman terbaik nya pada laki-laki yang tak lain calon kakak ipar nya itu. Jika saja dia tidak punya hubungan darah dengan Fara, sudah Kenan pastikan dia lenyap lebih cepat.

Nathan sendiri langsung membalas pukulan Kenan dengan kekuatan penuh. Jelas rasa ketidaksuka nya menjadi bahan bakar utama pukulan nya itu. Ditambah informasi dari 'Nomer tidak dikenal' membuatnya yakin, Kenan sama sekali tidak pantas dengan adik nya.

"Run beautiful, run🎶"

Tepat setelah Fara menyelesaikan nyanyian nya, gadis itu tidak bisa tidak menahan amarah nya.

"ANJIRRR, A-APA APAAN INI WOYY?!"

Baik Kenan maupun Nathan menghentikkan pukulan nya. Kedua cowok itu menatap Fara secara bersamaan.

Tiba-tiba pandangan Fara tersapu pada tempat dimana Kenan berdiri.

"Astaga! Sayang nya Fara!!"

Gadis itu langsung berlaru dengan cemas ke arah Kenan.

Kenan tersenyum sombong pada Kenan, kedua tangan nya direntangkan, siap menerima pelukan Fara.

"See, gue pent----"

"Ayang beb Yonngi, astaga! Untung kamu nggak papa."

Fara berhenti tepat disamping Kenan lalu berjongkok. Tangan nya debgan lembut mengelus sebuah kipas yang bergambar wajah salah satu suami impian nya. Min Yoongi.

Pffft

Senyum Kenan membeku, antara sedih atau tertawa, cowok itu bingung bagaimana ekspresi nya sekarang. Terlebih ekapresi Nathan yang jelas sedang menahan tawa, membuat Kenan melotot tajam.

Sialan!

Nathan tersenyum sombong pada Kenan, matanya jelas berkata 'Sekarang giliran gue'. Cowok itu langsung mendekati Fara dengan senyum lembutnya.

"Fara....."

"Diem! Gara-gara kalian, gambar suami gue hampir rusak! Lagian kenapa sih pada berantem?! Buang-buang energi tau nggak!?"

Kenan tak mau kalah memcari perhatian Fara.

"Sayang, luka nya sakit......."

"Obati sendiri! Salah siapa berantem!?" Sewot Fara.

Gadis itu melotot garang pada kedua cowok itu.

"T-tapi....."

"Nggak ada tapi-tapian!"

"Pergi sana!"

Namun, kedua cowok itu sama sekali tak berkutik ditempatnya, membuat Fara geram sendiri. Gadis itu meletakkan kipasnya dengan hati-hati lalu tanpa perasaan menyeret tangan keduan nya menuju kamar kosong yang tak jauh dari sana, berniat mengunci mereka di dalamnya.

"Sebelum kalian baikan, gue nggak bakal buka pintu!" Ucap Fara sebelum pintu tertutup sempurna.

Nathan mengangkat bahu nya acuh, cowok itu berjalan menuju sofa terdekat. Cowok itu dengan elegan duduk disana. Luka-luka sisa pertempuran nya tadi sama sekali tidak dipedulikan.

"Mau diobatin?" Tanya cowok itu pada Kenan yang masih berdiri didekat pintu. (Dibaca mengejek Kenan)

Kenan menatap Nathan sinis, kepala nya menggeleng tegas.

"Nggak," tolaknya mentah-mentah.

"Lo tau dia kembali?"

"Ya, dia harus lenyap!"

"Yakin? Terakhir kali lo yang urus, tapi dia masih hidup!"

"Bukan gue, mana sudi gue nyentuh dia?!"

"Ini semua gara-gara dia, dasar psikopat bodoh!"

Jelas-jelas target nya anggota mafia ternama, malah dikasih racun kelas rendahan, mana mempan!?
.
.
.
TBC.

15 Desember 2022

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang