SEBELAS

78.2K 6.8K 91
                                    

_Happy reading_

.
.
.

BRAKK

Dengan kasar, Nathan mendobrak pintu masuk markas geng Capricorn. Pikirannya kalut memikirkan keadaan adiknya. Setalah berkeliling, Nathan menemukan ponsel adiknya tergeletak tidak jauh dari sekolah, tepatnya disebuah gang sempit dengan tiga orang preman yang tergeletak pula.

"A-ada apa bos?" Tanya salah satu anggota Capricorn dengan takut-takut. Aura yang dikeluarkan Nathan sangatlah gelap membuat semua orang yang didekatnya ketakutan.

"Cari Fara, dia hilang." ujar Nathan dengan wajah datarnya lalu segera pergi ke tempat yang bisa dijadikan sebagai luapan emosinya. Ruang latihan.

Bugh

Bugh

Bugh

Nathan memukul samsak yang ada dihadapannya dengan brutal, setidaknya ini bisa untuk menyalurkan emosi yang sedari tadi Nathan tahan.

"Fara kamu dimana?" Ucap Nathan lirih

"Maafin Abang Fara hiks hiks." ucap Nathan cemas hingga tanpa sadar air mata mulai turun dan menetes.

"AAAARRGHHHHH......." Nathan mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Than." panggil Gilang yang sedari tadi menyaksikan semua yang dilakukan sahabatnya.

"Pergi, gue mau sendiri." ucap Nathan dingin.

"Tenang Than, Fara nggak akan suka ngeliat keadaan Lo yang kayak gini." ujar Gilang berusaha membujuk Nathan.

"Fara hilang, itu semua karena gue. Seandainya gue lebih mentingin Fara, dia nggak akan hilang." lirih Nathan dengan wajah kecewa, ya, kecewa pada diri sendiri karena gagal menjaga permata berhaganya.

"Fara hiks hiks. Gue nggak becus jadi Abang Lang." lanjut Nathan lirih dengan air mata yang masih turun.

Gilang menghela nafasnya lelah.

"Fara pasti aman." ucap Gilang penuh keyakinan.

"Percaya sama gue."

"Besok kita pastiin disekolah."

Nathan mengangguk lemah mendengar perkataan Gilang. Ya, semoga saja besok ia bisa menemukan Fara.

Keesokan harinya, Nathan sudah stay di parkiran IGHS sejak pukul 06.00 dengan wajah datarnya berharap bisa menemukan adiknya diantara kerumunan siswa yang datang.

"Datang pagi Than?" Tanya Gilang basa-basi yang baru datang.

"Hm." jawab Nathan malas dengan mata yang tak pernah lepas dari pintu gerbang IGHS.

Gilang menghela nafasnya sabar. Sepertinya beberapa menit ke depan ia akan terjebak dalam suasana yang errr canggung. Jika saja ada Chandra pasti ia tidak akan merasa seperti ini. Sayang sekali Chandra harus dirawat inap karena kecelakaan kemarin.

Gilang melihat jam tangannya dengan cemas. Mereka berdua sudah menunggu hingga bel masuk akan berbunyi, namun, belum ada tanda-tanda kemunculan Fara.

"Than." panggil Gilang cemas.

"Bel bentar lagi bunyi." ujar Gilang.

"Hm." Dehem Nathan.

"Lo mau disini terus?" Tanya Gilang.

Nathan langsung menatap Gilang. "Hm, adik gue belum datang." ucapnya lalu kembali fokus ke gerbang sekolah.

Tiba-tiba dari arah gerbang datang Naura dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Maaf ya kak aku kelamaan." ucap Naura saat sampai didekat Nathan, namun, tidak ada yang menggubris ucapannya.

"Kakak pasti kecapean karena nunggu aku." lanjut Naura dengan percaya diri.

"Kak ayo ke kelas, belnya udah bunyi." ucap Naura tapi tidak digubris Nathan.

"Kak." panggil Naura lagi lalu tanpa izin menyentuh tangan Nathan.

"Jangan sentuh gue!!" Ucap Nathan marah lalu menyentak kasar tangan Naura.

"Kakak kenapa?" Tanya Naura dengan wajah dibuat berkaca-kaca.

"Nau, mending Lo pergi deh, Nathan nggak nungguin Lo btw." Ucap Gilang.

"Maksud Kak Gilang?" Tanya Naura heran.

"Nathan nungguin adiknya." ujar Gilang.

"Emang Fara dimana? masa dari kemarin nyusahin Mulu. Kan kasian kak Nath..."

"Mending Lo diem deh." sungut Gilang.

"Tapi kan kak....."

"Fara ilang. Itu karena elo." potong Gilang cepat.

"Kok nyalahin aku?!" ucap Naura tak terima.

"Pasti Lo kan yang maksa Nathan buat nemenin Lo pergi." tuduh Gilang menatap Naura tajam.

Gilang akui dulu sempat merasa kagum dengan sifat polos Naura, namun, seiring berjalannya waktu, Gilang mulai melihat sisi lain dari Naura. Sisi yang tak pernah Gilang pikirkan. Karena itu pula, Gilang mulai tidak menyukai keberadaan Naura ditengah-tengah sahabatnya.

Tanpa mereka sadari, Nathan sudah beranjak dari sana sejak perdebatan Naura dan Gilang dimulai.

***

Hooaammm

Fara meregangkan tangannya yang sedikit kaku karena tertidur.

"Mimpi apa gue ya semalem, nyenyak banget perasaan?" ucap Fara lirih.

Matanya Fara langsung membola saat melihat jam di nakas. Dia terlambat.

Dengan kecepatan kilat Fara bersiap-siap untuk bersekolah. Berhubung dia tidak pulang rumah, Fara tidak langsung memakai seragamnya, ia memakai pakaian santai.

"KENANNN GUE TELAT!!?" teriak Fara saat berlari turun dari tangga. Kamar yang ia tempati berada di lantai tiga, bisa dibayangkan kan berapa capeknya Fara?

"Nona, saya mohon jangan berlari di tangga. Jika tuan tau, dia akan marah." tegur salah satu maid yang ditugaskan untuk menjaga Fara selama di mansion, Ningsih namanya.

"Ekhem. Baiklah, kalau boleh tau dimana Kenan?" Ucao Fara sedikit kikuk sekaligus bertanya.

"Tuan sudah berangkat sekolah satu jam lalu Nona." ucap Ningsih.

Sialan, gue ditinggal

"Emang dia sekolah dimana?" Tanya Fara penasaran.

"Tuan bersekolah di SMA Malika nona." jawab Ningsih.

Fara bersmirk mendengar ucapan itu. 'lets play the game abangku sayang' batin Fara.

.
.
.
Bersambung

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang