DUA PULUH SEMBILAN

34.3K 2.8K 46
                                    

Happy reading
.
.
.

"Selamat pagi nona Fara......"

"Pagi dokter," balas Fara dengan senyuman manisnya, tapi matanya masih terasa layu.

Di pagi yang cerah ini, Fara sudah disambut senyuman yang tak kalah manis dari matahari yang masih malu-malu keluar dari tempat persembunyiannya. Sosok laki-laki itu sudah datang ke ruangnya pagi-pagi sekali untuk memeriksanya. Benar-benar dokter yang rajin.....atau terlalu rajin ya?

"Bagaimana perasaan anda nona?" Tanya dokter itu dengan nada yang lembut.

Andai saja ia perempuan lajang, sudah pasti dirinya akan mengejar cinta laki-laki itu yang kononnya masih single itu. Jangan suudzon, dirinya hanya mendengar dari para suster yang kebetulan bergosip saat melewati ruangnya, inget loh ia hanya mendengar bukan menstalk laki-laki itu.

"Sangat baik......hoam," kata Fara, ia menguap di akhir kalimat. Maklum, emang dasarnya jiwa rebahan mau seberapa pun lamanya tidur ujung-ujungnya masih ngantuk juga.

Tanpa dicegah, tatapannya langsung menatap abangnya yang masih tertidur di sofa dengan nyamanya. Gara-gara sosok itu, jatah tidurnya berkurang!.

Ya, beberapa saat setelah Kenan meninggalkan ruangannya, Nathan datang dengan sebuah permainan di tangannya. Dan semalaman ini ia memainkan permainan itu bersama Fara, ralat memaksa Fara untuk mengikutinya.

Ceklek!

"Selamat pagi kesayangannya Opa," sapa Opa Fajar dengan senyuman lembut. Disampingnya Oma Kinan berdiri dengan tatapan penuh kasih sayang yang ditujukan pada Fara.

"Fara, cucu Oma yang paling cantik! Lusa kamu ikut Opa, Oma ke London lagi, oke!?" Kata Oma Kinan tegas, tapi nadanya terdengar khawatir.

"Loh.......kok gitu sih, Oma. Belum juga sebulan aku disini masa pindah lagi!?" Tatapan protes langsung Fara layangkan pada Omanya. Rasa ngantuknya langsung hilang saat itu juga.

"Fara, tempat ini tidak aman. Coba lihat! Baru beberapa hari saja kamu sudah terluka. Pokoknya Oma nggak mau tau lusa kamu ikut Opa, Oma. Setidaknya kamu akan aman disana," kata Oma Kinan.

"Oma, aku nggak mau pindah," ucap Fara keras kepala.

"Oma....." Rengek Fara, matanya ia buat berkaca-kaca agar terlihat imut.

"Nggak mempan sayang," potong Oma Kinan dengan pandangan yang terus menghindari tatapan cucunya.

Opa Fajar yang melihat cucunya seperti ingin menangis langsung menatap istrinya memohon.

"Sayang........" Rengek Opa Fajar pada istrinya.

"Diem kami," potong Oma Kinan.

Karena tujuannya telak terlaksana, Oma Kinan langsung pergi keluar ruangan untuk menemui dokter, dirinya akan menanyakan perkembangan kesehatan cucu kesayangannya itu.

"Nak, kamu tenang saja. Opa bakal bujuk Oma kamu!" Kata Opa Fajar lalu bergegas keluar mengejar langkah istrinya yang sudah menjauh.

Fara mendengus kesal lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Samar-samar ia mendengar suara langkah kaki yang berlari mendekati ruangannya.

1.....2......3......

BRAKK

"FARAAA,"

Tuh kan bener.

Afri datang bersama Chelsea di belakangnya. Hatinya cukup terharu saat melihat mereka membawa bungkusan parcel berisi buah. Lumayan bisa buat cemilan.

"Sssst, jangan berisik! Bang Jo lagi ngebo" ujar Fara dengan jari telunjuk didepan bibirnya. Meskipun dalam hatinya ia yakin jika abangnya tak akan bangun walaupun teman-temannya melakukan konser rock!.

"Upss, sorry Far. Gue terlalu excited soalnya," lirih Afri dengan wajah meringis. Dilihat dari pandangannya, kakak kelasnya itu pasti merasa kelelahan karena menjaga Fara selama ini, itu jelas terlihat dari kantung matanya yang berwarna hitam. Persis seperti mata panda.

Tapi disisi lain, ia juga merasa kagum dengan ciptaan Tuhan yang hampir sempurna itu. Meskipun terlihat jejak-jejak kelelahan, wajahnya masih terlihat sangat tampan. Pesona cogan memang tak terbatas!

"Masyaallah, bang Jo kalo tidur tambah gans aja ya? Heran gue," ucap Fara dengan pandangan kagum, matanya masih fokus menatap Nathan.

"Hey, jaga omongan Lo Fri, Tunangannya di sebelah Lo tuh!" Ujar Fara sedikit ngegas.

Afri meringis lagi. Karena sibuk dengan pikirannya, ia sampai melupakan keberadaan Chelsea yang berdiri anteng disampingnya. Untung udah jinak, jika belum tamatlah sudah riwayatnya di IGHS.

"Maaf kak..." Ringis Afri dengan jari peacesnya.

"Hm, nggak masalah kok, lagian gue udah nggak peduli," ucap Chelsea acuh tak acuh.

"Kalau Lo mau, ambil aja tuh orang," lanjut Chelsea dengan dagu yang menunjuk Nathan dengan ogah-ogahan.

Secara tidak langsung Chelsea memberlakukan abangnya seperti barang, tapi tak masalah karena baginya itu bukan masalah, jika itu masalahnya itu tetap tidak menjadi masalahnya. Pokoknya itu bukan masalah untuknya, ya bukan masalah.

"Sorry Kak, gue juga udah punya doi," kata Afri sesopan mungkin.

"Siapa doi Lo, Fri?" Tanya Fara penasaran. Setaunya, ia tidak pernah melihat interaksi sahabatnya dengan lawan jenis.

"Jimin dong....hiya...hiya...hiya" Afri langsung tertawa heboh setelah menyelesaikan ucapannya.

Chelsea dan Fara langsung Afri datar, "huh! Dasar tukang halu!" Ujar Fara sinis.

Tapi, sedetik kemudian Fara berdehem canggung karena baru menyadari jika dirinya termasuk golongan orang yang suka berhalu. Sial! Gue juga tukang halu.

Ceklek!

"Fara...."

Setelah suara serak-serak basah itu terdengar, suasana di ruangan Fara menjadi hening. Hanya suara dengkuran Nathan yang mengisi keheningan itu.

"Eh, gue baru inget ada kencan sama ayang Namjoon, njirr," kata Afri dengan wajah dibuat terkejut.

"Gue pamit Far, bye." Lanjutnya lalu segera menyelonong keluar.

"Gue ada les menjat pohon, permisi Far." Kata Chelsea dan ia langsung mengikuti langkah Afri.

"Ada apa, Ken?" Tanya Fara dengan nada setenang mungkin. Pokoknya jangan sampai Kenan mendengar nada bicaranya yang gugup!

"Gue mau ngomong sesuatu," ucap Kenan dengan mata yang fokus menatap Wajah cantik Fara.

Fara langsung menyendu saat Kenan menggunakan kata 'gue' pada dirinya.

Please, siapapun bilang ini cuma mimpi........
.
.
.
TBC.


Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang