Happy reading
.
.
."ARRGH, KENAPA HARUS SEKARANG?!"
Fara menggeram saat melihat ban mobilnya tertancap paku. Sial! Padahal jam tangan nya telah menunjukkan pukul 07.00, yang berarti dirinya sudah terlambat. Mana masih jauh lagi jalan nya.
Fara menendang ban mobil itu kesal. Gadis itu mengedarkan pandangan nya pada jalan yang terlihat sangat sepi. Bagai kesialan yang datang berkali-kali, Fara menyesal telah memilih jalan pintas. Ponselnya bahkan tertinggal.
Ditambah sinar matahari yang begitu tak bisa diajak kerja sama, menyengat, perutnya juga sedari tadi terus-menerus berbunyi meminta jatah. Ugh, rasanya Fara ingin menangis!
"Sialan, mana nggak ada yang lewat lagi!?" Gumam gadis itu.
Fara menghembuskan nafasnya pasrah. Ia langsung menselonjorkan kakinya yang terasa pegal, karena terlalu lama berdiri. Saking frustasinya, Fara tidak peduli dengan tanah yang menempel pada seragam nya.
Setelah dirasa cukup lama, Fara bangkit dan beranjak dari sana. Gadis itu berniat mencari bantuan yang mungkin saja lewat.
Fara memandang pemandangan disekitar jalan ngeri. Kanan-kiri, semuanya hanya terdapat bangunan bertingkat tak berpenghuni, cocok sekali untuk syuting film horor, ada yang berminat?
Setelah hampir 30 menit berjapan kaki, mata Fara dipenuhi harapan kala melihat sebuah ...... ah tidak, beberapa buah mobil mobil yang akan lewat. Dengan semangat ia melambaikan tangan nya.
Senyuman Fara semakin melebar saat beberapa mobil itu berhenti tepat dihadapannya. Gadis itu langsung melangkahkan kakinya mendekat.
Namun, saat pengemudi mobil keluar, tubuh Fara tidak bisa tidak membeku. Gadis itu tersentak saat melihat sekelompok pria berbadan kekar keluar, persis seperti anggota-anggota mafia dalam imajinasinya.
Tiba-tiba hatinya merasa gelisah entah karena alasan apa. Otaknya terus mengirimkan firasat buruk yang akan terjadi.
"Tangkap dia!"
Fara bisa mendengar perintah salah satu dari mereka. Ia yakin 'dia' yang dimaksud adalah dirinya. Melihat itu, Fara langsung berbalik dan segera berlari tanpa suara.
"Kejar!"
Sekelompok pria itu langsung mengejar Fara yang sudah terpaut cukup jauh. Tak lupa, suara tembakan menjadi pengiring acara kejar-kejaran itu.
Dor
Dor
Dor
Fara terus menghindari tembakan dengan berlari tanpa arah. Namun, kecepatan lari nya jelas kalah dengan kelompok para pria itu. Dengan cepat mereka mengepungnya dengan waktu yang cukup singkat.
Nafas Fara semakin memburu, ia menatap tajam mereka satu persatu.
"Siapa kalian?"
"Anda tidak peelu tau, nona."
Kelompok pria itu langsung berjalan mendekati Fara.
"BERHENTI KALIAN!" Perintah Fara, namun, dihiraukan mereka.
Fara semakin terpojok. Terlebih melihat pistol disetiap tangan orang-orang itu membuat nyalinya semakin menciut. Dirinya jelas tidak mempunyai senjata seperti mereka. Mau melawan? Cari mati namanya. Sial! Fara kalah telak.
"Berhenti atau-----"
Dor
Dor
Dor
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Refara, seorang gadis cantik yang hidup sebatang kara. Sejak kecil ia tinggal di panti asuhan dan memutuskan untuk hidup mandiri saat masuk Sma. Namun ia harus kehilangan nyawanya karena menyelamatkan Abang angkatnya yang nyar...