DELAPAN BELAS

57.8K 5K 33
                                    

_Happy reading_
.
.
.

Setelah drama yang diciptakan oleh Naura selesai, Fara langsung menarik tangan tunangannya tanpa izin. Ia berencana mengenalkan makanan kaki lima yang kelezatannya bisa menyaingi restoran bintang lima sekalipun.

Dan disinilah mereka, ditrotoar dengan penjual kaki lima yang berbaris rapi dipinggiran. Fara menatap semua makanan tersebut dengan berbinar. Berbeda dengan Kenan yang menatap dengan tatapan tak yakin.

"Say....."

"Ken gue mau itu." Potong Fara cepat. Rencananya ia akan memoroti kekayaan tunangannya itu. Matanya terus menatap penjual cilung dengan berbinar.

"Tapi say....."

"Apa?! Udah cepet sana beli, gue udah laper tau." Sentak Fara tak sabar.

Kenan menghela kasar nafasnya. Ya sudahlah, turuti dulu daripada kena marah, ucapnya dalam hati.

Dengan ogah-ogahan, Kenan berjalan ke gerobak terdekat yang bertulis 'cilung'.

"Pak, beli 10 tusuk."

"Oke Mas."

Setelah menunggu beberapa menit yang tidak bisa dibilang sebentar, Kenan berjalan ke Fara dengan menenteng plastik yang penuh dengan makanan.

"Sayang, ini cilungnya." Ujar Kenan sambil menyodorkan plastik ke Fara.

"Hm, bentar dulu. Ini ada yang baru up cerita." Ucap Fara tanpa menoleh, matanya masih terfokus membaca cerita yang baru up diwattpad.

Kenan terdiam ditempatnya, matanya menatap makanan yang ada ditangannya dengan penasaran.

"Sayang, aku boleh nyoba kan?" Kenan meminta izin.

"Hm." Dehem Fara tanpa menoleh.

Kenan mengambil setusuk makanan yang dibelinya lalu digigitnya sedikit di bagian ujungnya.

Gigitan pertama, ia tak merasakan apa-apa.

Gigitan kedua, Kenan mulai merasakan sesuatu yang kenyal dan sedikit pedas.

Gigitan ketiga, Kenan mulai ketagihan dengan makanan itu.

Dan tanpa disadari, sepuluh tusuk cilung telah habis, masuk ke dalam sistem pencernaan Kenan dengan tenang.

Setelah selesai membaca wattpad, Fara menatap Kenan dengan tatapan rumit.

"Cilungnya mana?" Tanya Fara tak santai.

"Di plastik." Jawab Kenan.

"Plastik mana?"

"Itu disam---" Kenan menatap kosong plastik yang telah kosong itu.

"Say---"

"Lo yang ngabisin ya?!" Tuding Fara menatap Kenan jengkel.

Entah mengapa aura yang dibawa Fara sangat menegangkan. Tidak, bukan hanya sekarang, sejak disekolah Kenan sudah merasakan itu. Dan karena itu, ia selalu mengalah, kalau tidak sudah pasti dirinya akan pulang dengan keadaan babak belur, kalian tidak lupa kan kalau Fara jago bela diri?!.

Jujur, Kenan tidak berani melawan Fara. Dirinya juga bingung, selama ini tidak ada yang ia takuti kecuali kemarahan Sang Bundaratu dan Tuhan tentunya. Tapi, sejak ia mengenal, ralat bertemu dengan Fara di acara pertunangan yang berawal dari perjodohan 3 tahun lalu, ia mulai merasa takut. Takit membuat perempuan itu menangis. Menurutnya, perempuan itu terlalu imut untuk sekedar ber-hiks hiks.

Sejak pertemuan itu, Kenan terpaku, terpesona dan jatuh cinta pada sosok Fara. Sosok yang sangat luar biasa menurutnya. Sifat hangatnya berhasil mencairkan hati bekunya, Keceriaannya berhasil mengisi kekosongan hatinya. Hari-harinya terasa berwarna saat didekatnya, tunanganya, Fara, orang yang ia cintai.

Setidaknya itu berlaku selama satu tahun, sejak kejadian itu sifatnya berubah. Sifat hangatnya berubah dingin, sifat cerianya menghilang entah kemana. Hatinya berdenyut sakit mengingat itu. Beruntungnya ia karena sekarang hubunganya semakin membaik. Entah apa yang terjadi pada dirinya jika sampai dirinya berpisah dengan Fara.

"Ken."

"Ken."

"KENAN."

Kenan tersentak saat telinganya berdengung mendengar teriakan Fara.

"Ada apa?"

"Lo kenapa sih?" Fara menatap Kenan heran.

Kenan tersenyum manis menanggapi pertanyaan Fara. "Ada apa hm? Kamu butuh sesuatu?" Ucapnya.

'please jangan pakai hm hm, gue kan baper' Batin Fara.

Fara tersenyum malu, entah hilang kemana wajah galaknya tadi.

"Beliin cilung dong." Ucap Fara sambil menunduk.

'shit! Kamu sangat manis honey' Batin Kenan.

"Kamu tunggu disini oke, aku akan membelikannya." Ucap Kenan.

Namun, belum sempat mengucapkan pesanannya, penjual itu langsung lari, tidak, bukan hanya penjual cilung tapi semuanya. Semua penjual kaki lima lari terbirit-birit meninggalkan trotoar itu

"LARI! LARI! ADA RAZIA!"

"LARI CEPAT!"

"JANGAN LARI KALIAN!"

"ADA SATPOL PP LARI!"

"Sayang ini ad--"

"Lari Ken cepet ada razia." Fara panik menatap sekitar. Dengan cepat ia menarik yang Kenan untuk berlari bersama.

"Tapi--"

"Diem sayang." Potong Fara cepat.

Hati Kenan berbunga-bunga saat dipanggil sayang oleh orang yang ia cintai. Tak apalah jika ia harus berlari asal Fara berada disampingnya.

Tatapannya jatuh pada tangannya yang digenggam erat oleh Fara. Dalam hati, Kenan berteriak kesenangan. Kapan lagi coba ia bisa kayak gini. Dengan semangat Kenan berlari disamping Fara persis seperti iklan minuman ber-ion yang ada di TV.

"Huh huh huh moga aja kita nggak ketangkep."

"Gue takut masuk penjara."

"Nggak akan masuk penjara sayang."

"Kalaupun kita ketangkep, palingan juga dilepasin lagi. Sasaran mereka bukan kita." Jelas Kenan.

Fara mendelik menatap Kenan sinis. "Kenapa nggak bilang." Ucapnya ketus.

"Kamu kan nggak nanya." Bela Kenan.

"Tapi, asik juga ya xixixi." Ucap Fara sambil terkikik geli.

'teruslah tertawa sayang, aku suka tawamu' Batin Kenan tersenyum tipis.

.
.
.
.

TBC.

Flat banget ya? Maaf guys.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang