EMPAT BELAS

79.6K 5.7K 34
                                    

_Happy reading_
.
.
.

"Bagaimana misinya?" Tanya seorang pemuda berparas tampan yang duduk dengan angkuh dikursinya.

Dia adalah Jayden Lioyld, seorang leader mafia yang terkenal dengan kecakapannya dalam mengerjakan misi. Black Tiger namanya. Meskipun bukan mafia terkuat di dunia, Black Tiger cukup ditakuti di kalangan masyarakat.

Dihadapannya berdiri seorang gadis sekaligus salah satu anggota mafianya yang sedang menunduk.

"Hampir 50% boss." Jawab gadis tersebut.

Jaydan dengan menopang dagunya menatap orang itu remeh. "Payah!! Misi sekecil ini saja kau sangatlah lelet, apalagi jika saya memberi misi besar?" Cibirnya.

Gadis tersebut langsung mengepalkan tangannya kuat saat mendengar cibiran bosnya. Jika saja bukan untuk kepentingannya, mana mau dia diperbudak oleh orang seperti bosnya itu.

"Naura, saya harap kau bisa menyelesaikan ini dalam sebulan kedepan." Ucap Jay kembali serius.

Ya, gadis tersebut adalah Naura. Dia sudah bergabung di kelompok mafia Black Tiger selama satu tahun.

"Atau...."

"....kau harus keluar dari mafiaku."

Dengan cepat, Naura menyangkal ucapan bosnya. "T-tapi boss...."

"S-seharusnya misi saya memang sudah selesai, tapi karena kepulangan adiknya membuat misi ini tertunda." Bela Naura.

"T-tolong bos jangan keluarkan saya." Pinta Naura dengan terpaksa memohon.

Jay mengangkat satu alisnya heran. "Adik? Refa maksudmu?" Ucap Jay seolah tau dengan kehidupan orang yang menjadi incarannya.

Naura menggelengkan kepalanya cepat. "Setau saya namanya Fara bos." Ujarnya.

Sudut bibir Jay sedikit terangkat. "Kau gunakan plan B, jika plan A tidak berhasil." Ucap Jay dengan seringai yang menyeramkan.

"Siap bos."

****

Setelah ribuan rayuan, akhirnya Fara memutuskan untuk pulang ke rumah kembali bersama Nathan. Sebenarnya bisa saja Fara masih menolak, tapi seluruh manusia disana sangat mendukung Nathan, ia yang hanya sendiri mana bisa menolak. Mau minta bantuan Mas Crush, tapi yang dimintai diem mulu kek patung.

"Dek, langsung ke rumah?" Tanya Nathan dengan senyuman puas yang selalu menghiasi wajahnya selama perjalanan pulang.

"Hm." Balas Fara singkat.

Tanpa banyak tanya, Nathan langsung mengiyakan ucapan adiknya.

"Nanti malam, Bunda Sarah ngajak dinner bareng." Ujar Nathan dengan tatapan yang fokus pada jalanan.

"Hm."

"Kamu masih marah dek?" Tanya Nathan.

Jelas lah, ingin sekali Fara mengucapkan kalimat itu, tapi apalah daya tenggorokannya seolah menolak untuk melakukan perintahnya.

"Nggak."

"Maafin Abang ya dek, Abang janji setelah ini, Abang akan selalu ada buat adek." ucap Nathan.

Jujur, Fara agak geli mendengar Abangnya memanggilnya 'adek' kek bocil panggilannya.

Drrrrttt

Drrrrttt

Drrrrttt

Tiba-tiba ponsel Nathan berbunyi karena menerima panggilan.

Fara sedikit mengintip melalui ujung matanya untuk mencari tau siapa yang menelpon abangnya.

Naura is calling....

Fara langsung mencibir dalam hati saat mengetahui penelpon abangnya.

"Ha---"

"Kak, kamu ada dimana? Kok nggak ada di sekolah? Aku tanya sama temen kamu semuanya juga nggak tau."


"Sorry, gue ada urusan."

"Tapi kak---"


"Gue tutup."

Tut...Tut...Tut...

"Kenapa ditutup?" Tanya Fara sambil menatap

"Ganggu." Jawab Nathan singkat lalu kembali fokus pada jalanan.

Fara tak peduli dengan jawaban abangnya, saat ini ia sedang memandang bosan jalanan yang dipenuhi kendaraan dihadapannya.

Tiba-tiba pandangannya terkunci pada gerobak bakso yang sedang berjualan dipinggir jalan dekat lampu merah.

"Bang beli bakso yuk." Ajak Fara menatap gerobak bakso berbinar.

Nathan langsung melihat arah pandang adiknya.

Senyum manis tersungging di bibirnya. Dengan hati-hati, Nathan memarkirkan mobilnya dipinggir jalan untuk membeli bakso pesanan adiknya.

"Ayo."

"Mang baksonya dua porsi sekalian es teh." Ucap Nathan lalu menggandeng tangan adiknya menuju meja yang tersedia.

"Makasih bang." Ujar Fara menatap abangnya senang sebelum melahap baksonya.

Selepas puas memakan bakso, Fara langsung rebahan saat sampai dirumah. Dengan perut kekenyangan menambah kenyamanan ditengah rebahannya.

"Mau kemana bang?" tanya Fara saat melihat Nathan turun dengan pakaian santai yang rapi.

"Markas. Kamu mau ikut dek?" Jawab Nathan.

"Nggak ah, pasti isinya cowok semua." Ucap Fara.

"Kalau mau keluar ijin dulu ya, Abang pamit assalamualaikum." Ucap Nathan sambil mengacak rambut Fara gemas.

"Waalaikumsalam---"

"Jadi gini ya rasanya disayang sama Abang." Ucap Fara dengan senyuman yang mengembang.

***

"DEK CEPET TURUNNYA!!" Teriak Nathan dari ruang tengah dengan mata yang terus melihat jam ditangannya.

"IYA BANG, BENTAR LAGI." Balas Fara dengan teriakan.

Nathan mendengus kesal saat mendengar jawaban adiknya. Bentar lagi apanya? Dari tadi jawabannya itu mulu. Kakinya saja hampir pegal karena terlalu lama berdiri.

Tuk...tuk...tuk...

Setelah beberapa saat terdengar suara ketukan sepatu menuruni tangga. Nathan langsung mengalihkan atensinya ke asal suara.

"Astaghfirullah Fara kita cuma mau dinner bukan ke pesta, ngapain pake dress kaya gitu." Ucap Nathan sambil meraup wajahnya frustasi.

Alis Fara mengernyit. "Loh bang, bukanya kalo dinner diluar itu pakai dress?" Ucapnya.

"Kata siapa Fara. CEPET ganti pake baju yang bener." Ucap Nathan sambil menunjuk tangga supaya Fara kembali ke kamarnya.

Dengan cemberut Fara berjalan ke kamarnya.
.
.
.
TBC

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang