TUJUH

85.3K 7.2K 84
                                    

Happy reading
.
.
.


"Assalamualaikum, Nathan pulang." ucap Nathan saat masuk ke mansionnya.

"Eh den Nathan, baru pulang den? Kebetulan bibi baru selesai masak, langsung makan ya den."

"Iya Bi, Fara mana ya? Kok rumahnya sepi." tanya Nathan saat menyadari rumahnya sepi.

"Non Fara teh di kamarnya, Den." Ujar Bi Jum.

Nathan mengangguk mendengar jawaban Bi Jum, lalu berjalan ke kamar adiknya yang berada di lantai 4.

Tokk tokk

"Fara, Abang masuk ya."

Alis Nathan mengernyit heran saat tidak mendapat jawaban. Karena cemas, Nathan langsung menerobos masuk kamar itu tanpa izin.

Bukanya mendapat pelukan hangat dari sang adik, Nathan justru diikat di kursi. Belum lagi Fara yang sedang serius membaca ayat kursi.

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum.

Dengan wajah penuh tanya, Nathan bertanya pada Fara, "Lo kenapa dek?"

Laa--

"Sssst, setan mending Lo diem!" ujar Fara dengan menaruh jari telunjuknya di depan mulut Nathan.

"Gue lagi serius baca ayat kursi nih." lanjutnya dengan wajah sok serius. Tak lupa mulutnya terus berkomat-kamit mengucapkan kata-kata yang ada di kepalanya.

"Buat apa?" tanya Nathan bingung.

"Lo tau nggak Abang gue dipelet." ungkap Fara sambil mendekatkan mulutnya ditelinga Nathan, mengajak Nathan untuk bergosip.

"Ha?" Beo Nathan.

"He'em, kata bang Uzan, bang Jo harus dirukyah." ucap Fara polos.

'Fauzan sialan' umpat Nathan.

"Fara, Abang nggak dipelet, Lo ditipu sama dia." ucap Nathan.

"Masa sih?" ucap Fara tak percaya.

"Fara." ucap Nathan dengan sedikit penekanan.

"Oke oke gue percaya, tu-tunggu berarti gue ditipu dong?" Ucap Fara dengan wajah tak percaya.

"Hm." dehem Nathan malas. Entah dosa apa yang Nathan punya sehingga mempunyai adik yang polosnya nyerempet bego.

'kok gue masih mudah ditipu sih! Besok pokoknya gue harus balas bang Ujan" batin Fara.

"Udah kan? Makan malam dulu." ujar Nathan lalu meninggalkan kamar Fara.

"Bang Jo." panggil Fara sambil berjalan menyusul abangnya yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Hm?" Dehem Nathan.

"Bang Jo sama bang UJan satu sekolahan nggak?" Tanya Fara saat berada disampingnya abangnya.

"Ujan?" Beo Nathan.

"Mulai sekarang Fara akan panggil bang Uzan, Ujan." ucap Fara.

"Oh, nggak. Dia sekolah di SMA Malika." jawab Nathan yang diangguki lemah Fara. Tak apa, Fara yakin ia masih punya kesempatan untuk membalas perbuatan si Ujan.

"Bang Fara mau sekolah di IGHS dong." ucap Fara berbinar.

"Oke, besok Abang urus." ucap Nathan.

***

"Pagi bang." ucap Fara saat akan duduk dimeja makan dan disambut senyuman hangat abangnya.

"Pagi dek." ucap Nathan.

"Kamu kelas X MIPA 4." lanjut Nathan sambil membaca laporan perusahaan di macbooknya.

Semenjak orang tuanya tiada, semua urusan perusahan dipegang oleh Nathan dan sesekali dibantu oleh Opanya. Fara juga kadang ikut membantu saat gabut.

"Oh, oke."

"Kita berangkat bareng kan bang?" Tanya Fara.

"Hm." dehem Nathan.

Setelah 20 menit duduk dalam kebosanan di dalam mobil, Fara dan Nathan sampai ke IGHS.

Nathan langsung memakirkan mobilnya di parkiran khusus anggota Capricorn.

Dengan tampilan ala badboy wattpad yang justru menambah kadar ketampanannya, Nathan keluar dari mobil. Banyak sorakan pujian yang dikeluarkan siswi-siswi IGHS pada Nathan.

Kyyaaaa Nathan aku padamu.

Suami i love you.

Mobilnya bagus banget

Nathan makin hari makin cakep deh

Tumben Nathan pakai mobil

Dengan gerakan slowly Fara keluar dari mobil. Bukanya sorakan pujian yang didengar, Fara justru mendengar suara menahan tawa.

Pfft

Fara mengernyit, harusnya ia menjadi bintang utama hari ini. Tapi kenapa orang-orang seperti menahan tawa? Fara mengingat kembali apa yang sudah ia siapkan, dan semua sudah sesuai semestinya.

"Abang kok mereka kayak Nahan tawa ya?" Tanya Fara heran.

Nathan tersenyum simpul mendengar pertanyaan Fara.

"Sepatu." ucap Nathan singkat.

"Ha?...." Beo Fara tak paham. Aish kenapa abangnya sangat menyebalkan sih.

Tarik nafas hembuskan.....tarik nafas hembuskan...berulang kali Fara berucap sabar dihatinya mendengar ucapan abangnya yang terlewat singkat itu. Oke! Dengan perlahan Fara melihat kebawah. Matanya membelalak kaget saat melihat apa yang dipakainya. Sandal rumah berwarna soft pink dengan bulu-bulu halus disekitarnya. Dimana sepatunya? Fara pikir ia telah memakai sepatu.

Wajah Fara mulai memerah saat menyadari banyak orang menatapnya. Demi apapun Fara sangat malu sekarang.

"A-abang." rengek Fara dengan rasa malu yang tersisa.

Nathan yang kelewat gemas langsung mencubit pipi adiknya.

"Abang udah telpon Uncle John buat ambil sepatu, dek." ucap Nathan sambil tersenyum geli ke arah Fara dengan tangan yang  belum terepas dari pipi adiknya.

Uncle John, salah satu bodyguard kepercayaan keluarga Fara.

Fara mengangguk kaku mendengar ucapan Nathan. Lalu berjalan dibelakang abangnya agar tidak terlihat oleh orang-orang. Namun, itu tak terjadi karena Nathan menarik Fara agar berjalan disampingnya bahkan dengan tanpa dosanya Nathan merangkul pundak Fara yang tingginya hanya sebatas dada Nathan.

Sialan memang! Sudah tahu Fara pendek tapi malah beban pundaknya ditambah.

Selama perjalanan menuju kelasnya Fara terus-menerus menatap Nathan dengan wajah penuh dendam hingga melupakan sepatunya.
.
.
.
TBC.

Transmigrasi FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang