san-!

329 40 2
                                    

Beomgyu berdiri dari duduknya ketika ia melihat sosok pengurus panti yang keluar dari bangunan tempat tinggalnya bersama para anak panti. Taman di depan panti yang ramai anak-anak, beralih menjadi sepi ketika pengurus panti memanggil mereka untuk segera masuk ke dalam lantaran hari sudah sore dan akan menggelap, suhu pun semakin turun.

Derap langkah, larian, hingga tawa mereka membuat Beomgyu mendadak kesulitan menelan ludahnya. Jantungnya berdetak dengan kecepatan tak stabil. Netranya memperhatikan setiap anak-anak yang memasuki kembali bangunan tempat mereka tinggal.

Bahkan setelah pintunya tertutup, Beomgyu masih di sana. Menatap taman panti yang sepi. Ia lantas beranjak dari tempatnya, berniat pulang.

Ketika melewati gerbang masuk panti, Beomgyu hanya bisa tersenyum miris.

"Selamat ulang tahun, di manapun kamu sekarang."

Beomgyu berbisik pada angin sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan area panti asuhan. Mempercepat langkahnya untuk segera pulang ke flat tempat tinggalnya. Membawa kembali pada kekecewaannya, karena untuk ke 13 kalinya, Beomgyu tak bisa menemukan yang dicarinya.

Mengesampingkan sejenak kesedihannya, ini adalah hari bahagia untuk Kanghoon. Beomgyu sudah menyiapkan dirinya, mental dan fisik untuk menghadapi hari ini.

Sejatinya, Beomgyu juga tidak mengerti maunya Kanghoon dengan mengundangnya datang itu apa. Apakah sesuai dengan bayangan Beomgyu? Tapi, bukankah akan sangat canggung nantinya?

Bayangkan saja, ia hanya mengenal Kanghoon dan sekarang bertambah, Kai, yang entah pastinya dia siapa. Lalu, ia diminta untuk menemani si birthday boy tiup lilin bersama ayahnya. Apa kata para tamu undangan? Tidak mungkin kan sekelas Kanghoon hanya mengundang teman-teman sebayanya? Apalagi yang Beomgyu ketahui, nenek Kanghoon yang selalu mengatur pestanya.

Oh, astaga. Sungguh campur aduk sekali perasaan Beomgyu hari ini. Semoga tidak ada hal buruk terjadi.

~ ~ ~

Ruang tengah rumah utama keluarga Choi sudah disulap sedemikian rupa untuk menjadi tempat dilangsungkannya pesta ulang tahun Kanghoon. Tak peduli seberapa keras Kanghoon meminta untuk tidak melebih-lebihkan acara itu, neneknya tak mau mendengarkan.

Soobin hanya menghela napas saat ia keluar dari kamar lamanya. Menatap ke bawah, pada keramaian acara ulang tahun anaknya yang didominasi anak-anak seumuran Kanghoon dan beberapa rekan kerja Soobin.

Bukan Soobin yang mengatur undangannya. Ibunya lah yang berperan untuk hal tersebut, di samping merancang semua dekorasi dan kue untuk Kanghoon. Soobin hanya menjalani apapun yang ibunya minta, termasuk menghubungi para tamu undangan.

Jangankan Soobin, Kanghoon saja sudah menyerah untuk meminta neneknya tidak terlalu memeriahkan acara. Mereka benar-benar membiarkan istri dari kepala keluarga utama itu bertindak sesuai keinginan beliau.

Pyarr!

Ditarik dari keramaian di kepalanya sendiri, Soobin menolehkan kepalanya pada sumber suara yang tak jauh di bawahnya.

Netranya menangkap sosok Kai dan seseorang yang Soobin tak kenali siapa. Seorang laki-laki berambut coklat natural agak panjang yang memakai sebuah kemeja broken white, dipadukan cape coat berwarna mated peach dengan celana panjang senada.

Otak Soobin memerintahkan kakinya untuk bergerak dengan segera, turun dari lantai dua dan menuju tempat di mana Kai dan orang tadi sedang berbicara dengan seorang pelayannya.

•Hiraeth• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang