juuyon-!

249 35 4
                                    

"Beomgyu seonsaengnim."

Beomgyu menghentikan langkahnya yang hendak keluar dari ruang kelas musik. Ia berbalik dan menatap siswanya yang entah kapan sejak terakhir kali mereka mengobrol santai, di luar ranah pembelajaran.

Ia bertanya-tanya apakah Kanghoon menyadari bahwa Beomgyu sedang menjaga jarak dengannya?

"Ada yang ingin kutanyakan. Tapi, ini tidak berhubungan dengan pelajaran. Apa boleh?"

Meski cukup bingung, Beomgyu tetap mengangguk. Mempersilahkan Kanghoon menanyakan entah apapun yang akan keluar dari mulutnya.

Di sisi lain, Kanghoon tampak ragu. Ia menggenggam erat tali tas yang digendongnya di punggung.

"Ssaem.. kenapa menjaga jarak denganku?"

Beomgyu tidak terkejut. Ah, tentu saja. Beomgyu tau ia terang-terangan menjaga jarak dengan Kanghoon. Tidak mungkin anak itu tak menyadarinya.

"Apa aku melakukan kesalahan? Apa ssaem kesal karena aku meminta tolong tentang retsleting jaket hari itu?"

"Kanghoon, tidak seperti itu."

"Lantas kenapa?" Kanghoon tanpa sengaja menaikkan nada bicaranya. Saat menyadari ketidaksopanannya, ia langsung menenangkan diri. "Kalau yang punya masalah adalah ssaem dengan daddy, kenapa harus menjaga jarak dengan ku juga? Salah ku apa?"

Keterkejutan tak bisa Beomgyu sembunyikan dari raut wajahnya. Mungkinkah Kanghoon?

"Kanghoon, kamu mendengarkan pembicaraan kami?"

Kedua tangan Kanghoon terlepas dari genggamannya pada tali tas. Ia menunduk, sebenarnya merasa bersalah karena menguping pembicaraan orang dewasa. Tapi, itu tanpa sengaja. Kanghoon mencoba mencari Beomgyu setelah membereskan tasnya hari itu, namun rumahnya kosong. Berniat keluar, ternyata ayahnya dan Beomgyu sedang dalam sebuah perdebatan.

Jujur, Kanghoon berniat pergi saat itu. Tapi, mengingat kondisi Beomgyu yang mendadak tak acuh padanya, membuat ia menetap, berharap mengetahui sesuatu sehingga ia bisa membenahi entah apa salahnya.

Yah, walau akhirnya ia malah mengetahui hal yang tidak sepatutnya ia ketahui? Mungkin.

"Kanghoon, ssaem tidak bermaksud menjaga jarak dengan mu. Ssaem hanya-"

"Ssaem tau sesuatu. Hal sebesar itu, ssaem ketahui dengan tiba-tiba hari itu. Bagaimana mungkin? Lalu, setelahnya ssaem tidak hanya berhenti menemui daddy, tapi sampai menjaga jarak denganku." Kanghoon kembali menatap Beomgyu. "Apa hubungannya ssaem dengan itu- dengan diadopsinya diriku dari panti oleh daddy?"

Beomgyu merasakan kelu pada lidahnya. Ia tidak menyangka, pertanyaan yang terakhir itu akan dilontarkan oleh Kanghoon.

Bagaimana ia menjawabnya? Apa Kanghoon akan percaya jika ia menjawab dengan jujur? Apa Kanghoon akan mengerti? Tidak. Beomgyu yang tidak siap untuk saat ini. Mengatakan kebenarannya, Beomgyu belum siap.

"Ssaem?"

"Lupakan, Kanghoon." Beomgyu langsung berbalik dan melanjutkan langkahnya. "Maaf karena menjaga jarak denganmu. Tapi, ssaem rasa untuk sekarang, itu lebih baik."

Kanghoon mengeraskan rahangnya. Ia menatap tajam pada punggung Beomgyu yang bergerak melewati pintu kelas. Kanghoon tidak ingin diam. Rasa penasarannya tinggi dan ia tidak suka ketika Beomgyu jauh darinya. Kanghoon tidak mau Beomgyu menjaga jarak dengannya.

Kesal dirinya ketika kehadiran Beomgyu mampu mempengaruhi hidupnya dan juga Soobin sebesar itu. Hubungan Kanghoon dengan Soobin tidak pernah seburuk ini.

"Ssaem!" Kakinya berlari cepat keluar kelas. Ia berhenti di luar pintu menatap Beomgyu yang terus melangkah. "Tidak kah ssaem tau kalau daddy juga menjaga jarak denganku? Sekali aku berbicara dengannya, menanyakan hal itu, daddy sampai menamparku! Tidak kah kalian perlu membicarakan ini berdua? Setidaknya untukku?"

•Hiraeth• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang