juu-!

248 27 0
                                    

Ting tong

Setelah semalaman bergulat dengan batinnya sendiri, pagi ini Beomgyu pun berakhir di sebuah rumah yang entah sudah berapa tahun pastinya tidak ia kunjungi. Selain itu, ini juga kali pertamanya pergi berkunjung tanpa Taehyun.

Pintu terbuka dan sosok laki-laki yang tampak tak menua lantaran wajahnya yang tak berubah sama sekali, menghela napas ketika mengetahui siapa tamunya.

"Hwang Minhyun tidak menerima pasien selama liburan."

Beomgyu tertawa kecil. Ia lalu mengangguk.

"Dan aku sudah selesai berobat dengan mu bertahun-tahun yang lalu, kan?"

Laki-laki yang menyebut dirinya sebagai Minhyun, memilih untuk membuka pintu lebih lebar sebagai isyarat untuk Beomgyu masuk.

"Dan kamu sendiri yang bilang tidak akan kembali ke sini." Minhyun mempersilahkan Beomgyu untuk duduk di sofa ruang tamunya. "Jadi, apa kedatangannya dalam rangka silaturahmi? Tanpa Taehyun?"

Tak langsung menjawab, Beomgyu membiarkan Minhyun beranjak ke dapur, membuatkannya secangkir teh herbal yang entah bagaimana hanya Minhyun yang memilikinya. Teh dengan rasa khas.

Ketika minuman itu tersuguhkan di hadapannya, Beomgyu tidak bisa mengontrol memorinya untuk berputar, kembali ke kejadian sekitar 12 tahun yang lalu. Ketika Taehyun mengenalkan dirinya dengan tetangga lama Taehyun yang merupakan seorang psikolog muda.

Minhyun adalah orang yang berhasil membantu Beomgyu mengunci traumanya sehingga sampai awal tahun kemarin, Beomgyu bisa hidup lebih tenang.

Kejadian di rumah Kanghoon dan semua hal bersama Soobin yang memancing trauma Beomgyu, membuat Beomgyu tidak punya pilihan untuk datang kembali pada Minhyun.

"Kau tau alasanku datang kemari, Minhyun hyung."

"Ku kira kau sudah lupa bagaiamana harus memanggilku." Minhyun tampak tak terfokus pada topik Beomgyu.

Dan Beomgyu meladeni.

"Kau sendiri yang bilang wajahmu itu terlalu muda dan tampan untuk dipanggil paman."

Dan kali ini, Minhyun mengeluarkan tawanya. Ia mengangguk membenarkan. Beomgyu pun dipersilahkan untuk meminum tehnya lebih dulu. Tentu, Beomgyu menurutinya.

Meminum teh hangat ala Minhyun sudah bagaikan tradisi bagi para pasien yang datang padanya. Termasuk Beomgyu.

"Jadi, traumanya keluar kandang?"

Tentu Minhyun tau alasan kedatangan Beomgyu. Lima tahun Beomgyu berada dalam penanganan Minhyun dan satu-satunya hasil adalah Beomgyu yang sadar, bersama dengan kesimpulan Minhyun, bahwasanya hanya Beomgyu seorang yang bisa menyembuhkan trauma yang diciptakannya sendiri atas pikiran negatif dan ketakutannya.

Minhyun menjanjikan satu hal sebelum Beomgyu sepenuhnya berhenti dari pengobatannya. Ia berjanji kapan pun Beomgyu memerlukannya, ia akan menyambut Beomgyu dan apa yang bisa dibantunya, akan ia lakukan.

Beomgyu adalah satu-satunya pasien Minhyun yang memiliki kekuatan batin yang luar biasa. Minhyun dan semua ilmunya tak mampu menarik sisi dalam Beomgyu untuk berkonsultasi dengannya. Beomgyu membatasi diri dengan dunia luar sampai sebegitunya.

Ingin tertawa, tapi Beomgyu hanya bisa memasang senyum mirisnya. Ia mengangguk, membenarkan tebakan Minhyun bahwa traumanya mulai berulah.

"Seseorang datang padaku. Dia tidak menyatakan cintanya, hanya menginginkan sebuah hubungan serius denganku. Tapi, setiap kali menatap netranya, aku melihat cinta yang terpancar. Kasih sayang yang dicurahkannya pada ku terasa tulus. Tapi, aku tidak memberitahunya satu rahasia terbesarku yang menjadi alasan mengapa selama ini aku membatasi diri dengan orang-orang."

•Hiraeth• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang