CHAPTER 28

273 23 22
                                    

Yang udah baca sampai part ini aku mau bilang makasih banyak yaa 😊
Udah mau luangin waktunya ❤️

Selamat membaca yaa!!!
Jangan lupa vote dan tulis komentar dikolom komentar yaa ;)
Sayang kalian banyak-banyak ❤️❤️

Salam,

Anna❤️

.......

Gimana kalian suka gak sama kisah Seina, Alvar dan Gibran??

Semoga kalian suka yaa ;)

......

"Lo datang di waktu yang tepat,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo datang di waktu yang tepat,"

"Gue gak bisa ngebayangin kalo lo terlambat buat nyelamatin gue,"

..........

"Seina kemana?" Tanya Alvar ketika pertandingan babak pertama selesai dan Alvar langsung berlari menuju tempat Seina duduk.

"Kekamar mandi, tapi kok belum balik-balik ya, udah daritadi," ucap Dreena dengan raut wajah kebingungan. Gara-gara Dreena fokus memainkan ponselnya sampai gak sadar kalo Seina belum balik dari kamar mandi.

"Jangan-jangan Seina udah balik duluan, tapi ini tasnya masih disini," sambung Dreena sambil mengamati tas Seina dan kembali menatap Alvar.

Mendengar ucapan Dreena tanpa berpikir panjang Alvar langsung berlari menuju kamar mandi. Sampai di depan kamar mandi Alvar melihat Gibran mengedor-gedor pintu kamar mandi yang terkunci.

"Sei, lo baik-baik aja, Sei jawab gue," ucap Gibran berkali-kali dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

Tidak ada jawaban dari Seina. Alvar langsung bergerak berusaha membuka pintu, Alvar hanya diam mendengar kalimat-kalimat yang Gibran ucapkan yang sekarang Alvar pikirkan adalah bagaimana agar pintu ini bisa terbuka.

Setelah berusaha sekuat tenaga akhirnya pintu bisa terbuka, pemandangan pertama yang Alvar dan Gibran lihat adalah Seina dengan penampilan yang berantakan, mata sembab, rambut berantakan dan yang paling tidak disangka lengan Seina penuh darah.

Pecahan kaca dimana-mana, Alvar dan Gibran langsung berlari mendekati Seina. Berjongkok didepan Seina.

"Sadar Sei, lo harus sadar," ucap Alvar sambil mengambil paksa pecahan kaca dari tangan Seina dan membuat tangan Alvar terkena goresan kaca itu.

"Lo lihat gue," ucap Alvar sambil memegang kedua tangan Seina yang penuh dengan darah itu.

Alvar berusaha menenangkan Seina. Respon Seina tidak sesuai yang Alvar inginkan. Seina langsung memberontak berusaha melepas tangannya dari genggaman tangan Alvar dan berusaha mengambil pecahan kaca yang berada disampingnya.

IRIDESCENT (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang