CHAPTER 25

389 25 29
                                    

Yang udah baca sampai part ini aku mau bilang makasih banyak yaa ;)
Udah mau luangin waktunya ;)

Selamat membaca yaa!!
Jangan lupa vote dan tulis komentar dikolom komentar ;)
Sayang kalian banyak-banyak ❤️❤️

Salam,

Anna

..........

Oh iya aku mau tanya.

Kalian suka gak sama kisah Seina, Alvar dan Gibran??
Kalo kalian suka tulis dikolom komentar yaa
Aku tunggu jawaban dari kalian 😊😊

.........

"Jangan pernah lepasin genggaman tangan gue Sei,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah lepasin genggaman tangan gue Sei,"

........

Setelah selesai menikmati traktiran, Alvar dan Seina menuju parkiran motor, sedangkan Dreena sudah pulang karena dijemput sopirnya.

Awan hitam mulai menampakkan diri yang berarti sebentar lagi pasti akan turun butiran-butiran air hujan.

"Buruan naik!" ucap Alvar yang sudah siap di motor Ninja Merahnya dan sudah memakai helm full face miliknya.

"Iya," jawab Seina.

Disepanjang perjalanan Seina hanya berharap agar hujan tidak turun dulu sebelum sampai di rumah, tapi sepertinya tidak sesuai harapan Seina. Hujan turun dengan deras membuat Alvar harus menepikan motornya untuk berteduh karena hujan yang deras disertai angin walau tidak begitu kencang.

"Lo gak bawa jas hujan?" tanya Seina.

Saat ini Alvar dan Seina berteduh di teras sebuah toko yang sudah tutup.

"Gak," jawab Alvar singkat tanpa menoleh kearah Seina hanya fokus menatap ke depan.

Tidak hanya Seina dan Alvar yang berteduh disini, disamping Seina ada 4 orang cowok yang masih memakai seragam sekolah juga berteduh. Dilihat dari penampilannya saja sudah kelihatan kalo 4 cowok itu sedikit nakal, memakai baju seragam yang dikeluarkan, rambut yang sedikit berantakan dan salah satu dari mereka ada yang merokok.

"Cewek disamping lo manis juga, ajak kenalan mau gak ya?" ucap salah satu dari cowok itu.

"Jangan lo mau dipukulin sama cowoknya," sambung yang lain.

"Emang itu cowoknya, paling cuma teman," jawab cowok tadi.

"Kalo bener cowoknya lo mau mati?"

"Tikung ajalah, baru pacaran, siapa tahu habis kenalan sama gue langsung minta putus," jawab cowok itu sambil mengamati Seina.

Mendengar obrolan 4 cowok itu membuat telinga Seina panas, ingin sekali Seina memukul mereka.

"Ngeselin banget, cowok-cowok aneh, gak jelas banget," ucap Seina lirih dengan nada kesal.

Alvar yang mendengar ucapan Seina langsung menukar posisi dengan Seina. Mendapat perlakuan itu Seina hanya diam sambil tersenyum kearah Alvar walau tidak ada balasan dari Alvar, hanya tatapan mata tajam yang Alvar berikan.

Sebenarnya mendengar obrolan 4 cowok itu membuat Alvar ingin sekali menghajar mereka semua tapi Alvar masih bisa menahan emosinya.

"Beneran cowoknya, lo mundur aja, lo kalah start, Bro," ucap salah satu cowok itu saat melihat Alvar mengenggam tangan Seina dan menarik tubuh Seina agar lebih dekat dengan Alvar. Mendapat perlakuan itu seketika bola mata Seina membulat.

"Al!" panggil Seina, tidak ada jawaban dari Alvar, Seina hanya menghela napas dan kembali menatap genggaman tangan Alvar.

Kenapa genggaman tangan Alvar membuat jantung Seina berdetak lebih cepat dan perasaan aneh mulai muncul dari dalam diri Seina.

"Lo mau kado apa?" Tanya Alvar sambil menoleh kearah Seina.

Mendengar pertanyaan Alvar, Seina langsung mendongakkan wajahnya menatap Alvar.

"Enggak-enggak, gue tadi cuma bercanda kok," jawab Seina sambil tersenyum.

"Lo mau minta apa bakal gue kabulin, lo mau minta apa?" masih menatap mata Seina.

Hal yang Alvar sukai selain melihat Seina bahagia adalah ketika bisa menatap kedua bola mata Seina.

"Beneran? Cukup lo selalu berada disamping gue dan gak ninggalin gue udah cukup kok," ucap Seina sambil tersenyum.

Tidak ada jawaban dari Alvar, melihat raut wajah Alvar berubah, Seina menelan salivanya.

"Enggak kok, gue cuma bercanda Al, lo jangan terlalu serius gitu, hehehe," ucap Seina sambil melepas genggaman tangan Alvar.

"Oke, gue akan kabulin permintaan lo," ucap Alvar dan kembali mengenggam tangan Seina sambil menatap mata Seina.

"Dan lo juga harus kabulin permintaan gue," ucap Alvar yang masih menatap kedua bola mata Seina.

"Permintaan apa?" Tanya Seina yang masih terkejut dengan perlakuan Alvar.

"Lo jangan pernah lepasin genggaman tangan gue," jawab Alvar sambil menatap bola mata Seina.

"Bisa??" Sambung Alvar.

Mendengar ucapan Alvar seketika kedua bola mata Seina membulat.

"Gue serius Sei," Sambung Alvar.

"Ha?" ucap Seina sedikit bingung dengan ucapan Alvar.

Melihat kebingungan Seina spontan Alvar langsung tersenyum kearah Seina dan mengacak lembut rambut Seina.

"Al, lo tuh ya," ucap Seina sambil menepis tangan Alvar yang mengacak rambutnya. Alvar hanya tersenyum melihat ekspresi wajah kesal Seina.

Setelah menunggu hampir setengah jam akhirnya hujan mulai reda, buru-buru Alvar naik ke motornya dan diikuti Seina.

Tidak seperti biasanya Seina melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alvar dan Seina menyandarkan kepalanya dipunggung Alvar.

Kenapa perasaan nyaman selalu Seina rasakan ketika berada didekat Alvar bahkan sekarang Seina merasakan kehangatan. Seulas senyum kecil muncul di bibir Alvar ketika merasakan detakan jantung Seina.

........

Happy Reading!!!
Thank You ❤️❤️

IRIDESCENT (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang