03. balapan

151 117 158
                                    

Jangan lupa tinggalin jejek ya^_~

Satu

Dua

GO!!

Wushhh

Beberapa motor melesat dengan cepatnya, membelah jalanan malam yang sepi.
Saling mengejar satu sama lain tak peduli dengan bahaya yang mereka hadapi.

Salah satu orang yang terlibat dalam balapan itu kini tengah menarik gas sekencang mungkin namun tetap berusaha hati hati, matanya melirik kekanan dan kekiri mengawasi lawan tandingnya yang kini kian mendekat

DUK

Motor bagian kanannya di tendang dari belakang. mengecek kaca spionnya, Al tersenyum kecil dibalik helm miliknya kemudian menekan laju motornya agar orang dibelakangnya itu bisa menyamakan posisi keduanya

"Jangan pake kecepatan penuh Al bahaya!!" katanya sedikit berteriak

" HAH!? APAAN? KAGA KEDENGERAN KAV! "

"BUDEG SIA TEH!! JANGAN TERLALU NGEBUT GOBLOGH!! "

"HAH!? "

"GUE BUNUH LU YE! HA HEH HA HEH MULU SI ANYING!! " Al tertawa puas karena berhasil menggoda temannya. Sebenarnya ia dengar tadi dia hanya pura pura budeg saja

"gue duluan takut kalah!! " Kata Al sebelum kembali menambah kecepatan sepeda motornya yang hampir mencapai angka 120Km/jam

"WOY GUE BI~" entah apa yang diteriakan kavin di belakang sana Al tidak mau tau dia hanya ingin menang saat ini, seperti biasanya

Al berusaha menyalip satu demi satu lawan balap nya namun tak semudah itu kawan, dia harus menerima beberapa kali tendangan di motornya dan membuatnya hampir hilang keseimbangan

1,5 KM lagi garis finish dan Al adalah pemimpinnya untuk saat ini sudah di pastikan dia yang akan menang

Tapi dalam beberapa detik kepastian itu menghilang menjadi angan angan.
Anak lelaki itu banting stir ke samping dan malah masuk ke jalan yang tidak seharusnya lalu berujung jatuh plus tertindih motor hanya karena seekor kucing yang dengan seenaknya berlari

Hilang sudah uang 5 juta nya ㅠ_ㅠ

Bukan, ia ikut balapan bukan hanya untuk uang. Baginya uang hanyalah kertas yang bisa di gunakan untuk membeli sesuatu.
Jika dia mau, dia bisa saja mengambil nya dari kamar orang tuanya.

Kertas berwarna dan mempunyai angka itu terlalu menumpuk di kamar orang tuanya.
Hanya saja menggunakan uang sendiri bisa membuat kebanggaan tersendiri bukan? Ya setidaknya itulah yang Al rasakan

Remaja laki laki itu kini terbaring di samping jalan yang ditumbuhi rumput hijau kecil yang terlihat seperti karpet alam, menutup mata membiarkan rasa sakit menjalar ketubuhnya.
Ini menyakitkan kalau kalian tau, motor yang berat menimpa badanmu tapi kau begitu malas menyingkirkan mesin itu saking kesalnya. jadi yang Al lakukan adalah...

Menendangnya

Al kesal, ia tak peduli orang orang berfikir dia gila, berandalan, atau bahkan orang pingsan. Ia hanya mau tidur sebentar, 10 menit saja jika setelah 10 menit ia tak bangun maka-

Ya anggap saja dia camping dipinggir jalan

"Mas... Mas... "
Al mulai mengerjap, matanya terbuka kecil dibalik kaca helmnya

"Anjir ni orang dah mati keknya. Eh bentar, kalo ni orang gentayangin gue gimana gara gara ga cepetan nolong dia? Nanti kalo dia bunuh gue pas lagi mandi gimana?" Al tertawa tanpa suara , bagaimana bisa orang ini berfikir se random itu

Perempuan, itu adalah yang pertama bisa Al simpulkan dari orang yang tengah heboh itu. Al tak bisa melihat nya ia hanya diam saja tak bergerak seperti mayat hidup

Gadis itu perlahan mundur selangkah "bismilah hirohmanirohim bismik- "

"Goblok gue kan Kristen woy! Kebanyakan nonton sinetron ajab si gue. Tapi doanya gimana si lupa woy lah. " Pfft demi apapun ini sangat lucu namun Al hanya tersenyum kecil di balik helmnya

Al membayangkan jika benar dia terluka parah dan yang menemukan nya pertama kali adalah orang semacam ini mungkin kemungkinan Al selamat sangat kecil, beruntunglah Al tidak mengalami kecelakaan parah seperti itu

"Ah iya! Tuhan Tuhan tolong jangan bikin dia gentayangan aku ma- AKHHH MAKK" teriak nya histeris saat Al memegang kaki perempuan ini. Bukan apa apa Al takut perempuan ini akan menginjak anggota tubuh nya karna dia terus saja berjalan mundur

Al memejamkan mata rapat rapat, telinganya berdengung karena teriakan orang ini.
Al perlahan duduk dan membuka helmnya

"Gue masih hidup tenang aja"ucapnya singkat sambil menaruh helm disampingnya dengan sedikit kasar

Gadis itu sedikit terkejut sepertinya, dia menatap Al dengan tatapan lebar dan mulut yang sedikit menganga

"HEH anjir lu- ngapain eh salah lu kenapa woy!! "

Al menghela nafas kasar, lalu melihat Dean dengan tatapan yang Mmm apa ya antara kesal, gemas, dan seperti ingin membunuh

"Lagi tiduran neng nih kasurnya" Katanya sambil mengelus rumput

"Pake AC juga, AC hemat watt" Lanjut Al dengan jari menunjuk langit dan senyuman aneh milliknya

"Alesannya simple, gue lagi mainan motor terus tiba tiba ada si anjing lewat dan GUBRAKKK dan beginilah" Dean yang sempat terkejut kini menatap teman sekelasnya itu dengan kesal

" Jadi tadi lu kecelakaan gara gara gogog? "Tanya Dean memastikan

Alzen menggeleng" Ngga, gue jatuh gara gara kucing"

"HAH? Gimana gimana otak gue korslet"ucap gadis itu dengan ekspresi yang begitu- gimana ya cara menggambarkan nya? Tapi dia terlihat seperti orang bodoh saat ini

" Tadi kan lu bilang lu di tabrak anjeng"kata gadis itu dengan tangan kanan di hempas kan ke sisi kanannya "terus sekarang bilangnya kucing" Lanjutnya dengan tangan kiri di hempas ke kiri

Dean menengok ke kanan dan kekiri melihat kedua tangannya di kedua sisi lalu kembali melihat Al dengan kepala miring ke kanan "mon maap itu konsepnya gimana pa?"

Al terdiam menatap Dean lalu tertawa terbahak bahak membuat Dean sedikit takut, ia takut orang ini kesurupan

"HAHAHA LU- HAHAHAH"

"AL PLIS WOY JAN KESURUPAN GUE GA TAU CARANYA NGERUKIAH WOY. YANG GUE BISA CUMA AL FATIHAH DOANG ANJIR KALO MAU KESURUPAN NANTI AJA KALO ADA USTAD"

Al menutup matanya dengan ke empat jarinya dan jari jempol yang bertengger di sudut alisnya. Bahu lelaki itu sedikit bergetar karena menahan tawa tapi fikiran dean justru berbanding terbalik.

Dean reflek berfikir bahwa siswa bernama Al ini mendadak terserang sakit kepala, kan kalo di film SCTP begitu jadi Dean cepat cepat mendekat dan berjongkok didepan Al dan menempelkan punggung tangannya di dahi lelaki itu "lu- ngga papa Al? "

Al mengalihkan tangannya perlahan lalu menatap Dean yang juga tengah menatap dirinya dengan prihatin

"Ngga, gue sakit de"

AKHIR BAHAGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang