16. janji

87 34 168
                                    

"Thanks ya," ucap Deandra yang kemudian dibalas anggukan kecil dari lelaki yang masih setia berada di motor nya

"Yaudah masuk sana. "

Dean menggeleng pelan. "lu aja duluan, gue pen liat lo pergi dulu." ucap gadis itu membuat Alzen mengernyitkan dahinya keheranan

"Kenapa? Masuk aja, kenapa harus nunggu gue pergi dulu dah? "

"Ini kan mata gue, ini juga rumah gue, ini juga kaki gue suka suka gue dong Al, repot banget jadi cowo!" Baik sepertinya Alzen salah bicara, lelaki itu terdiam dan hanya tersenyum kikuk sebagai respon

"Lagian gue juga pen lebih lama liat lu"

"Hah? "

"Pinter pinter budeg! dah sana balik lu, gue males ngereplay omongan barusan. " ucap gadis itu dengan intonasi sedikit tinggi karena kesal, padahal Alzen mendengar nya tadi dia hanya ingin memastikan kalimat itu

"Gue di usir? " Dean menatap langsung ke mata berwarna coklat terang milik lelaki di depannya, dari wajahnya semua orang pasti tau bahwa gadis itu tengah kesal saat ini

"Kalo gue ajak masuk juga lu gamau kan? Lagian rumah gue juga ga ada makanan jadi mending lu pergi dah!" Dean mengibas ngibaskan tangan nya mengusir lelaki itu secara terang terangan

"Iya iya ini mo balik gue. "

Alzen menyalakan kembali mesin motornya lalu kemudian menatap gadis yang tengah bertolak pinggang di sampingnya

"Lu besok free ga? Kalo free bisa ga nemenin gue ke mall? " Mendengar pertanyaan mendadak seperti itu membuat Dean dengan cepat mengecek schedule di dalam otaknya

"Abis sekolah free, mo ngapain ke mall? " ucapnya setelah berfikir cukup lama

"Bantuin milihin baju buat Keisya." Ekspresi gadis itu seketika berubah datar begitu mendengar kata terakhir yang Alzen ucapkan

"Ajak Kavin aja kalo gitu," ketus Dean.

"Pilih saja sendiri ngapain ngajak ngajak coba! Dasar jantan ga ngotak masa iya mo beliin baju buat cewenya tapi malah minta bantuan cewe lain, " batin Dean menggerutu

"Gue lebih percaya sama pilihan lu " Dean memutar bola matanya malas. Dia tidak peduli, sangat.

"Itukan pacarlu ya cari sen—"

"Kei ade gue de."

___0o0___

Alzen melempar tubuh nya ke ranjang empuk miliknya, akh ini adalah hal paling nyaman di dunia.

Sekilas ia melirik ke arah meja belajar nya yang berantakan hasil perbuatan dirinya sendiri. Lelaki itu kemudian bangkit dari kenyamanannya dan berjalan ke arah meja belajar putih di sebrang sana.

Di ambilnya buku fisika yang terbuka lalu kemudian di tutup dan di letakan di salah satu space di meja, disusul buku biologi, math, dan sains.

Alzen kemudian melirik satu buku berwarna hitam yang terbuka menampilkan tulisan tulisan hal yang ia suka. Anak itu membawa buku berjudul Hukum Perdata masuk ke dalam laci kemudian menguncinya.

Dia tidak mau buku itu juga akan dihancurkan nantinya.

Alzen kemudian duduk di kursi putar nya, lalu menyalakan diffuser  yang terletak di wall shelf di dekatnya.  Aroma chamomile dengan cepat menyeruak di ruangan beberapa saat setelah alat itu di nyalakan

AKHIR BAHAGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang