"Btw lu belum bilang ke gue, siapa cowo yang nolak lo, Deandra? "
"Kepo!" jawab Dean dengan suara yang sedikit meninggi. Bibir gadis itu mengerucut dan rompi yang Kavin pakai pun menjadi kusut di bagian ujungnya karena Dean yang terus saja memainkannya.
"Dean." Kavin menghentikan tangan gadis itu, membuat Dean sedikit mendongak untuk menatap nya. "Gue nanya kan, pertanyaan itu harus di jawab de."
Bukan jawaban yang Kavin terima, tapi justru pukulan kencang yang ia dapat di dada. Memang ini salahnya, sudah tau tabiat perempuan kalau lagi badmood suka cosplay jadi singa tapi masih aja nanya.
" Sakit De! Ko gue yang di pukul?" kesal Kavin tak terima.
Bukannya meminta maaf, Dean justru kembali memukul bahu Kavin pelan. "Ya karna lo ngga peka bangsat! gue kan lagi sedih nih ceritanya lo malah nanya kaya begitu, bikin kesel aja!"
"Gue ni udah ngilangin gengsi, terus pas confess malah di tolak. Mending di tolak nya pake alesan yang rada masuk akal gitu, lah ini? Dan sekarang lo malah nanya beginian bikin mood gue ilang total tau ga? Gue tuh—" Tak tahan dengan ocehan Dean yang begitu cepat, Kavin kembali membuat gadis itu bersandar di dadanya. Menepuk pelan punggung gadis itu berharap bisa membuat nya sedikit lebih tenang.
"Iya iya gue ga bahas itu lagi dah, tapi lo nya jangan kek bayi begini de. Anak anak di belakang lagi gibahin kita ini," ujar Kavin sesekali melirik ke arah siswi siswi yang tengah berkumpul dan menunjuk nunjuk nya dengan tersenyum.
"Biarin, ntar malem gue santet biar yang ghibahin kita besok ga bisa ngomong," ucap Dean membuat Kavin sampai harus mendongak menahan tawa yang hampir keluar.
"Lo mau nyantet nya dimana?" tanya Kavin dengan tujuan membalas guyonan Dean. Dia juga penasaran jawaban absurd apa yang akan Dean berikan.
Dean kembali menatap Kavin sekilas. "Di aplikasi santet online, premium tanpa iklan."
___☘
"Kav, lo mau kemana?"
Kavin menoleh, menatap Yoga yang tadi bertanya padanya. "Mau ngabisin bensin!" jawab Kavin sebelum pergi meninggalkan parkiran sekolah dengan motornya.
Laki laki itu menghentikan motornya di depan gerbang sekolah, membunyikan klakson panjang untuk seseorang yang tengah asik jajan es buah di sana.
Mendengar suara nyaring itu hampir semua orang menoleh ke arah Kavin yang membuat sakit telinga mereka, termasuk Deandra. Gadis itu kemudian segera berlari ke arah Kavin dengan es buah di tangannya.
"Abisin dulu es nya, baru naik." titah Kavin membuat Dean mengurung kan niatnya untuk naik ke atas motor yang Kavin tunggangi.
Dean menurut, gadis itu menusuk buah melon dengan sedotan kemudian memakannya, sedangkan es buah yang tinggal setengah itu ia buang ke tempat sampah.
Deandra kemudian perlahan naik ke jok belakang motor di depannya. "Ayo, udah nih." ucapnya saat sudah duduk di jok motor Kavin dengan nyaman.
Kavin yang mendengar itupun menarik gas motornya dengan kecepatan yang sedikit tinggi hingga membuat Dean terdorong kebelakang karena tekanan angin yang begitu tiba tiba.
Tangan Dean dengan reflek memeluk pinggang lelaki di depannya karena takut terjatuh. Sungguh, ini lebih gila dari pada naik wahana kora kora di pasar malam.
Setidaknya saat naik kora kora dan terjadi apa apa kita celaka sama sama, tapi ini? Mungkin ini akan jadi terakhir kalinya Dean di bonceng Kavin. Sungguh Dean benci saat dirinya bersama orang yang meledek malaikat maut seperti Kavin ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHIR BAHAGIA
Teen FictionIstilah bunga akan mekar pada akhirnya tidak selalu benar, kadang bunga itu akan mati sebelum mekar.Seperti kita yang dipertemukan Tuhan, meminta akhir yang indah namun tak pernah tercapai. ⚠⚠BAHASA DI CERITA INI MENGANDUNG BANYAK BAHASA UMPATAN. J...