Elisa duduk dikursi taman yang berada dibawah pohon rindang. Hawanya sejuk, nyaman untuk dia membaca disana.
Kali ini, taman sepi, hanya ada dirinya, angin, dan beberapa rerontokan daun yang sudah mengering.
Tak lama datang seseorang, lalu orang itu menduduki dirinya disamping Elisa.
"Kak Ghifari gak ke perpustakaan?" Ghifari hanya menggeleng sebagai jawaban.
"El,"
"Apa?"
"Gue ma—"
"Heh berduaan aja lo, dibawah pohon, sepi begini, yang ketiga setan loh," ucap Bima yang baru saja datang itu lalu bersender pada pohon.
"Iya bener, dan lo setannya," sahut Ghifari.
"Jaga mulut anda ya Ghifari, mau ku amplas mulutmu itu?" Ucap Bima
Tak lama, datang Vani dan Syilla yang memang disuruh kesini oleh Elisa. Untuk menemaninya katanya.
"Halo my babu," ujar Bima pada Vani seraya menaik turunkan alisnya dan itu mendapat plototan mata dari Vani, "iya ampun bercanda doang."
"Ini kenapa jadi ada lo berdua kak?" Tanya Vani
"Nemenin Ghifari pedekate sama Elisa, kalo berdua doang takut terjadi hal yang gak di inginkan," ucap Bima, jangan lupakan wajah tak berdosa nya itu.
"Ya lo jangan disini kak, kan lo setannya," ucap Vani
Bima melangkah, mendekati Vani, "diem atau pacaran sama gue si buaya sinting?" Tanya Bima
"Syilla yang imut ini balik ke kelas aja deh ya, capek jadi nyamuk mulu," ucapnya seraya mengerucutkan bibirnya
"Utututu sini sini sama Bima aja, biar gak jadi nyamuk terus," ujar Bima
"Gak mau sama crocodile," sahut Syilla, Vani pun tertawa puas.
🌵🌵🌵
Berjalan menuju ke pelataran parkir, lalu memakai jaketnya masing masing, kemudian menjalankan motornya keluar dari area sekolah.
Ghifari dan Bima hari ini ingin pergi ke cafe Moonlight lagi. Bagi mereka berdua, cafe ini tak hanya cocok untuk kumpul bersama teman. Tetapi tempat ini cocok untuk mengerjakan tugas juga. Tempatnya nyaman. Senyaman berada didekatnya.
Sesampainya di cafe, mereka memarkirkan motornya. Beruntung cafe ini sedang ramai namun tak begitu ramai seperti hari kemarin. Sudah bisa ditebak kenapa, karena ini hari senin.
Mereka berdua ke meja pemesanan, setelah memilih Ghifari menyebutkan pada sang kasir pesanan yang mereka pesan. Setelah itu mencari tempat duduk.
Sembari menunggu pesanan datang, mereka berdua mengeluarkan buku paket kimia milik masing masing beserta buku tulisnya.
Bima meminjam buku tulis Ghifari, dia bilang ingin mencatat yang tadi tertinggal dikelas.
Ditengah mengerjakan catatan, Bima melirik Ghifari yang tak melakukan apa apa, "lo gak ngerjain tugasnya?" Tanyanya
"Nungguin lo," sahut Ghifari.
"Ngapain nungguin, kerjain aja situ," ujar Bima
"Kalo gue ngerjain sekarang, pasti lo tinggal nyontek," sahut Ghifari, lalu bukannya mengerjakan tugasnya, dia malah mengambil ponselnya yang berada di tas.
Tak lama, pelayan tiba dengan membawa dua coffe smoothie dan diletakkan diatas meja. Setelahnya pelayan itu kembali.
"Bim."
KAMU SEDANG MEMBACA
GHIFLISA [END]
Teen FictionApakah ini sebuah keberuntungan? Elisa si cewek imut, cantik, namun polos itu disukai oleh sang kakak kelas bernama Ghifari yang terkenal dengan julukan 'cowok kulkas'. Harinya yang tak berwarna seolah menjadi berwarna karena kehadiran Ghifari. "Ma...