Pagi ini, Elisa sudah tiba di area sekolah. Dia sempat heran dengan keadaan. Mengapa dari dipintu masuk sampai ingin ke kelas, beberapa mata menatap dirinya. Dia sampai bertanya tanya sendiri.
Dia langsung berjalan cepat menuju kelasnya untuk bertanya pada Vani ada apa.
Masuklah dia ke dalam kelas, beruntungnya Vani selalu datang lebih dulu darinya, jadi Vani sudah berada dikelas dan siap ditanya tanya.
Elisa duduk, kemudian duduk menghadap kebelakang. Baru saja Elisa ingin bertanya, tetapi Vani sudah heboh duluan.
"My little bunny, lo kemarin dianter kak Ghifari?! OMG!" Ujar Vani
"Vani, aku mau tanya, kenapa dibawah selama aku jalan tadi pada liatin aku?" Tanya Elisa
"Itu mereka juga kaget, sama kayak gue gini, kayaknya itu pertama kalinya si cowok kulkas boncengin cewek," ucap Vani
Tak lama Syilla datang dengan napasnya yang ngos ngosan, pasti Syilla berlari.
"Elisa, lo kemarin diboncengin kak Ghifari?" Tanya Syilla, dan Elisa hanya mengangguk "aaaa sosweet," sambungnya
Elisa saat ini bingung, kenapa semua murid disini bisa segitu kagetnya mendapat kabar bahwa Ghifari memboncengi dirinya ini. Elisa benar benar bingung. Sedangkan disisi lain, Ghifari yang memasang wajah cuek berjalan begitu saja, melewati beberapa mata yang mungkin sedang melihatinya. Dia tak peduli, sudah biasa nama dirinya ini menjadi trending topic sekolah.
Ternyata hari kemarin, bertepatan pula dengan jam pulang sekolah, ketika dijalan ada salah satu anak murid kelas sebelas yang melihat Ghifari membawa satu adik kelasnya itu. Dan difotolah mereka berdua, entah bagaimana bisa tersebar ke seluruh kelas itu.
Ghifari menaiki tangga menuju kelasnya yang berada dilantai tiga.
Dia masuk kedalam kelas yang bertuliskan XI IPA 1, dia melangkah menuju ke kursinya. Sudah ada Bima dikursinya yang kebetulan mereka duduk berdua.
"Selamat pagi kulkas ku," sapa Bima, sedangkan Ghifari cuek akan sapaannya, "bisa bisanya disukain banyak cewek padahal cuek begini," nyinyir Bima
Ghifari melirik Bima, berniat ingin mengatakan sesuatu, namun dia mengurungkan niatnya.
"Eh iya Ghif, liat nih, foto lo sama Elisa rame banget diomongin di grup kelas," ucap Bima
"Gara gara lo," ucap singkat Ghifari lalu pergi begitu saja entah mau kemana, meninggalkan Bima ditempat.
"Gara gara gue? Perasaan bukan gue yang nyebarin tuh foto," ucap Bima pada dirinya sendiri seraya memikirkan apa salahnya.
🌵🌵🌵
Ghifari menuruni tangga, dia ingin pergi ke perpustakaan yang berada di gedung depan dari gedung kelas.
Sampai dilantai dua, dia berpapasan dengan Elisa. Namun dia tak mempedulikannya. Dia kembali melangkahkan kakinya.
"Kak Ghifari, kak," panggil Elisa seraya berusaha menyamai langkahnya dengan Ghifari. "Kak, kenapa ada foto aku sama kak Ghifari pas pulang sekolah kemarin?" Tanya nya
Ghifari berhenti melangkah, dia menatap Elisa, lalu menggidikkan bahunya, kemudian melanjutkan langkahnya , dia ingin cepat cepat sampai di perpustakaan.
Ternyata tujuan mereka berdua sama, ke perpustakaan. Jadi sedari dilantai dua, mereka jalan bersamaan, hanya saja tidak bersampingan.
Sampai didepan pintu perpustakaan, Ghifari melepas sepatunya, Elisa pun sama. Tak usah ditanya mengapa Ghifari selalu pergi ke perpustakaan. Tempat ini adalah tempat terdamai disekolah. Hanya disini yang terdapat anak anak yang tidak mengurusi gosip gosip yang bertebaran disekolah. Sedangkan Elisa kesini karena dia suka membaca buku.
Ghifari masuk ke dalam, dibelakangnya terdapat Elisa.
Keduanya sama sama mencari buku, menyusuri tiap rak.
Setelah sama sama menemukan buku yang ingin dibaca, mereka berdua duduk dikursi perpustakaan.
Seperti biasa, Ghifari ingin sendiri. Namun, Elisa tetap saja mengikuti. Dia menarik kursi dihadapan Ghifari kemudian duduk.
Karena tak ingin bersama sang adik kelas, Ghifari pun beranjak dari sana. Dia menghampiri bu Retno selaku penjaga perpustakaan untuk meminta surat peminjaman buku. Dia pergi dari sana sesudahnya. Sedangkan Elisa, dia tetap ingin disana.
🌵🌵🌵
Semua anak memasukkan bukunya kedalam tas, merapihkan alat alat tulisnya yang masih berada diatas meja. Bergegas ingin pulang kerumah.
Tringg!!
Bel pulang berbunyi, semuanya berhambur dari kelas setelah menyalimi tangan guru pengajar di jam terakhir.
Elisa menuju ke halte sekolah, menunggu taksi online yang dia pesan. Tak lama, taksi tersebut tiba. Dia masuk kedalam mobil.
Diperjalanan dia sangat bosan sekali, dia pun memutar musik. Tak lupa memasang handsfree berwarna biru langit itu ke telinga nya. Lalu dia pun memutar musiknya.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya sampai dirumah.
Mendengar suara mobil, bi Eni yang lagi menyiram bunga itu pun menghampiri gerbang lalu membukanya. Setelah itu Elisa masuk.
Didalam dia menghampiri Mutia lalu menyalimi tangan sang mama.
Kemudian Elisa naik menuju ke kamarnya yang berada dilantai dua. Dia menaruh tas nya asal, lalu dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidurnya, nyaman.
Sesudah beristirahat sejenak, dia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu sesudah mandi, dia kebawah, membantu bantu Mutia dan bi Eni memasak hidangan untuk makan malam.
Berjam jam sudah terlewati, kini Wiguna sudah pulang bersama seseorang yang entah itu siapa, tapi dapat Elisa lihat orang yang sekiranya seumuran dengan bi Eni itu orang baik.
"Ma, El, jadi ini pak Doni dia akan nganter jemput kamu El. Oh iya, pak Doni ini juga masih satu keluarga sama bi Eni," jelas Wiguna, ayah Elisa.
"Loh bi Eni kenapa gak bilang dari lama aja?" Tanya Mutia
"Saya lupa bu Mutia kalo dikeluarga ada yang bisa nyetir hehe," sahut bi Eni cengengesan.
Kemudian mereka makan malam bersama dimeja makan. Bi Eni dan pak Doni pun diajak makan malam bersama juga.
Setelahnya Mutia dan bi Eni membereskan meja makan. Elisa yang tadinya ingin membantu namun kata mama nya tidak perlu, jadi Elisa naik menuju ke kamar menyiapkan buku bukunya untuk besok ke sekolah.
Dia memasukkan buku buku nya kedalam tas, yang pasti itu jadwal untuk esok hari. Malam ini dia tak mengerjakan pr atau tugas tugas. Jadi dia memutuskan untuk membuka ponselnya.
Dirasa cukup dan lelah, Elisa berhenti memainkan ponselnya. Ya, sekarang dia mengantuk.
Dia meletakkan ponselnya diatas nakas seraya mengisi daya ponselnya. Tak lupa dia sedikit menaikkan suara deringnya agar alarm nya tidak terlewatkan.
Kemudian dia merebahkan dirinya di tempat tidur yang terbalut seprai bermotif kotak kotak.
Tak memerlukan waktu lama, matanya sudah terpejam. Saatnya mulai beristirahat dan mengarungi dunia mimpi.
🌵🌵🌵
Makasih udah mampir ke cerita ini😄
Jangan lupa vote nya 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
GHIFLISA [END]
Novela JuvenilApakah ini sebuah keberuntungan? Elisa si cewek imut, cantik, namun polos itu disukai oleh sang kakak kelas bernama Ghifari yang terkenal dengan julukan 'cowok kulkas'. Harinya yang tak berwarna seolah menjadi berwarna karena kehadiran Ghifari. "Ma...