Sepulang Elisa dan Bima, Ghifari masuk ke dalam rumah setelah mengantar sampai gerbang.
Sedari tadi Ghifari hanya diam, dia dan Elisa hanya sebagai pendengar Bima dan Mila yang bercerita ria.
Ghifari menaiki tangga, ingin menuju ke kamarnya lagi. Ingin merebahkan tubuhnya. Ingin beristirahat. Harap harap, besok dia bisa kembali ke sekolah.
Sampai dikamar pun, dia langsung menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya.
Tak lama terdengar ketukan pintu dari pintu kamarnya. Mila membawakan segelas susu hangat dan diletakkannya diatas nakas.
Ghifari pun kembali mengambil posisi duduk untuk meminum segelas susu hangat yang telah dibawakan mamanya.
"Tadi adik kelas kamu lucu banget ya, gemes mama liatnya," ucap Mila
"Biasa aja ma," sahut Ghifari, menjeda kegiatan minumnya lalu ditaruhnya lagi diatas nakas.
"Kayak papa aja sih kamu," ucap Mila
"Kenapa sama papa?" Tanya Ghifari karena tak mengerti maksud Mila
"Papa sama mama itu dulu persis kayak kamu sama Elisa, papa kakak kelas mama yang terkenal cuek orangnya. Dia gak pernah pacaran sama siapa siapa, sekali pacaran sama mama bucin banget, kalo di inget inget lucu juga," jelas Mila menceritakan Pratama, papa Ghifari. "Kalo papa dulu pacarin mama, berarti dulu mama cantik dong?" Tanya Mila lanjutnya.
Ghifari mengangguk, meng-iyakan saja apa yang mamanya ucapkan. Toh, benar mamanya memang cantik, selagi berjenis perempuan.
Setelah mengobrol bersama putra nya. Mila keluar dari kamar Ghifari.
Sedangkan didalam kamar, Ghifari memutar ulang cerita yang dia dengar dari mulut mamanya. Papanya yang dikenal cuek bisa jatuh cinta pada mamanya, apa Ghifari akan mengalami hal yang sama seperti papanya? Tapi pada siapa nantinya?
Ghifari mengambil ponselnya, lalu beralih ke aplikasi chat. Dia membuka kontak Bima.
Dua pesan itu tak dibalas oleh Bima. Ya, jelas. Bima belum sampai dirumah, mana mungkin bisa berbalas pesan.
Ghifari meletakkan ponselnya lagi, lalu kembali beristirahat sebentar.
Waktu ke waktu telah berlalu, sekarang jam dinding sudah menunjukkan jam delapan malam. Ghifari membuka ponselnya, karena sedari tadi dia tak membuka nya. Agar tidak menunggu lama balasan dari Bima.
Beranda chat nya seperti biasa, nomor nomor orang tak dikenal pun mengiriminya pesan, walaupun mungkin itu teman satu sekolahnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
GHIFLISA [END]
Ficção AdolescenteApakah ini sebuah keberuntungan? Elisa si cewek imut, cantik, namun polos itu disukai oleh sang kakak kelas bernama Ghifari yang terkenal dengan julukan 'cowok kulkas'. Harinya yang tak berwarna seolah menjadi berwarna karena kehadiran Ghifari. "Ma...