BAGIAN 24

1K 58 0
                                    

Pelajaran matematika masih berlangsung sejak tadi. Bel tak kunjung berbunyi. Padahal seisi kelas mengharapkan agar bel berbunyi lebih cepat, namun jika ditunggu mengapa lama sekali.

Semuanya mencatat materi yang berada dipapan tulis. Mau tidak mau, itu harus ditulis.

Suara ketukan pintu terdengar, membuyarkan segala kefokusan murid dikelas itu. Semua mata tertuju pada pintu.

Terdapat kak Cici yang selaku staff tata usaha. Dia mengantarkan surat edaran. Kemudian berlalu pergi.

Akhirnya, bel berbunyi. Semuanya berteriak dalam hati. Guru pengajar pun keluar dari kelas, berganti pelajaran selanjutnya.

"Gais dengerin, kerjain tugas bahasa Inggris halaman dua puluh, kalo udah kumpulin dimeja gue," ujar Radit, ketua kelas.

"Jamkos nih? Gurunya kemana?" Tanya salah satu murid dikelas itu.

"Iya, gurunya gak masuk lagi sakit, kerjain sekarang, harus dikumpulin," lanjut Radit.

Lalu semuanya pun mengerjakan terlebih dulu tugasnya. Santai santainya mereka urungkan.

Setelah bukunya tertumpuk, Radit membawa setumpukan bukunya ke kantor guru. Sisanya berada dikelas, menikmati jam kosong saat ini.

"El, tumben pake gelang?" Tanya Vani

Syilla berdeham, "roman romannya gelang couple nih," timpalnya.

"Iya Syill," sahut Elisa

"Pasti couple sama kak Ghifari ya? By the way, kenapa belinya yang bergantungan kunci?" Tanya Syilla.

"Bukan kunci dua duanya kok, punya aku kunci, punya kak Ghifari hati," sahut Elisa

"Kok bisa gitu?" Tanya Vani dan Syilla bersamaan.

"Katanya aku sebagai kunci yang bisa buka hati kak Ghifari," sahut Elisa, kedua temannya itupun mengangguk paham.

"Gue juga mau beli sesuatu yang samaan ah sama kak Bima," celetuk Vani.

"Gue saranin sih ini aja Van," ucap Syilla

"Apa?"

"Kaos couple gitu warna hijau, terus ditengahnya dikasih gambar buaya, nah yang buat lo buaya nya dikasih pita, pasti kalian lucu. Atau gak, kaos dikasih tulisan raja makan dan ratu gosip," lanjut Syilla.

"Saran lo sesat Syill,"

"Eh iya, tadi kak Cici nganterin edaran apa ya?" Tanya Elisa.

"Eh iya, belum dibagiin, Radit mana Radit," sahut Syilla kemudian menoleh ke belakang mencari keberadaan Radit yang mana dia adalah ketua kelas.

Radit yang peka itu langsung menghampiri ketiga gadis selaku teman kelasnya itu, seraya bertanya "kenapa?"

"Edaran belum dibagiin, siapa tau edaran liburan," ucap Vani seraya menaik turunkan alisnya.

"Mana ada liburan, feeling gue gak enak nih, jangan jangan edaran pts," sahut Radit.

"Kalo menurut aku sih kayaknya iya, edaran pts, kita udah kemah waktu itu, dan pasti setelahnya ada penilaian, kayak tahun tahun sebelumnya," sahut Elisa.

"Tau dari mana tahun sebelumnya juga kayak gitu?" Tanya Radit

"Dari mulut warga," sahut Elisa enteng. Kemudian Radit beralih pada selebaran yang berada dimeja temannya didekat pintu. Sebelum dibagikan, Radit membacanya terlebih dulu. Dan feeling nya benar.

Radit menghampiri ketiga gadis tadi, "bener kan, pts," ujar Radit.

"Aduh ya ampun, rasanya baru masuk kemarin, masa udah ulangan," keluh Vani.

GHIFLISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang