Tringg!!
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa siswi berhamburan keluar dari kelas pergi menuju ke kantin. Ada yang ke kantin untuk mengisi perut ada pula yang ke perpustakaan untuk membaca buku. Keadaan perpustakaan cukup sepi. Ya, jelas, ini jam istirahat para siswa siswi akan lebih memilih ke kantin dari pada ke perpustakaan hanya duduk diam dan membaca buku. Tetapi ada beberapa siswa siswi yang kesini, ke perpustakaan untuk mengisi waktu istirahatnya dengan membaca buku, yang mungkin mereka adalah anak dengan julukan kutu buku atau hanya saja anak anak yang memang suka membaca.
Tak hanya mereka, salah satu siswa dari SMA Hibiscus yang pintar, paras menawan yang membuat gadis gadis disekolah ini kepincut padanya, dia juga ke perpustakaan untuk mengisi waktu kosongnya ini. Entah dia malas mengantri dikantin atau apa, intinya di jam istirahat ini dia ingin ke perpustakaan. Dia bernama Ghifari Kendra Aryan.
Ghifari melepas sepatunya lalu menaruhnya di rak sepatu yang berada disamping pintu perpustakaan. Kemudian masuk setelahnya.
Terdapat beberapa kakak kelas dan adik kelasnya yang sedang membaca buku disana. Ingat, hanya beberapa. Namun Ghifari tak peduli, dia tidak ingin nimbrung dengan adik kelas atau kakak kelasnya. Dia ingin fokus sendiri, membaca buku dengan damai.
Dia mulai menyusuri setiap rak buku, mencari buku yang diperlukannya. Sampai di rak ketiga, dia menemukan buku yang dia perlu, lalu mengambilnya. Ketika hendak pergi dari tempat, seseorang menepuk nepuknya pelan dari belakang. Dia pun menoleh ke belakang.
"Hm kak, boleh minta tolong ambilin buku itu?" Ucap gadis bertubuh pendek nan mungil dihadapannya itu. Ghifari melihat kemana jari telunjuk gadis itu mengarah. Tanpa basa basi, Ghifari pun mengambilkan bukunya, lalu memberikannya pada gadis itu. Kemudian dia pergi begitu saja, tanpa menunggu respon gadis dihadapannya itu.
Ghifari duduk disalah satu kursi, kemudian membuka bukunya, dan dibacalah buku tersebut.
Tak lama, seseorang yang sama menghampiri Ghifari. Ya, gadis yang dia tolong tadi. Kini berada dihadapannya lagi. Gadis bertubuh mungil, wajahnya yang cantik nan imut, dia bernama Elisa Intan Nindi. Banyak yang menyukainya saat di SMP, siapa yang tak menyukainya? Ya, Ghifari tak menyukainya. Lebih tepatnya mungkin belum menyukainya, namanya saja tak kenal, bagaimana mau menyukainya?
Elisa sedikit menarik kursi dihadapan Ghifari, kemudian duduk, dia juga ingin membaca bukunya.
Ghifari melirik sekilas gadis dihadapannya itu, kemudian beralih membaca bukunya lagi.
"Oh iya, makasih ya kak udah ambilin buku buat aku," ujar Elisa kemudian membaca bukunya lagi.
Ghifari menjeda aktifitas bacanya, tadi dia bilang apa? 'Aku' ? Ghifari terkejut? Oh tentu saja tidak, tetapi dia hanya sedikit terkejut. Jarang sekali orang disaat ini menggunakan kata 'aku'. Ah tapi entahlah, Ghifari tak peduli, dia kembali melanjutkan aktifitasnya yang dijeda.
Karena merasa kakak kelas dihadapannya ini tak mendengar ujarannya, Elisa kembali membuka suara, "kak makasih ya," ujarnya lagi, tetapi lagi dan lagi Ghifari hanya diam, tak menyahuti apa apa.
Hening, tak ada suara dimeja yang ditempati Elisa dan Ghifari. Memang, di perpustakaan dilarang berisik, tetapi memang tidak boleh berbicara walau berbisik?
Elisa sungguh heran dengan orang dihadapannya ini, kenapa Elisa berterimakasih tak direspon apa apa.
Dia punya kekurangan? batin Elisa. Belum tahu saja bahwa orang dihadapannya ini adalah kakak kelas yang banyak dikejar gadis gadis sekolah, sayangnya saja para gadis disekolahnya tidak ada yang berhasil meluluhkan hati seorang Ghifari.
🌵🌵🌵
Elisa memasuki ruangan bertuliskan X IPA 2 yang merupakan kelasnya. Dia melangkah menghampiri kedua temannya yang kelihatannya tengah bergosip. Kelihatan dari muka mereka yang terlihat asik sekaligus serius. Bagi mereka berdua gosip adalah hobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHIFLISA [END]
Fiksi RemajaApakah ini sebuah keberuntungan? Elisa si cewek imut, cantik, namun polos itu disukai oleh sang kakak kelas bernama Ghifari yang terkenal dengan julukan 'cowok kulkas'. Harinya yang tak berwarna seolah menjadi berwarna karena kehadiran Ghifari. "Ma...