Ditengah pelajaran berlangsung, seseorang memasuki kelas X IPA 2. Seseorang itu adalah Ghifari, kemudian dia menyalimi guru pengajar yang terdapat didalam sana. Lalu meminta izin untuk memanggil salah satu murid dikelas itu.
Namanya terpanggil, lalu Elisa berdiri. Dia melangkah ke meja guru lalu menyalimi guru pengajar begitu pula Ghifari. Keduanya melangkah keluar dari kelas. Sampai diluar kelas mereka berjalan bersisian.
"Kak Ghifari ngapain ikut kebawah juga?" Tanya Elisa yang sedang menuruni tangga bersama Ghifari.
"Gue ada perlu ke perpus," sahut Ghifari, lalu Elisa membentuk mulutnya seperti O seraya mengangguk paham.
Sampai dibawah, dari kejauhan Elisa melihat ada Mutia, mamanya. Perempuan itu membawa paperbag kecil yang entah isinya apa. Harap harap itu adalah seragam olahraga nya Elisa, karena dia tidak membawanya dan sempat panik pagi tadi karena di tas nya hanya membawa buku buku. Elisa dengan langkah cepat menghampiri mamanya yang berada dimeja piket itu.
Elisa menyalimi punggung tangan Mutia, lalu, "mama bawa apa?"
"Seragam kamu nih, ketinggalan, untung mama masuk ke kamar kamu dan liat ada seragam olahraga dikasur, awalnya mama mau taruh di lemari, tapi pas mama liat jadwal kamu ada olahraga hari ini, jadi mama anter kesini," jelas Mutia.
"Loh Ghifari, kamu gak masuk ke kelas?" Tanya si guru piket.
"Saya mau ke perpus bu, permisi," sahutnya lalu Ghifari beranjak pergi dari sana menuju ke perpustakaan.
Tak lama, Ghifari kembali turun kebawah seraya memegang buku yang sudah dia pinjam di perpustakaan.
Setelah Elisa bertemu dengan Mutia dan menerima seragam olahraganya itu, dia kembali pergi menuju ke kelas bersama Ghifari. Sedangkan Mutia sudah keluar dari area sekolah dan menaiki mobilnya yang sudah terdapat pak Doni supirnya.
Ditangga, dua remaja itu hanya bungkam. Mau ngobrol tak tau topik, dan mungkin akan memakan waktu nya untuk cepat cepat kembali ke kelas. Sampai akhirnya, mereka berdua sama sama kembali ke kelas tanpa percakapan apapun.
🌵🌵🌵
Suara bel yang nyaring menggema dipenjuru sekolah. Tandanya, kegiatan belajar mengajar perlu di istirahatkan. Teruntuk kelas yang mendapati jadwal olahraga, mereka seisi kelas memilih untuk ganti seragam terlebih dulu.
Elisa, Vani, dan Syilla bergantian satu bilik kamar mandi. Pertama, Vani yang masuk dan berganti seragam terlebih dulu, karena dia khawatir akan ditinggal bila yang terakhir. Kedua, Syilla yang masuk. Terakhir Elisa, tak ingin temannya menunggu lama, dia pun cepat cepat memakai seragam olahraganya. Setelah selesai dia keluar.
Mereka lalu kembali ke kelas untuk menaruh seragamnya. Beruntungnya para cowok dikelasnya ini cepat mengganti seragamnya, jadi mereka pada cewek tidak perlu menunggu lama untuk masuk ke kelas.
Semuanya meletakkan seragam mereka dimeja masing masing. Setelahnya mereka berkumpul dibawah. Sang ketua kelas ditemani wakilnya untuk ke gudang mengambil peralatan olahraga yang diperlukan. Bukan mereka tidak beristirahat, tetapi memang seperti ini lah mata pelajaran pak Gamal. Jam istirahat dipergunakan untuk bersiap siap olahraga, karena mata pelajaran olahraga ini berlangsung tiga jam, jadi di tiga puluh menit terakhir digunakan untuk beristirahat.
Mereka mengambil barisan. Elisa berdiri dipaling depan, berhubung badannya yang tak terlalu tinggi itu. Dibelakangnya terdapat Syilla, lalu Vani.
Pak Gamal menghampiri murid didiknya itu, dengan buku absen yang dibawanya. Pak Gamal lalu mengabsen satu persatu murid dari kelas X IPA 2 itu.
Setelah mengabsen, pak Gamal mengatur barisan dengan menyuruh muridnya merentangkan tangan. Dirasa barisan sudah rapih, mereka melakukan pemanasan agar tidak terjadi cedera ketika berolahraga. Semua murid satu persatu bergiliran berhitung dari satu sampai delapan disetiap gerakan pemanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHIFLISA [END]
Teen FictionApakah ini sebuah keberuntungan? Elisa si cewek imut, cantik, namun polos itu disukai oleh sang kakak kelas bernama Ghifari yang terkenal dengan julukan 'cowok kulkas'. Harinya yang tak berwarna seolah menjadi berwarna karena kehadiran Ghifari. "Ma...