Part 15

419 33 2
                                    

Dokter masih memeriksa Rara. Gunawan sudah menghubungi Ibu dan tim uwiwww. Kini Gunawan sedang menunggu Rara, tiba2 dokter keluar dan mencari keluarga Rara

Gun : saya temannya dok
Dokter : apa keluarga belum datang?
Gun : sedang menuju kesini dok
Dokter : tapi pasien harus segera dioperasi
Gun : operasi? Kenapa dok?
Dokter : pasien menderita usus buntu, harus segera dilakukan operasi sebelum pecah
Gun : innalillahi... Mohon tunggu sebentar lagi dokter, ibunya sedang dijalan
Dokter : baiklah saya tunggu 10 menit lagi

Gunawan sangat panik, ia segera menelpon ibu nya Rara memastikan posisinya. Beruntunglah Ibu sudah berada ddekat RS. 10 menit kemudian Ibu dan Arya sampai di RS. Gunawan segera membawa mereka menemui dokter yang menangani Rara. Dokter menjelaskan kondisi Rara saat ini.

Dokter : kami harus segera melakukan tindakan operasi bu sebelum usus buntunya pecah, itu akan lebih berbahaya
Ibu : baiklah saya setuju dok (terisak)
Dokter : Alhamdulillah... Silahkan ibu mengurus administrasi nya bersama suster, saya akan membawa pasien ke ruang operasi.
Ibu : terimakasih dok, lakukan yang terbaik untuk anak saya

Dokter dan perawat segera membawa Rara keruang operasi, panik, sedih, takut campur aduk Gunawan rasakan. Ibu dan Arya datang menghampiri Gunawan druang tunggu operasi. Tangis ibu pecah ketika melihat lampu ruang operasi mulai menyala. Arya dan Gunawan berusaha menenangkan ibu. Tim uwiiiw pun sampai di RS tanpa Randa. Sedih dan takut sama2 mereka rasakan. 1 jam kemudian lampu ruang operasi mati, tak lama dokter keluar dari ruangan.

Ibu : bagaimana operasinya dok?
Dokter : Alhamdulillah, operasinya berjalan lancar. Sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap bu
Ibu : Alhamdulillah, terimakasih dokter

Dokter pun kembali ke dalam ruangan. Semua yang ada dsana merasa lega. Pintu ruang operasi kembali terbuka, terlihat Rara diatas brangkar masih menutup mata. Beberapa perawat membawa Rara menuju kamar rawatnya dan diikuti tim uwiw, ibu dan Arya. Kini Rara sudah berada dikamarnya, sebelum meninggalkan kamar Rara, perawat mengatakan Rara masih dalam pengaruh obat bius, mungkin 1-2 jam lagi Rara baru akan sadar. Yang boleh menunggu didalam kamar maksimal 3 orang tambah perawat. Tim uwiw menunggu dluar, sedangkan Ibu, Arya dan Gunawan berada ddalam.

Gun : Ibu kenapa seperti gelisah? Rara gpp bu, sebentar lagi dia sadar, kita tunggu ya bu
Ibu : bukan itu nak, ibu dilema
Gun : ada yang bisa Gun bantu bu?
Ibu : Ibu bingung nak, Kaka sakit seperti ini, sedangkan besok Arya harus kembali ke asrama
Gun : oh soal itu, ibu jangan bingung ya, biar Rara dsni kita yang jaga, Rara kan hanya tinggal pemulihan bu. Rara juga pasti akan mengerti. Kalo Gun bisa antar Arya, sudah pasti Gun yang akan berangkat.
Ibu : terimakasih ya nak, setidaknya kalo sama kamu dan tim uwiw ibu sedikit tenang meninggalkan Kaka
Gun : iya bu sama2. Gun keluar dlu bilang ke yang lain ya bu
Ibu : biar ibu saja nak yang bilang sama mereka, biar bagaimana ibu akan merepotkan mereka
Gun : iya bu, silahkan

Ibu dan Arya pun keluar menemui tim uwiw. Ibu meminta bantuan mereka untuk menjaga Rara selama Ibu mengantar Arya. Mereka dengan senang hati mau membantu ibu menjaga Rara.

Gunawan duduk dsamping brankar Rara, ia memegang tangan kiri Rara, mengusap punggung tangannya, matanya memandangi wajah Mungilnya itu. Gunawan merasa ada pergerakan lain ditangannya, benar saja tak lama mata Rara terbuka.

Gun : Ngil kamu udah sadar? Ada yang sakit?
Rara : (tersenyum) aku kenapa Puw?
Gun : kamu habis operasi usus buntu Ngil
Rara : operasi?
Gun : iya Ngil. Tadi aku takut pas kamu pingsan. Jangan gtu lagi ya, sekarang perut kamu masih sakit ga?
Rara : udah enggak Puw
Gun : Alhamdulillah. Jangan buat aku khawatir lagi ya, aku takut Ngil
Rara : iya Puw, maaf ya
Gun : gpp, tapi jangan gtu lagi
Rara : ( mengangguk dan tersenyum)
Gun : (menatap Rara dalam) aku sayang kamu Ngil (mencium tangan Rara)
Rara : aku juga sayang kamu Puw (tersenyum malu)

Cukup lama mereka saling pandang, jantung keduanya berdebar hebat, bukan efek Rara habis operasi ya, hee

Ternyata tanpa mereka sadari, Ibu, Arya dan tim uwiw mendengar percakapan mereka. Mungkin mereka terlalu hanyut dalam suasana, hingga suara pintu dbuka pun tidak terdengar. Ibu yang pertama kali melihat perlakuan Gun kepada Rara, mengisyaratkan tim uwiw dan Arya untuk tidak mengeluarkan suara dan memperhatikan mereka, ibu julid juga ya, hee. Mereka sepakat untuk pura2 tidak mengetahui kejadian didalam.

Ibu menutup kembali pintu dan pura2  membukanya kembali lalu mengucapkan salam. Gunara tersadar dan segera melepaskan genggaman tangannya.

Ibu : Alhamdulillah kamu udah sadar Ka
Rara : iya bu, maafin Rara ya bu
Arya : makanya kalo dbilangin tuh nurut
Gun : adek, ini kakaknya baru habis operasi loh
Arya : abisnya ngeselin bang
Gun : ga boleh gtu dong ngomongnya
Ibu : udah dong dek, kasian kakaknya
Rara : tau nih, punya adek tuh ngeselin banget, kakaknya sakit juga masih aja diejekin
Ibu : udah ah jangan berantem
Gun : kalo gtu aku keluar ya Ngil, gantian sama yang lain,
Rara : iya Puw, tapi kesini lagi kan nanti?
Gun : iya Ngil

Gunawan pun keluar bergantian dengan yang lain. Ibu sudah meminta ijin pada Rara untuk tetep mengantar Arya besok, selama ibu pergi Rara akan dtemani tim uwiw, Rara pun sama sekali tidak keberatan. Malam ini ibu dan Arya yang akan menjaga Rara. Mereka memutuskan akan berangkat dari RS besok. Kini Arya dan Ibu pulang dulu kerumah untuk mengambil perlengkapan yang akan dbawa besok. Tim uwiw pun sudah. Kini tinggal Gunawan dan Meli yang sementara menjaga Rara sampai Ibu dan Arya kembali.

Petugas RS datang membawakan makan untuk Rara.

Gun : kamu makan dulu ya Ngil, aku suapin
Rara : aku sendiri aja Puw
Gun : gpp, kamu pasti ribet sama selang infus
Rara : malu Puw ada adek
Meli : aku denger loh Ka, anggep aja aku gda Ka, ahahhaa
Rara : hee..maaf ya dek
Meli : gpp Ka, aku tau abang lagi bucin
Gun : issh kamu tuh ya...
Meli : udah cepetan suapin Ka Rara nya, aku mau stalking ig aja
Gun : awas ya jangan candid lagi
Meli : tau aja otak aku si abang mah, ahahaha
Rara : jangan dek ah, malu
Meli : iya janji ga Ka, sok dlanjut

Dengan telaten Gunawan menyuapi Rara sampai makanannya habis, lalu memberikan minum untuk Rara dan membaringkan Rara kembali. Rara merasa semua sakitnya hilang saat dperlakukan manis seperti ini. Tidak ada perbincangan diantara mereka. Meli yang tadi sedang sibuk dengan ponselnya ternyata sudah tertidur. Gunawan dan Rara hanya saling tatap dan berbalas senyum.

Rara : jangan gtu ih natapnya, akunya jadi salting nih 😊😊😊
Gun : kamunya cantik, sayang kalo ga dliat
Rara : gombal deh, mana ada cantik orang pucet gini
Gun : enggak, ini namanya natural
Rara : beneran salting nih
Gun : gpp kalo sama aku, kalo sama orang lain jangan ya Ngil
Rara : kenapa?

Belum sempat Gunawan menjawab, pintu ruangan dbuka dari luar. Ibu dan Arya sudah datang. Gunawan membantu Ibu merapihkan barang bawaannya. Setelah itu, Gunawan memberitahu Ibu jadwal Rara minum obat besok pagi jam 6. Gunawan membangunkan adiknya, lalu mereka berpamitan. Ibu mengantar Gunawan sampai depan pintu.

Titip anak ibu ya nak "pinta ibu pada Gunawan sambil memegang tangannya

Gunawan mengangguk mengiyakan, lalu Gunawan dan Meli menyalimi tangan ibu dan pamit.

Keyakinan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang