Setelah acara ulang tahun Meli di Bali, mereka kembali ke aktifitasnya masing-masing. Gunawan, Meli dan Nia fokus ke pendidikannya, yang lain fokus ke karirnya.
Beberapa bulan berlalu komunikasi mereka tetap terjaga dengan baik. Saat ulang tahun Rara, Gunawan tidak bisa pulang karena kesibukannya, ia hanya mengirimkan hadiahnya untuk sang pujaan. Kali ini Gunawan memberi Rara tas khas kerajinan tangan di Bali dengan ukiran nama Rara disana. Tak hanya Rara, Ibu dan Arya pun kebagian hadiah dari Gunawan.
Walaupun berjauhan, tapi hubungan mereka semakin hangat. Arya akan selalu menceritakan kegundahan hatinya pada Gunawan. Begitupun dengan Ibu, tak jarang Ibu menelepon Gunawan hanya untuk mendengar suaranya, agar sedikit terobati rindu yang Ibu rasakan. Seperti saat ini Ibu tiba-tiba menangis saat sedang sarapan bersama Rara dan Arya.
Ibu kenapa? "tanya Arya
Bu.. Ada yang sakit? "tanya Rara panik
Ibu hanya menggeleng, tapi terdengar Ibu tambah terisak.
Rara menghampiri Ibu dan memeluknya "Bu kenapa, kok tiba-tiba nangis? "tanya Rara lembut
Ibu membalas pelukan Rara, memejamkan matanya dan mencoba mengatur nafasnya "Ibu ingat anak bujang" ucap Ibu sedikit terisak.
Rara sedikit kaget mendengar ucapan Ibu, sebegitu sayangnya kah Ibu sama Gunawan, tanya Rara dalam hati.
Rara mengusap punggung Ibu "Rara juga rindu bu, doakan semoga Puw cepet selesai kuliahnya ya bu" pinta Rara
Ibu mengangguk, merasa lebih tenang Ibu melepaskan pelukannya. Rara kembali duduk.
Kenapa Ibu sampe nangis gitu? Abang baik-baik aja kan bu? "Arya menjadi panik
Semalam Ibu mimpi abangmu sakit dek, pas makan ikan ini ibu jadi semakin kepikiran, Ibu khawatir "ucap Ibu
Kita telepon Puw ya biar Ibu tenang "ucap Rara menenangkan
Rara mengotak-atik hp nya, menelepon sang pujaan hati. Iya tak yakin Gunawan menjawab teleponnya, karena mungkin Gunawan sedang kuliah. Benar saja, sudah mencoba 3x tetap tidak ada jawaban.
Bu mungkin Puw nya lagi ada kelas pagi, nanti juga dia telepon balik, Ibu sabar ya "ucap Rara mengelus tangan Ibu
Ibu hanya mengangguk.
Abang hebat banget sih sampe bisa bikin Ibu begini. Padahal kenal juga belum lama, lebih lama tim rempong, tapi Ibu ga pernah sesayang ini sama temennya Kakak "ucap Arya dalam hati
Wajar sih, gue aja suka kangen ke abang. Adem aja kalo ngobrol sama abang tuh, mungkin Ibu juga begitu ya "tambahnya
Dek, kenapa? "tanya Rara yang melihat Arya melamun
Gapapa Kak, aku juga jadi ikut khawatir sama abang "jawab Arya
Ini Ibu sama Arya lagi kenapa sih, aku aja ga sekhawatir kalian loh "ucap Rara heran
Karena kita kangen kali "ketus Arya
Kakak juga kangen dek, banget malah, kalian begini aku jadi ikut kepikiran keadaan Puw disana, apalagi dia ga jawab telepon "Rara yang menjadi panik
Telepon KakMel deh, siapa tau abang ngehubungin dia "saran Arya
Kemudian Rara mengikuti saran Arya untuk menelepon Meli.
Ada apa Kak? "tanya Meli disebrang sana
Dek, abang ada ngabarin kamu ga hari ini? "tanya Rara
Hari ini sih belum, tapi semalem abang bilang hari ini dia mau ke anak perusahaan lagi Kak, katanya mau ada yang diurus "tutur Meli
Oh pantes... berarti mungkin sekarang dia lagi meeting ya dek? "tanya Rara
Sepertinya Kak, emang ada apa sih Kak? "tanya Meli penasaran
Barusan Kakak telepon dia cuma ga diangkat-angkat. Tapi dia sehat kan dek? "tanya Rara
Emang semalem kalian ga vicolan? "tanya balik Meli
Teleponan doang sih ga vicol "jawab Rara
Baik ko, sehat-sehat aja keliatannya. Kak, tapi ini ada apa sih Kakak kayak panik gitu? "tanya Meli bingung
Ini loh dek, Ibu sama Arya khawatir sama abangmu, tiba-tiba Ibu nangis inget Puw, eh Arya malah ikut kepikiran juga "cerita Rara
Mana Ibu nya Kak, boleh Meli ngomong? "ucap Meli
Rara memberikan hpnya pada Ibu.
Iya adek cantik, kamu sehat? "tanya Ibu lembut
Alhamdulillah sehat, Ibu gimana? "tanya Meli
Sehat juga nak "balas Ibu singkat
Ibu jangan khawatir ya, abang sehat-sehat kok, tadi pagi vidiocall pas bangunin Meli subuh juga keliatan sehat banget bu "ucap Meli menenangkan
Iya nak, Ibu hanya rindu sama anak bujang Ibu, biasanya dia ada chat Ibu, sudah dua hari ini abangmu belum ada chat Ibu "cerita Ibu sedikit kecewa
Mungkin Puw sibuk Bu, sama Kakak juga jarang chat kok "Rara menenangkan ibu
Ya udah biar Ibu ga sedih lagi, boleh ga Meli main kerumah Ibu? "tanya Meli
Boleh "bukan Ibu yang menjawab tapi Arya
Tuh ada yang kangen sama kamu, Ibu tunggu kamu ya nak "ucap Ibu
Iya Bu, Meli siap-siap dulu ya bu "pamit Meli
Iya sayang, assalamualaikum "Ibu memutus sambungannya
Ibu udah tenang kan? "tanya Rara
Iya Kak "jawab Ibu
Nanti Puw pasti hubungin Ibu kalau urusannya udah beres. Yaudah Rara berangkat ya "pamit Rara
Hati-hati Kak "kompak Ibu dan Arya
Di kantor Rara
Rara tampak gelisah, ia terus memandangi layar hp nya.
Lo kenapa Ra? Gelisah banget kayaknya "tanya Putri
Gue lagi nunggu kabar dari Puw "ucap Rara panik
Emang ada apa? "Putri ikut panik
Ibu tiba-tiba nangis katanya khawatir sama Puw, Arya juga sama "kata Rara
Udah kayak anak sama Ibu kandung aja ya mereka "ucap Putri
Iya Put, gue juga ga tau kenapa Ibu sama Arya sesayang itu sama Puw, kadang gue cemburu mereka lebih perhatian sama Puw, tapi sisi lain gue juga seneng, berarti mereka bisa nerima Puw "ucap Rara panjang lebar
Iya sih gue juga liatnya begitu, apalagi Arya yang agak susah bergaul, sama kita aja yang udah kenal lama masih suka jutek-jutek cuek, tapi sama Gun bisa langsung sehangat itu "pendapat Putri
Bener banget Put. Sekarang Puw itu lebih tau Arya daripada gue sama Ibu. Kalo dipikir-pikir aneh sih "ucap Rara terkekeh
Mungkin dia menemukan sosok ayah di Gunawan Ra "tebak Putri
Kayaknya, emang Puw nya juga ga pernah bedain Meli sama Arya sih, hanya caranya yang berbeda. Gue beruntung banget punya dia Put "ucap Rara terharu
Iya Ra, lo harus jaga ini semua, jangan sampe hal kecil bisa menghancurkan yang sudah terjalin. Lo ga akan dapet lagi yang kayak dia Ra "nasihat Putri
Pasti Put, makasih ya sahabat terbaikku "Rara memeluk Putri
Sama-sama sayang "Putri membalas pelukan Rara
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakinan Hati
RomanceKetika hati sudah memilih biarkan ia mengenalnya dan menemukan keyakinannya tanpa harus memaksakan sampai akhirnya ketulusan dan keyakinannya menemukan jawabannya Cinta tidak meminta kita berpura-pura menjadi baik, karena sejatinya cinta menerima ta...