Part 17

420 36 3
                                    

Setelah 3 hari drawat, Rara dperbolehkan pulang. Rara masih harus bolak-balik ke dokter untuk perawatan luka pasca operasi nya. Walaupun luka operasinya masih belum kering, Rara tetap kuliah, tentu saja dengan aktifitas yang ringan. Gunawan dengan setia selalu mengantar Ibu dan Rara ke dokter, tak hanya itu mungkin bisa dbilang sekarang Gunawan sudah menjadi supir pribadinya Rara, hee

Sore ini jadwal Rara ke dokter untuk lepas jaitan yang terakhir. Ibu sudah meminta Gunawan untuk menemani Rara, karena hari ini ibu sangat sibuk, banyak pesanan d toko kue dan cateringnya.

Kelas Rara selesai duluan, Putri dan Randa pamit pulang duluan, tinggal Hari dan Faul yang menemani Rara menunggu Gunawan. Mereka sedang duduk dtaman kampus. Meli dan Nia libur hari ini. Faul menceritakan kejadian lucu yang baru saja dialaminya, membuat mereka tak hentinya tertawa.

Rara : aaws aaws (memegang perutnya)
Hari : lo kenapa Ra? Ada yang sakit? Ayo ke dokter aja sekarang!(memegang pundak Rara)
Faul : ciee panik banget sih lo Ri
Rara : gue gpp, ini karena ketawa terus jadi luka gue terasa sakit
Hari : beneran gpp Ra?
Rara : iya Hari, gpp ko
Faul : si Hari kayaknya masih terjebak masa lalu nih
Hari : apaan sih lo, gue tuh cuma takut penyakit Rara kambuh tau
Rara : kan udah dipotong ususnya Ai masa iya kambuh, hee
Faul : tauu.. Bilang aja kalo masih ada sisa rasa, ahahaha

Tanpa mereka sadari Gunawan, Aulia dan Ridwan mendengar percakapan. Awalnya Gunawan ingin segera mendekati Rara, tapi tertahan ketika melihat perhatian Hari. Gunawan sudah tidak tahan lagi, saat ini hatinya merasa kesal.

Aku tunggu dmobil Ngil " ucap Gunawan datar sambil berlalu.

Rara, Faul dan Hari pun kaget mendengar suara Gunawan yang datang tiba2.

Rara : kapan dia datang?
Aulia : daritadi kita denger obrolan kalian tau, sejak lo ngerasa kesakitan
Hari : hah? Yang bener Aul?
Aulia : beneran, daritadi dia nahan kita berdiri dstu (menunjuk arah belakang Hari dan Rara)
Hari : lo ga liat mereka Faul?
Faul : kagak sama sekali, ga ngeh gue
Rara : pasti dia salah paham, gue samperin ya
Aulia : ayo gue anter Ra

Baru saja Rara dan Aulia melangkah, Gunawan sudah berada dhadapan Rara. Ia merangkul Rara membantunya berjalan. Semua hening, tidak ada yang berani mengeluarkan kata2. Rara terheran-heran dengan sikap Gunawan, bukannya tadi dia marah, lalu sekarang apa. Rara terus menatap Gunawan sambil tersenyum, tapi sedari tadi Gunawan tidak pernah menatapnya.

Sementara dtaman
Aulia : Gun gentle banget ya
Ridwan : ekhm...terus aku ga gentle?
Aulia : ga gitu sayang. Dia marah tapi dia ga lupa kalo Rara lagi sakit.
Faul : bener Aul, kalo gue marah ya marah aja ga inget apa2 kali
Hari : gue harus gimana nih?
Aulia : Meli tau soal lo sama Rara?
Hari : kagak, gue pikir ini ga akan jadi masalah, dasar nih si Faul mulutnya
Faul : malah gue dsalahin, lo nya aja kali emang belum move on
Aulia : udah2 jangan ribut, mending sekarang lo jelasin ke Meli, Rara juga pasti jelasin ke Gun. Jadi mereka denger langsung dari pelakunya
Hari : bener juga. Ya udah gue duluan ya, mau ke rumah Meli.

Kembali ke GunaRa
Gun : langsung ke RS?
Rara : kamu udah makan?
Gun : lagi ga pengen makan
Rara : aku belum makan siang, tapi kalo kamu ga mau makan, ga usah deh, nanti aja drumah
Gun : mau makan apa?
Rara : ga usah, ga enak kalo makan sendiri
Gun : mau makan apa?
Rara : mie ayam boleh?

Gunawan hanya menganggukan kepalanya. Kemudian dia mencari penjual mie ayam. Masih tak ada obrolan sampai mereka selesai makan.

Kini mereka sudah sampai di RS, menunggu panggilan untuk dperiksa dokter. Rara adalah pasien pertama, tak butuh waktu lama Rara dpanggil, Gunawan menunggu dluar. 15 menit kemudian Rara sudah selesai, kemudian menuju apotek untuk menebus obat. 10 menit menunggu, obat pun selesai.

Mereka kembali ke mobil. Gunawan menarik nafasnya, mencoba menetralisirkan hatinya. Ia tak tega bersikap dingin terus kepada Rara. Dia memang cemburu, tapi sebenarnya dia tidak berhak marah, mereka tidak punya hubungan apa2. Gunawan membawa Rara ke taman, ia ingin masalah ini selesai sebelum pulang ke rumah.

Ngil / Puw "ucap Gunara berbarengan

Gun : aku dulu ya. Aku minta maaf ya Ngil, ga seharusnya aku bersikap seperti itu sama kamu.
Rara : apa yang bikin kamu begini?
Gun : aku ga tau masa lalu kamu sama Hari seperti apa, aku hanya mendengar ucapan Faul
Rara : Puw, dulu sewaktu SMA kita memang pernah dekat, tapi kita ga pernah menjalin hubungan, sampai akhirnya kita memutuskan untuk bersahabat. Sudah lama sekali Puw, kita udah sama2 move on, setelah itu Hari dekat dengan orang lain, aku pun punya orang lain. Faul, Aulia, Putri dan Randa memang selalu menjadikan kita bahan candaan di moment2 tertentu. Maaf aku dan Hari tidak pernah memberitahukan ini sebelumnya sama kamu dan Meli.

Gunawan tersenyum mendengar penjelasan Rara. Lalu ia meraih tangan Rara dan mengusapnya lembut. Ia merasa sangat bersalah telah bersikap dingin kepada Rara.

Gun : maaf ya Ngil
Rara : iya Puw gpp, ga usah cemburu lagi y
Gun : emang tadi aku cemburu ya?
Rara : terus kalo bukan kenapa dingin sama aku? Hmmm?
Gun : hee.. Sedikit
Rara : sedikit aja begitu, apalagi banyak mungkin aku tadi ga dianter ke dokter, hee
Gun : makanya kamu jangan bikin aku cemburu banyak2 ya, hee
Rara : dih...siapa kamu?

Deg !
Benar apa kata Rara, siapa dia sampai Rara harus menjaga perasaannya. Senyumnya tertahan mendengar ucapan Rara.

Rara merasa tak enak hati melihat ekspresi Gunawan. Sepertinya dia salah bicara.

Puw.. Maaf ya "ucap Rara sambil tertunduk

Gunawan menggenggam erat kedua tangan Rara, menatap lembut Rara "Ngil, aku memang sayang sama kamu, bahkan sangat. Aku juga merasakan perasaan kamu ke aku, tapi aku ga akan meminta kamu untuk jadi pacar aku. Aku ingin kamu jadi yang terakhir buat aku Ngil. Aku mau kita sama2 menjaga hati kita sampai aku datang melamarmu untuk jadi istri aku.

Seyakin itu kamu sama aku Puw? "ucap Rara yang matanya sudah berkaca-kaca.

Gun : Iya sayang. Entah kenapa hati ini begitu yakin, apalagi aku dapet kasih sayang sebesar itu dari ibu.
Rara : iya Puw, aku juga takjub liat sikap ibu begitu sama kamu.
Gun : jadi kamu mau kita sama2 jaga hati?
Rara : bismillah ya Puw, mulai sekarang kita komitmen ya saling menjaga hati.
Gun : iya Ngil, makasih ya. Mulai sekarang kita harus saling percaya dan terbuka ya, jangan pernah ambil kesimpulan sendiri,  tanyakan apapun yang terasa mengganjal.
Rara : iya Puw, aku sayang kamu
Gun : terimakasih sayang, aku lebih menyayangimu.

Kini sudah tidak ada lagi kesalahpahaman diantara mereka. Moment ini membuat mereka saling mengungkapkan isi hatinya. Ditempat lain, Hari pun sudah menjelaskan kepada Meli tentang masa lalunya dengan Rara.

Tiap harinya mereka jalani dengan penuh keromantisan. Tim uwiw pun sudah tau kalo Gunara punya komitmen. Walaupun menurut mereka ini lebih sulit djalankan daripada pacaran, tapi Gunara lebih nyaman dengan komitmen ini.

Gunawan dan Meli kini benar2 sudah menjadi bagian dari keluarga Rara. Tak jarang Meli dan Gunawan dkirimi Ibu masakan. Ibu, Rara dan Meli pun sering menghabiskan waktu bersama, girls time kalo kata Meli. Gunawan hanya dminta mengantar dan menjemput kalo saatnya girls time, hee...(kasian-kasian). Gunawan tidak bisa membalas mereka, karena kini Arya sedang sibuk2 nya mempersiapkan ujian kelulusannya.

Tim uwiw merasakan juga kebahagiaan Gunara. Apalagi Randa, dia bahagia kini sepupunya punya keluarga baru yang menyayanginya. Semoga selalu seperti ini sampai mereka sah, doa terucap dari semuanya, amiiiin...

Keyakinan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang