FL ~ 01 ✅

3.9K 159 2
                                    

FL ~ 01
.
.
.
.
.
"Kosong?"

Seorang remaja pria bermata hazel mendongak. Matanya langsung terpaku pada sosok yang menyapanya.

"Maaf, apa kursi ini kosong?" ulangnya. Remaja pria itu tersentak dan mengangguk gugup.

Remaja yang bertanya itu segera duduk di kursi kosong disebelah remaja bermata hazel tadi. Tanpa bersuara, keduanya terlihat serius membaca sesuatu di tablet yang ada di binder yang baru saja dibagikan sebelum masuk ke aula. Tak memperdulikan sekeliling mereka yang ramai.

"Eh...maaf, kursi ini gak ada yang punya kan?" tanya seorang remaja pria lain yang menginterupsi keheningan mereka. Keduanya mendongak kearah remaja pria berkulit putih, bermata dan berambut light brown. Kedua lengannya mengapit sebuah binder berwarna hitam dan berlogo sebuah sekolah terkenal. Sama dengan keduanya miliki.

"Kursi ini punya sekolah ini." jawab remaja bermata hazel. Remaja pria yang duduk disebelahnya tertegun dengan suara berat remaja pria berkulit coklat itu.

Remaja pria yang masih berdiri tersebut tersenyum kikuk. Namun sedetik kemudian ia bisa menguasai diri.

"Maksudku, apa kursi ini udah ada yang nempati? Kalo gak ada biar aku aja yang duduk disini." cerocos remaja pria yang masih berdiri.

"Ehem...duduk aja. Gak ada yang klaim kursi ini kok." kata remaja pria yang duduk bersebelahan dengan remaja bermata hazel tersebut.

Senyum langsung mengembang dari wajah remaja pria berkulit putih itu. Ia langsung menduduki kursi kosong tersebut seakan ada yang akan mengklaimnya. Ia duduk di sebelah kanan remaja pria berambut keemasan. Sedangkan remaja pria bermata hazel duduk dikanan remaja bermata biru tersebut.

"Aku Alfiant Suki." kata remaja pria berkulit putih itu. Ia juga menyodorkan tangan kanannya pada dua orang remaja pria yang telah memberikannya tempat duduk.

"Hem...namaku Arian Michel. Tapi panggil aja Rian." Rian menyambut tangan Alfiant.

"Hotma Alfredo." jawabnya singkat remaja bermata hazel tanpa membalas uluran tangan Alfiant. Ia segera mengalihkan pandangannya ke tablet yang ada ditangannya.

Suasana canggung tercipta diantara ketiganya. Masing-masing menyibukkan diri dengan binder dan tablet yang ada di tangan mereka hingga terdengar suara dari atas podium.

"Selamat datang para murid baru di Rain International High School."









"Hei..." sapa seorang remaja pria pada remaja pria lain yang sedang serius membaca sebuah buku tebal ditangannya.

Remaja yang sedang membaca itu menoleh. Dahinya mengerut, mencoba mengingat sosok dihadapannya. Kacamatanya yang sempat melorot, diangkatnya hingga tertahan sempurna diatas hidungnya yang mancung.

"Kau Ar...." Remaja yang menyapanya mencoba mengingat dirinya dengan mengetuk-ngetuk dahi kirinya.

"Arian." jawab Rian singkat. Ia sudah bisa mengingat remaja yang berdiri disebelahnya.

"Ah...iya! Arian. Rian kan?" Rian mengangguk dan meneruskan membaca. Lawan bicaranya tersenyum senang.

"Kau masih ingat padaku?" tanya remaja pria itu lagi. Rian membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum.

"Alfiant Suki." jawabnya. Alfiant kembali tersenyum lebar.

"Kukira kau lupa padaku." ujar Alfiant jujur. Rian melihatnya sejenak lalu berjalan melewatinya sambil membawa buku tebal yang sejak tadi dipegangnya. Alfiant-pun mengikuti Rian sambil menggenggam buku yang telah ditemukannya sebelum bertemu dengan Rian.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang