FL ~ 25 ✅

120 7 0
                                    

FL ~ 25
.
.
.
.
.
Hiruk-pikuk manusia di sebuah aula yang sangat besar mendominasi hari yang mendung. Suasana ramai dari berbagai suara tersebut seakan dimaklumi oleh beberapa orang yang duduk tenang di barisan kursi yang tertata rapi. Didepan barisan kursi terdapat panggung yang tidak terlalu tinggi. Diatas panggung ada mimbar tunggal dengan bendera yang berdiri kokoh. Beberapa baris kursi yang bisa dihitung dengan jari tangan juga tersedia disana. Di kiri panggung ada sekumpulan orang yang memegang alat musik. Sedangkan disebelah kanan panggung ada meja panjang dengan beberapa gulungan kertas yang tersusun rapi.

Barisan kursi didepan panggung dibagi menjadi 2 bagian. Barisan kursi yang berada tepat didepan panggung diduduki oleh anak-anak muda yang berpakaian dengan warna sama dan dilengkapi toga di kepala mereka. Sedangkan barisan kursi bagian belakang diisi oleh beberapa orang dengan berbagai jenis dan model pakaian.

Suasana ramai mulai memudar saat terdengar suara seseorang menggema dengan mikrofon yang dipegangnya. Dan suara ribut pun hilang, berganti dengan suara tunggal MC yang memulai acara yang diselenggarakan hari itu.

Hari itu adalah Hari Wisuda Sekolah Internasional Rirena.

Arian duduk diantara para lulusan yang mengenakan baju wisuda berwarna biru tua. Kepalanya bernaung toga yang berwarna sama dengan tali berwarna kuning. Berkali-kali ia menghembuskan nafas. Entah apa yang dipikirkannya.

"Eh...katanya Pangeran Elmo dateng loh." bisik seseorang. Arian kembali menghembuskan nafas.

"Beneran?" tanya antusias teman yang diajak bicara. Arian memutar kedua bola matanya.

"Ya benerlah! Emang kamu gak liat ada spanduk besar di depan aula ini?" Suara cempreng khas cewek membuat gendang telinga Arian terusik. Bukan karena pertanyaannya tapi karena nada bicara cewek itu terdengar agak....berlebihan?

"Gak liat. Kan aku tadi pergi ke ruang guru. Trus langsung masuk sini." jelas lawan bicaranya yang juga seorang cewek.

"Ih...dasar! Lain kali tuh liat-liat sekitarmu. Sapa tau ada info penting yang pantes di share." Arian hanya mendecih mendengarnya.

"Kok malah ngomelin aku sih?" protes lawan bicaranya.

Keduanya terlibat perdebatan yang mengusik ketenangan aula. Beberapa remaja lain menoleh pada keduanya dan memberikan tatapan tajam. Namun kedua cewek seakan tidak perduli dan tetap melanjutkan perselisihan mereka.

'Dasar cewek kelebihan hormon!' gerutu Arian dalam hati. Ia mulai mengacuhkan pembicaraan (baca : perdebatan gak penting) kedua cewek yang duduk tepat didepan kursinya.

"Bisa gak kalian diem??" Suara tegas seorang remaja cewek langsung menghentikan perdebatan kedua cewek tersebut. Keduanya otomatis menoleh kearah cewek tersebut.

"Kalian gak jelas apa yang diributin. Bikin berisik aja!" cibir cuek remaja cewek yang duduk tepat disebelah kanan Arian.

"Trus masalah buatmu?" tanya sinis cewek yang duduk didepannya.

Cewek disebelah Arian memberikan senyum kecil. "Kalo aku sih gak masalah kalian mau berantem sampe mati juga. Cuma suara cempreng kalian bikin yang denger budeg mendadak."

Jawaban unik cewek itu membuat remaja lain disekitar mereka mengulum senyum. Bahkan ada yang tertawa kecil. Kedua cewek kelebihan hormon itu mendelik kearah kursi belakang. Sedangkan cewek tersebut hanya duduk tenang dengan fokus ke arah panggung. Mengacuhkan tatapan tak bersahabat keduanya.

"Lagian apa kalian gak liat kalo salah satu guru udah perhatiin kalian dari tadi? Mungkin kalo kalian tetap melanjutkan debat kuda kusir yang nyasar itu, aku yakin kalian akan melewatkan acara puncak wisuda ini. Gak rugi kalian?"

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang