FL ~ 09 ✅

432 51 3
                                    

FL ~ 09
.
.
.
.
.
Arian berusaha konsentrasi dengan buku yang ia baca namun ia tidak bisa. Pikirannya terganggu dengan sikap Alfiant beberapa saat lalu. Ia bahkan melupakan Karin yang sempat membuatnya dongkol pada Hotma. Hanya sosok 'baru' Alfiant yang terus menghiasinya.

"Hai bunny, masih mikirin Al?"

Arian mengangguk tanpa menoleh. Tiba-tiba ia merasa merinding karena nafas Hotma yang sudah berada di leher kanannya. Hotma yang mengetahui perubahan postur tubuh Rian justru semakin menggodanya dengan mencium lehernya. Akhirnya Rian benar-benar terpengaruh dengan aksi usil Hotma. Tanpa melepas ciumannya, Hotma mengangkat tubuh Rian yang terpaku di kursi dan membopongnya ke tempat tidur.

"Heemmm....baumu selalu wangi walaupun kau selalu berkeringat."

Ia menjilat leher Rian lainnya bersamaan dengan kedua tangan yang sudah masuk ke dalam kaos Rian. Lenguhan Rian semakin keras disusul dengan tubuhnya yang menggeliat.

"Em...Ed...stoppss...sss..." pinta Rian. Ia berusaha menarik kedua tangan Hotma yang sedang menggoda dadanya.

"Kau ingin aku berhenti?" tanya Hotma.

Ia menarik kedua tangan Rian dan disatukan di atas kepalanya. Sementara tangan lainnya masih menggoda bagian dada dan perutnya.

"Esss...iyaaaah....kita harusss bi..caraaah..." jawab Rian susah payah.

"Bicaranya besok aja, bunny. Malam ini aku ingin bercinta denganmu!" tukas Hotma tanpa mengindahkan protesan Rian.

"Tapii--"

"I said tomorrow, bunny! I promise and I will keep it." tegas Hotma. Matanya menatap Rian tajam. Rian menelan ludah dan mengangguk pasrah.

Dan malam itupun seutuhnya milik Hotma dan Rian.









"Hello, bunny!"

Rian beranjak dari tempat tidurnya dan memberikan kecupan pada Hotma.

"Sweet as always." katanya. Rian tersenyum malu.

"Aku mandi dulu lalu kita akan bicara seperti janjiku semalam." Ia mengecup bibir Rian sebelum masuk ke kamar mandi.

Setelah mandi dan memakai baju, Hotma disuguhkan segelas teh madu panas dan beberapa cookies. Rian dengan sabar menantinya dikasur Hotma sambil menyesap susu hangat favoritnya. Hotma kembali mengecup Rian dan duduk disampingnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Hotma santai.

"Tentang Alfiant." jawab Rian. Hotma menegang dan menoleh cepat pada Rian.

"Apa yang terjadi padanya?" Ia tidak menyembunyikan kegusarannya karena hari ini absen menemaninya.

Rian menyentuh lembut lengannya. "Tidak ada hal serius yang terjadi padanya hari ini. Tenang saja, dearly mine."

Hotma tertawa kecil. "I like that!"

"Sebenarnya, Al sudah mulai diperintahkan untuk makan siang di ruangan Pangeran Elmo. Ia juga mengajak kita berdua sebagai sahabat dan bodyguard."

"Okey. Aku setuju. Lumayan dapet makan gratis dan pastinya mahal." kata Hotma. Rian melotot dan Hotma mengecupnya lagi.

"Tapi kurasa bukan itu yang ingin kau ungkapkan padaku tentang Al." sambungnya.

Rian mengangguk. "Masih ingat saat Al kesini beberapa hari lalu?"

"Hem..."

"Aku merasa ada yang janggal tentang sikap Al saat itu." ungkap Rian.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang