FL ~ 16 ✅

384 30 1
                                    

FL ~ 16
.
.
.
.
.
Hotma dan Rian menatap tajam sosok remaja di hadapan mereka. Antara kagum dan tidak percaya dengan mata mereka. Sedangkan sosok yang mereka perhatikan justru terlihat acuh dan cuek.

"Udah puas liatnya?" tanyanya malas.

"Kalo aku gak lihat sendiri, aku gak akan percaya pada mataku."

Remaja pria itu tersenyum miring. "Tapi aku percaya mataku gak akan menipu."

Remaja itu mendengus setelah mendengar ucapan Rian.

"Siapa namamu?" Mata Hotma masih terpaku pada remaja tersebut.

Remaja berwajah oriental itu menoleh cepat pada Hotma. "Emang Gii gak pernah cerita tentangku?"

Hotma menggeleng. "Gii?" tanya Rian bingung.

Remaja itu mendecak. "Sudah kuduga!"

"Bisakah kau menjawab pertanyaan kami? Dan bukannya bertanya?" serbu Rian kesal.

Remaja itu mengangkat kedua alisnya. "Oke!"

Lalu ia mengubah duduknya. Wajahnya didekatkan pada kedua sahabat adik kembarnya tersebut.

"Namaku Marcus Anthony. Gii adalah panggilanku pada Alfiant. Sudah menjawab pertanyaan kalian kan?" balasnya santai namun penuh tekanan. Bicaranya lirih seakan tidak ingin terdengar orang lain.

Keduanya hanya terdiam. Dan Marcus kembali duduk dengan posisi semula.

"Jadi kau menggantikan Al?" Marcus mengangguk.

"Kenapa?" tanya Rian penasaran.

"Karena Alfiant masih koma?" jawab Marcus.

"Dia belum sadar?" Marcus mendecak lagi.

"Kenapa Al harus digantikan olehmu? Ada alasan lain?" Hotma membuka suara akhirnya.

Marcus menghembuskan nafas. "Kau tau siapa suaminya kan?" Mereka mengangguk. "Dia alasannya."

Hotma mengangguk mengerti tapi berbeda dengan Rian. "Kenapa Pangeran Elmo yang jadi alasannya?" keponya.

Marcus menggeram. "Karena---"

"Akan aku jelaskan nanti, Ri. Tapi tidak disini." potong Hotma. Marcus kembali mengangkat kedua alisnya.

"Kukira kau lebih pintar dariku. Ternyata..." Marcus tersenyum mengejek.

"Marcus!" Hotma memberi nada peringatan padanya. Marcus mengangkat kedua tangannya.

"Sorry...Arian Michel. Hanya saja cerita Al tentangmu sangat berbeda." lanjutnya. Ia tertawa sambil menggeleng.

Arian menggeram. "Cukup, Marcus Anthony!" Nada suara Hotma sedikit meninggi.

"Masuklah ke kamar, Ri. Aku akan bicara dengannya." pinta Hotma.

Rian ingin protes namun tatapan tegas Hotma membungkam mulutnya. Dengan perasaan kesal ia segera berjalan menuju kamar dorm mereka.

"Dia telmi ya?" tanya Marcus sambil menunjuk arah Rian pergi. Tawanya belum mereda.

"Dia gak bodoh dan telmi seperti katamu! Cara dia dibesarkan berbeda dengan kita!" papar Hotma tegas.

Marcus mendecih. "Oia? Apa dia dibesarkan ala Prince?" ejeknya.

"Bahkan Elmo yang seorang Prince aja gak separah dia."

"Jangan mengasumsikan sesuatu yang hanya kau lihat dipermukaan, Marcus Anthony! Kau tidak tau apapun tentangnya!" geram Hotma. Sejak tadi ia sudah menahan kekesalannya pada sosok kembaran sahabatnya tersebut.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang