FL ~ 06
.
.
.
.
.
Waktu terus bergulir. Detik menjadi menit. Lalu bertransformasi menjadi jam hingga menggantinya dengan hari. Tak terasa hari-hari yang mereka bertiga lalui sudah mengarah ke tahun dan selama itulah persahabatan mereka terjalin. Walau dua orang diantaranya bukan 'sahabat' lagi namun dimata Alfiant, mereka adalah sahabat sejatinya.Hotma dan Arian memang tak pernah mengungkap hubungan mereka di depan Alfiant karena Hotma masih kukuh untuk menyembunyikannya. Dan alasannyapun hingga saat ini tak pernah dikatakan secara jelas olehnya. Setiap Arian mendesaknya, Hotma hanya menyahut, 'Aku ingin melindungi kalian, terutama Al.' Dan Arian-pun diam tanpa bantahan.
"Gak nyangka udah mau Senior aja nih" seru Hotma.
"Tugas-tugas aja belum selesai juga, keleus! Mau langsung naek grade aja!" cibir Alfiant. Mulutnya sedang asik mengolah kentang goreng versi jumbo kegemarannya. Sementara Arian yang duduk disebelah Alfiant hanya terkikik geli.
"Ngapain mikirin tugas-tugas yang bejibun itu? Kan udah jelas juga kita bakal naik grade kan. Gak mungkin sekolah sekeren ini bikin malu kalo ada 1 murid aja yang stay." kata Hotma enteng.
"Iya sih. Tapi tetep aja bikin malu keluarga juga, kalee. Walo naik grade tapi kalo peringkat pertama dari belakang, gak keren juga!" balas Alfiant acuh. Dan cekikikan Arian berubah menjadi tawa renyah. Hotma melotot pada kekasih diam-diamnya tersebut.
"Apalagi pas penerimaan laporan nilai juga mulainya dari peringkat pertama kan? Bayangin tuh kalo pas kita diperingkat terakhir? Udah lamaaaa banget trus wajah ortu kita udah nyesekin pengen getok kepala anak kurang ajar yang bikin malu itu." sambung Alfiant lagi, mengindahkan geraman kecil dari pemuda dihadapannya. Tawa Arian makin keras. Bahkan sampai mengeluarkan airmata saking gelinya.
"Udah puas ketawanya, Ri?" tanya Hotma dengan nada penuh intimidasi.
Arian yang mendengar nada suara Hotma langsung diam. Namun didalam mulutnya, ia menggigit bibir bawahnya agar tawanya tak menguar lagi. Tanpa melihatpun, Arian merasa ditusuk pedang yang nembus ke jantungnya hanya dengan tatapan elang milik Hotma.
"Makanya, Hotma sayang, belajar yang bener deh. Percuma olahragamu jago tapi bidang lainnya payah. Masak sekamar ama Rian gak pinter-pinter sih? Ngapain aja kalian didalem kamar dorm?" tanya santai Alfiant namun sukses membuat keduanya tersedak bersamaan.
Rian langsung menundukkan kepala, menyembunyikan warna tomat di wajah hingga telinganya sementara Hotma mendengus dan mengalihkan wajahnya kearah lain. Sedangkan Alfiant tampak cuek menikmati kentang goreng disertai minuman dingin disampingnya.
Ketiganya terdiam beberapa saat hingga terdengar keributan yang mengusik ketenangan mereka. Ketiganya menoleh ke sumber keributan dan mendengus bersamaan.
"Tumben dia turun kesini? Biasanya ngintilin bosnya." ujar Rian.
"Bosen kali!" balas Alfiant cuek. Mulutnya kembali dijejali kentang goreng yang sepertinya gak ada abisnya.
"Pasti ada yang mau diselidikinya. Gak mungkin dia turun tanpa alasan." kata Rian lagi.
Hotma mengangguk membenarkan. Iapun merasa aneh dengan aksi seorang pria muda, berpakaian modis dan berpenampilan klimis tersebut yang berjalan santai ditengah kerumunan murid. Ia seakan tuli dengar teriakan histeris para murid yang dilewatinya.
Pria muda berkacamata itu terus berjalan hingga ia berhenti didepan seorang pria muda lain yang sepertinya telah menunggunya. Ia membungkuk sopan pada pria muda yang dibalas dengan gerakan yang sama. Kemudian mereka terlibat percakapan serius. Tak jarang, tangan keduanya bergerak seakan sedang menceritakan sesuatu. Kerumunan murid yang ribut sejak tadi berhasil dihalau oleh beberapa pria berjas rapi yang mengelilingi keduanya sehingga percakapan mereka aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATEFUL LOVE [BxB] #2
General Fiction[ 27062015 - ] The second book of LOVE series. Dua remaja berteman dekat. Namun mereka bukan sekedar teman biasa. Mereka terikat hubungan 'sahabat' . Namun mereka bukanlah sahabat biasa. Karena hubungan mereka lebih dari itu. Dan ketika hubungan...