FL ~ 08 ✅

439 47 3
                                    

FL ~ 08
.
.
.
.
.
"APAAA???"

Teriakan Hotma dan Arian membuat Alfiant menutup telinganya. Walau ia sudah menduga akan mendapat reaksi seperti ini namun suara keras keduanya hampir membuat gendang telinganya pecah.

"Bisa gak usah teriak-teriak? Telingaku masih normal!" sungut Alfiant.

"Gimana kita gak teriak kalo berita yang kau sampaikan membuat kita hampir mati berdiri?" pekik Hotma. Alfiant memutar bola matanya.

"Gak usah lebay deh, Hotma. Toh kalian gak mati kan?" ujar Alfiant.

"Not yet!" sahut Hotma cepat. Daaan Alfiant kembali memutar bola matanya.

"Kok bisa?" tanya Rian penasaran. Kedua sahabat tersebut menatap Alfiant, menunggu jawaban.

Alfiant mengangkat kedua bahunya. "Katanya aku dipilih oleh kakeknya. Tapi siapa kakeknya, aku juga gak inget."

"Tapi salah satu syaratnya adalah HARUS berdarah/keturunan Kerajaan Halfa. Apa kau punya hubungan darah dengan Halfa?" tanya Rian.

"Aku gak tau. Bibi Mei gak pernah cerita silsilah keluargaku. Yang aku tau, ayahku seorang jurnalis dan ibuku seorang guru." tukas Alfiant.

"Mungkin kakek/nenekmu berasal dari sana?" tanya Hotma.

Alfiant kembali mengangkat bahu. "Mungkin. Mereka gak pernah cerita tentang kakek/nenek kami. Jadi aku benar-benar blank."

Ketiganya terdiam. Berita tentang pertunangan Alfiant dan Pangeran Elmo membuat kedua sahabat Alfiant terkejut. Atau lebih tepatnya tersentak kaget.

"Lalu kau menerimanya?" tanya Rian.

Alfiant mengangguk. Ia menunjukkan untaian kalung safir di lehernya. "Ini kalung berharga keluarga kerajaan Halfa. Dan kalung ini adalah benda yang diberikan pada calon Ratu terpilih. Pangeran Elmo memberikannya saat terakhir kita bertemu."

"Pertanyaanku belum kau jawab dengan jujur, Al. Apa kau menerimanya?" tanya Rian tegas.

Alfiant menatap Rian. "Apa aku bisa menolak saat para tetua sudah memilihku?" tanya Alfiant.

"Al..."

"Ya. Aku menerimanya. Walau aku masih bingung dengan semua ini tapi aku menerima tugas yang sudah diberikan padaku."

Saat Arian ingin berkata lagi, Alfiant meneruskan ucapannya. "Ya, aku menerimanya karena aku mulai menyukainya."

Hotma terbelalak dengan mulut terbuka. Sementara Arian menghela nafas panjang.

"Kau...kau...menyukai Pangeran Elmo?" tanya Hotma tidak yakin.

Alfiant diam sejenak sebelum mengangguk.

"Ini..aku...aku gak tau mau bilang apa." ungkap Hotma jujur. Tangannya bergerak horizontal di udara.
"Selamat?" balas Alfiant. Ia menatap kedua sahabatnya dengan tatapan cemas. Cemas karena takut keduanya akan menjauh setelah mendengar berita pertunangannya.

"Selamat atas pertunanganmu, Al. Dan apapun yang terjadi, kau tetap sahabat kami. Ya kan, Hotma?" tegas Arian sambil menyikut perut Hotma. Hotma mengangguk cepat bahkan mungkin sebelum Arian bertanya, ia sudah mengangguk-angguk.

Alfiant menghembuskan nafas lega. Ia takkan kehilangan sahabat terbaiknya. Setidaknya itulah yang membuatnya lega saat ini.

"Sejak kapan kau menyukai Pangeran Elmo?" tanya Hotma yang disertai pelototan tajam dari Arian.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang