FL ~ 23 ✅

86 16 0
                                    

FL ~ 23
.
.
.
.
.
Hotma melangkahkan kakinya dengan santai memasuki sebuah hotel ternama di kota Vale. Wajahnya datar namun langkahnya mantap. Dia mengacuhkan tatapan siapapun yang dilewatinya. Bahkan ia tak peduli jika ia menjadi pusat perhatian.

Langkahnya terhenti di tengah lobby. Matanya mencari seseorang yang ia pastikan sedang menunggunya. Saat akan melangkah menghampiri seseorang tersebut, lengan kirinya disentak mundur. Dengan cepat ia mengalihkan tatapan matanya pada sosok mungil yang bergelanyut padanya.

"Ada apa?" tanyanya.

Hotma kemudian berdiri tepat di hadapan gadis mungilnya. Menutupi pandangan orang tersebut pada adiknya. Ya, Hotma benar-benar mengajak Felicity dalam undangan makan malam dengan ayahnya, Demitri. Lagi....

"Fely?" tanya Hotma lagi.

Kali ini ia agak menundukkan kepalanya dan langsung melihat wajah Felicity yang memucat dan tubuhnya gemetar. Raut wajah cemas seketika tercipta di wajah tegasnya.

"Kamu sakit, Princessa?" tanyanya disertai dengan telapak tangan kanannya menyentuh dahi adik kecilnya tersebut.

Felicity menggeleng. Ia memang tidak sakit namun perasaan gelisah sudah di rasakannya sejak berangkat dari mansion mereka.

"Kau gugup?" tanya Hotma untuk yang kesekian kali.

Felicity mengangkat wajahnya dan matanya bersirobok dengan mata hazel milik Hotma. Dan tanpa berkatakan pun mereka sudah saling mengerti.

"Kau percaya padaku kan, mermaid?" Felicity hanya mampu mengangguk. Kedua tangan Hotma merengkuh wajah adik tercintanya tersebut.

"Maka kita harus meneruskan langkah kita untuk rencana yang sudah kita susun. Aku memahami perasaanmu saat ini tapi jangan lupa bahwa kita harus tetap maju. Apa yang akan terjadi nanti di sana, terjadilah. Kita takkan pernah tahu jika kita gak pergi. Jangan takut, Felicity. Aku akan selalu menggenggam tanganmu." ujar Hotma lembut dan pelan.

Felicity menutup kedua matanya. Kedua tangannya menumpu diatas kedua tangan Hotma yang masih merengkuh wajahnya. Dengan nafas berat, ia membuka mata. Senyum terhias dari bibirnya yang berbalut lipstik pink muda. Serasi dengan pakaian berwarna pink kombinasi motif floral cerah yang berhasil menampilkan aura dirinya.

"Aku siap, kak." kata Felicity dengan tegas. Walau mungkin ada sebersit kekhawatiran namun ia tahu bahwa sang kakak akan selalu bersamanya.

Hotma tersenyum. "Ini yang harus kita lalui, Fely. Awal dari semua rencana kita." bisiknya.

Felicity tersenyum lebar. Lalu keduanya kembali melangkah menuju ke sebuah ruangan yang sudah penuh dengan banyak orang dengan saling menggenggam tangan.

Dan seperti biasa, Vladimir menantinya di depan pintu masuk. Wajahnya tetap menampilkan mimik tidak suka ketika melihat sosok Felicity di samping Hotma.

"Ada yang membuatmu bad mood, Vlad?" tanya Hotma dengan nada santai namun matanya menyorot ketidaksukaannya pada reaksi Vlad saat melihat adiknya.

Vladimir membalas tatapan Hotma dengan ekspresi datar. Bekas luka yang ada diwajahnya membuatnya terlihat sangar.

"Tidak ada, Tuan Muda. Terima kasih atas perhatian Anda. Tuan Demitri sudah menunggu di dalam. Saya diminta untuk menjemput Anda saat Anda sudah sampai." jelasnya dengan wajah dibuat sedatar mungkin.

"Kenapa bukan Aleksei yang menjemputku disini?" tanya Hotma heran. Tangannya masih menggenggam tangan Felicity yang basah karena gugup.

FATEFUL LOVE [BxB] #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang